🤍Day 4🤍

168 27 1
                                    

Ryujin POV

Hari ini lagi-lagi aku harus menghabiskan hari liburku di luar rumah. Hyunjin mengajakku untuk pergi ke lapangan basket indoor yang biasa ia datangi. Namun hari ini aku pergi seorang diri, tidak dijemput oleh Hyunjin karena pria itu sudah berangkat lebih dulu tadi pagi. Sebenarnya Hyunjin mau menjemputku, namun aku memilih untuk berangkat sendiri agar bisa tidur lebih lama.

Sekarang sudah pukul 2 siang. Aku harus segera berangkat menemui Hyunjin atau laki-laki itu akan marah kepadaku selama satu minggu. Aku berpamitan pada eommaku dan berjalan menuju ke halte bus terdekat. Tak lama bus itu datang dan aku segera menaikinya. Bus tidak terlalu ramai sehingga aku bisa duduk di tempat manapun yang aku suka. Jarang sekali bus sepi seperti ini.

Sekitar 20 menit kemudian, aku sudah turun dari bus dan langsung menuju ke lapangan indoor yang tidak jauh dari halte bus. Begitu aku masuk ke dalam, aku langsung melihat Hyunjin dan beberapa laki-laki dari kelasku sibuk berlarian mengejar bola.

Aku memilih untuk duduk di salah satu bangku panjang di luar lapangan. Aku melakukannya secara diam-diam agar tidak mengganggu konsentrasi mereka. Wajah mereka terlihat sangat serius sekali.

Sebenarnya Hyunjin tergabung dalam anggota tim inti basket sekolahku. Bisa dibilang, Hyunjin termasuk populer di kalangan para wanita. Jika mereka sedang berlatih di lapangan sekolah, banyak wanita-wanita yang bahkan rela untuk membolos kelas demi melihat Hyunjin bermain.

Aku termasuk beruntung karena bisa melihat Hyunjin latihan basket selain di lapangan sekolah. Yah, itu semua karena statusku yang merupakan sahabatnya.

Tak lama kudengar suara seseorang mengatakan 'istirahat'. Hyunjin berjalan ke luar lapangan dan menghampiriku.

"Sejak kapan ada di sini? Maaf aku nggak sadar kamu udah dateng." Tanya Hyunjin.

"Nggak lama. Bersihin keringet dulu sana. Lihat tuh netes-netes. Jorok banget sih." Balasku dengan ketus.

"Iya..iya bawel banget sih." Sebelum ia beranjak pergi ke arah lokernya, ia masih sempat-sempatnya mengacak-acak rambutku. Kelakuannya itu benar-benar membuatku geram.

Belum sempat aku berdiri, Hyunjin sudah kabur terlebih dahulu ke arah lokernya sambil mengejekku dengan menjulurkan lidahnya. Dasar Hwang Hyunjin! Selalu saja jahil disetiap saat.

Hyunjin kembali lagi ke tempatku sambil mengusapkan handuk ke dahinya. Ia membawa sebuah botol mineral di tangan kanannya. Pria itu duduk di sebelahku dan mulai menegak minumannya. Hyunjin terlihat sangat lelah sekali.

Oh ya, diam-diam aku sudah membuatkan Hyunjin makan siang tadi pagi. Kurasa ia tidak menyadari tas kecil yang tergeletak dengan jelas di sebelahku.

"Nih, makan dulu biar bisa main lagi." Aku mendorong tas itu ke arah Hyunjin. Ia segera menyambar tas itu dan membukanya.

"Ih tau aja aku lagi ngidam nasi goreng kimchi." Ucap Hyunjin kemudian menutup tempat makan itu lagi dan memasukkannya ke dalam tas.

"Loh kenapa ditutup?" Tanyaku dengan terkejut. Kukira ia akan memakannya tadi.

"Nanti aja kumakan. Kalau kumakan sekarang, bisa-bisa aku kena usus buntu dong." Jawab Hyunjin dengan nada mengejek. Ia mengacak rambutku lagi sebelum pergi bergabung dengan yang lainnya di tengah lapangan.

Benar juga...kenapa aku tidak berpikir begitu? Kalau Hyunjin usus buntu, pasti aku yang repot juga.

Repot disalahin maksudnya.

Satu jam berlalu dengan segala kegabutan yang ada, akhirnya Hyunjin dan yang lainnya mengakhiri permainan mereka. Aku yang melihat Hyunjin keluar dari lapangan, segera menaruh lompat tali yang kugunakan untuk mengusir kegabutanku dan berjalan menghampirinya.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang