.
.
.
"Mau ngomong apa? Ngomong aja." Ucapku dengan sangat lugu dihadapan Vincent."Nanti aja deh waktu pulang, kamu masuk kelas aja sana."sahut Vincent menatapku dengan sangat ramah.
"Ohh, oke. Semangat belajarnya ya kak Vincent." Ujarku sembari membalas senyumannya. Vincent membalasnya dengan anggukan lembut.
Aku langsung berlari menaikki anak tangga dan meninggalkan Vincent, saat aku sudah sampai di lantai kelasku, aku melihat Arya yang tengah menatapku dari ambang pintu kemudian masuk kedalam kelas. Aku mengekorinya namun berpisah saat aku duduk di kursiku. Selama pelajaran berlangsung, aku sibuk bercanda dengan beberapa teman-temanku.
"Lu lagi ada masalah sama Arya?" Tanya Salsa merusak topik.
"Siapa?" Tegasku.
"Lu lah Rai, lu lagi ada masalah sama Arya?" Timpal Shilla.
"Kenapa kalian bisa nanya gitu?" Tanyaku heran.
"Keliatan lah, biasanya kalian ribut, Arya juga bakal gangguin lu. Sekarang kalian diem-dieman." Jelas Salsa.
"Apa karna lu udah punya pacar?" Timpal Shilla.
"Iya kali." Ucapku singkat.
"Lu nyembunyiin sesuatu ya Rai?" Tanya Shilla heran.
"Enggak." Jawabku sembari melirik Arya yang sama sekali tidak pernah melirikku lagi.
Sungguh, sebenarnya aku merasa hampa. Selama 3 bulan kami diam, ini semua memang salahku, aku tidak bisa tegas mengambil keputusan.
Bel istirahat berdering nyaring, disusul dengan derap kaki siswa keluar dari ruang kelas. Aku pun begitu, melangkah menuruni tangga untuk ke kantin bersama Vincent. Namun aneh, tidak seperti biasanya kali ini dibawah tangga tidak ada Vincent. Ia juga tidak memberiku pesan, aku berusaha untuk berfikir positif mungkin saja Vincent sedang sibuk secara dia saat ini duduk dibangku kelas 12.Aku melangkah seorang diri menuju kantin, wajahku datar tak ada raut yang berarti apapun. Sungguh, sebenarnya aku merasa hampa. Saat aku berhenti di ambang pintu kantin, aku bertemu dengan Vincent namun sedang makan bersama seorang wanita yang ku kenal seangkatan dengannya.
Jujur, aku cemburu. Dia tidak mengirimiku pesan apapun dan membiarkanku ke kantin seorang diri. Lalu mataku menemukannya dengan seorang wanita. Saat aku diam mematung, pandanganku beralih pada Arya yang tengah menatapku dari ujung kantin dan tatapannya beralih pada Vincent yang tengah bersama wanita lain. Tampak wajahnya yang konyol berubah menjadi geram ketika melihat Vincent bukan bersamaku.
Jika aku tidak menghampiri Vincent, Arya pasti akan melakukan sesuatu. Aku harus bertindak seolah tidak cemburu. Gumamku yang memantapkan langkahan kakiku untuk menghampiri Vincent.
"Eh kak Vincent." Sapaku disamping Vincent diiringi lirikanku pada wanita itu.
"Loh, kamu udah istirahat? Maaf ya, tadi gak nungguin kamu." Ucap Vincent diiringi senyumannya, akupun membalasnya namun senyumanku seperti tampak tidak tulus.
"Sini duduk." Ujar Vincent dan menyuruhku duduk di sampingnya.
Akupun akhirnya duduk disamping Vincent, namun tepat setelah aku duduk. Wanita itu justru izin untuk kembali ke kelas. Aku tidak menggubris apa yang telah ku lihat dan terjadi hari ini, Vincent pun tampak seperti tak ingin memberi penjelasan apapun.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Vincent.
"Enggak." Sahutku singkat karna suasana hatiku yang kini sedang tidak baik.
"Maaf." Ucap Vincent.
Saat Vincent mengucapkan kata maaf aku mengingat sesuatu.
🌿🥀🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]
Teen Fiction"Salam dari wajah sinis tak bermakna, menyimpan kecewa tanpa sepatah kata. Dengan segala hati yang terisi sepihak, membuat goresan luka kembali dan tersayat semakin dalam. Lalu air mulai menggenang di pelupuk mata, jika harus menyaksikan sang bulan...