NYAMAN

17 5 0
                                    

RAINA POV
23:58 PM

Mataku terbuka diiringi kandung kemihku yang sangat penuh dan meminta untuk segera di keluarkan. Aku terbangun dan duduk menahan rasa tak tertahankan ini.

Aku harus bangunkan siapa? Batinku.

Aku takut sendirian. Gumamku yang kemudian mengambil ponselku dan menyalakan senter pada ponselku dan membuka tenda sedikit.

Tidak ada orang, kalau aku bangunin temen perempuan pasti gak akan ada yang mau nemenin. Gumamku sembari mengempit kakiku.

Aku minta tolong Arya aja deh. Batinku.

Aku langsung keluar tenda, sebenarnya aku ingin bersama Arya karna aku tidak akrab dengan yang lain. Walaupun mereka teman sekelasku. Aku sedikit terkejut karna tidak menemukan Arya diluar, atau dia sudah tidur didalam? Aku membuka tenda lelaki perlahan dan melihat Arya dan teman-temanku yang lain tengah tertidur.

Apa harus aku bangunkan? Gumamku ragu.

Perlahan aku menyentuh kakinya dan menepuknya pelan untuk membangunkannya. Aku tak berhenti menepuk kakinya.

"Arya... bangun... please..." ucapku pelan sedikit gemetar karna kebelet.

Aku tak berhenti membangunkannya sampai akhirnya, aku menepuknya sedikit kencang karna sudah terlalu kebelet.
Arya perlahan membuka matanya dan langsung menatapku yang tengah berada di ambang pintu tenda.

"Lu ngapain ke tenda cowo?" Tegas Arya yang langsung bangun dan duduk.

"Cepetan keluar, temenin gua pipis. Kebelet ni. Ayo temenin gua."pintaku sembari menarik-narik pergelangan tangannya.

"Ah elah, yaudah bentar."sahutnya yang langsung keluar dari tenda.

Aku langsung menarik tangannya untuk menuju ke semak-semak.

"Lu mau pipis dimana? Gua cowo loh. Lu udah gila ya?" Celoteh Arya yang pasrah ditarik olehku.

"Lu pegang senternya, terus arahin ke gua. Karna gua takut gelap, tapi lu gak boleh ngeliat ke gua. Kalau lu liat--" ucapku menggantung karna sudah kebelet.

Aku langsung memberikan senter itu dan masuk kedalam semak-semak. Arya mengikuti arahanku dengan sangat baik, aku masih bisa menatap tubuhnya yang setengah berbalik dan memalingkan pandangannya dariku. Aku tersenyum kecil, dan langsung mengeluarkan tahanan kandung kemihku.

"Jangan ngintip!! Kalau ngintip gua gampar lu!!"seruku pada Arya.

"Siapa yang mau liatin lu. Geer."celotehnya yang membuatku sukses kesal.

"Udah belum?lama banget. Pegel nih." Ucapnya tanpa melihatku sedikitpun.

"Bentar." Jawabku sembari keluar dari semak-semak dan berdiri di belakangnya menatapnya sembari tersenyum.

Dia baik ternyata. Batinku.

"Udah belum ih, gua intip nih ya."ucapnya sembari hendak membalikkan tubuhnya.

"Anj***!!" Teriaknya terkejut ketika melihatku sudah berada di hadapannya dan langsung jatuh tersungkur pada pasir pantai.

Aku tertawa terbahak ketika melihatnya yang jatuh karna terkejut.

"Lu gak apa-apa kan?"tanyaku sembari membungkuk dan memberikan tanganku untuk membantunya berdiri.

"Udah gua temenin, masih aja iseng." Gerutunya yang langsung berdiri tanpa menerima bantuanku dan langsung pergi meninggalkanku dengan membawa senternya.

Aku tak berani berjalan menghampirinya, karna terlalu gelap. Aku memejamkan mataku, karna tidak berani melihat ke sekitarku.

"Arya,,, tungguin gua... gua takut..." ucapku yang masih memejamkan mataku.

Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang