Are You Comfort?

17 2 0
                                    

Desember 2019,
18:30 PM
Raina POV

Ini adalah bulan yang ku tunggu-tunggu, terutama untuk melupakan Vincent dari hidupku. Angkatanku akan ke Yogyakarta! Ayahku mengantarku ke titik kumpul, dengan mobil sport berwarna putih mobil itu melaju dengan aku yang duduk di kursi samping ayahku.

"Nanti kemana aja?" Tanya ayahku yang masih fokus menyetir.

"Universitas Diponegoro, candi prambanan, lereng merapi, malioboro, terakhir Universitas Gadjah Mada. Aku boleh sekalian liburan ke rumah nenek kan yah?" Tanyaku pada ayah.

"Enggak." Sahut ayahku singkat.

Jawabannya itu bukan hanya sekali yang telah keluar dari mulut ayahku bahkan ibuku juga berkata demikian. Seperti biasa, setelah mendengar jawabannya bibirku langsung mencibir.
Saat sampai di titik kumpul, aku diminta untuk turun dan mencari letak busku. Dengan tas selempang kecil aku mengitari satu persatu bus yang terparkir sampai akhirnya aku menemukannya. Aku masuk melalui pintu belakang bus. Perlahan aku menaiki anak tangga dan tepat saja mataku bertemu dengan Arya yang duduk di kursi tepat didepan pintu belakang. Aku tak menggubrisnya dan mencari keberadaan Salsa yang akan duduk bersamaku. Aku sempat diam mematung karna Salsa mendapatkan kursi didekat pintu belakang yang artinya berada di depan serong kiri dari Arya.

"Kok duduk di belakang?" Tanyaku pada Salsa.

"Dapetnya disini, lu juga sih datengnya lama." Sahut Salsa.

"Macet tadi di jalan." Jawabku.

"Lu duduk dimana?" Lanjutku.

"Deket jendela, lu dipinggir."sahut Salsa yang membuatku meneguk ludah, yang benar saja kursiku semakin dekat dengan Arya. Tanpa berfikir panjang aku langsung melempar tas kecilku ke kursi bus, dan kembali keluar untuk memanggil ayahku mengantarkan koperku.

Kini aku sudah duduk tenang didalam bus, dengan Arya yang tengah bercanda dengan teman sebangkunya. Dan Salsa yang sibuk memainkan ponselnya. Tak lama kemudian, bus mulai jalan. Belum lama berjalan, tiba-tiba manusia aneh itu mulai menggangguku.

"Rai." Panggil Arya dari belakang serong kananku. Aku berpura-pura tak mendengarmya dan sibuk memainkan ponselku.

"Rai gua laper, Rai."ucap Arya menepuk-nepuk kursiku yang secara tidak langsung membuatku terganggu.

"Ya terus?kalau lu laper apa hubungannya sama gua?" Sahutku diiringi dengan tatapanku sekilas.

"Bagi makanan, lu bawa makanan kan." Jawab Arya memohon padaku.

Aku langsung merogoh tas snackku dan mengeluarkan chiki besar yang rencana awalnya akan ku makan saat tengah malam, namun manusia itu berhasil merebutnya.

"Nih." Ucapku sembari melempar chiki itu ke pangkuannya.

Arya memakan snack pemberianku, dengan sesekali membagikannya pada teman-temannya yang lain.

"Lu gak mau Rai?" Tanya Arya.

"Enggak." Sahutku singkat tanpa melihatnya.

Beberapa menit kemudian, aku mulai tergiur saat Arya menegaskan.

"Ada lagi gak ni yang mau?" Tawarnya.

"Gua mau deh." Sahutku sembari memutar tubuhku dan menyodorkan tanganku.

"Tadi bilangnya gak mau."celoteh Arya yang juga menyodorkan snack itu padaku agar aku bisa merogohnya.

23:00 PM

"Rai, lu kedinginan gak?" Tanya Salsa.

"Enggak, kan ACnya udah lu matiin." Sahutku.

"Gua lupa bawa jaket gimana dong." Ucap Salsa.

Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang