💢Day 3💢

205 29 0
                                    

Shin Ryujin POV

Permintaan Yeji dan jawaban Hyunjin kemarin terus terngiang-ngiang di kepalaku silih berganti seperti dengungan lalat yang mengganggu. Aku bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak dan terus memikirkannya. Ada banyak perasaan yang berkecamuk dalam diriku. Aku berusaha untuk terus menyingkirkannya, namun aku tidak bisa melakukannya.

Hari ini aku dan Hyunjin akan melakukan survei ke beberapa panti asuhan yang ada di kota. Jisung sudah mengirimkan alamat panti asuhan yang berpotensi kepada Hyunjin. Aku sedang menunggunya di depan pintu rumahku. Sudah sepuluh menit yang lalu aku keluar dari rumahku dan masih belum melihat Hyujin.

Dasar Hyunjin...selalu saja telat.

Tinn

Sebuah klakson mobil mengejutkanku. Dari kejauhan, aku bisa melihat mobil Hyunjin yang melaju dengan cukup cepat. Kebiasaan bagi seorang Hwang Hyunjin untuk menyalakan klakson mobilnya saat jaraknya sudah cukup dekat dengan rumahku. Alasannya adalah aku hafal dengan suara klakson mobilnya dan dengan begitu aku tahu kapan ia tiba.

Begitu mobil Hyunjin berhenti tepat di depan rumahku, aku segera masuk ke dalam mobilnya dan memasang sabuk pengamanku. Tak lama kemudian, Hyunjin sudah melajukan mobilnya.

"Ke mana dulu ini?" Tanyaku pada Hyunjin, membuka pembicaraan diantara kami. Hyunjin memandangku sekilas sebelum kembali berfokus pada jalanan yang ada di depan.

"Kita ke daerah Yongsan sekarang. Di sana ada dua panti asuhan yang bisa kita kunjungi. Setelah itu, kita ke daerah Gwangjin lalu terakhir kita ke daerah Gangnam. Semoga saja tidak macet jadi kita bisa sempat mengunjungi semuanya." Jelas Hyunjin. Aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban dan memilih untuk meliat lurus ke depan.

Karena sekarang masih pagi, jalanan masih belum ramai. Hyunjin terus melajukan mobilnya ke daerah Yongsan yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku.

"Kau kurang tidur?" Suara Hyunjin tiba-tiba memecah keheningan di antara kami. Aku refleks melayangkan tatapanku padanya yang kini juga menatapku. Wajahnya terlihat khawatir.

"Yah...begitulah." Balasku jujur.

"Masih mikirin yang kemarin?"

"Nggak...aku hanya terlalu banyak membaca novel jadi lupa waktu. Tidak ada hubungannya dengan yang kemarin." Kali ini aku berbohong. Aku hanya tidak ingin Hyunjin membahasnya lagi dan membuatku kembali memikirkannya.

Walaupun sebenarnya sejak tadi pikiran itu tidak bisa keluar dari otakku.

"Aku tahu kau bohong. Katakan saja dengan jujur, kau ingin aku berbuat apa? Aku akan menurutinya." Balas Hyunjin. Sepertinya usahaku untuk tidak membuat kami membahas hal itu ternyata gagal.

"Aku...aku ingin kau mencoba dekat dengan Hwang Yeji."

"Maksudku...Yeji kemarin bilang padaku kalau ia menyukaimu sejak lama. Aku nggak secara terang-terangan bilang menyuruhmu untuk menjadi pacarnya. Semuanya tergatung keputusanmu. Aku hanya ingin...kalian kenal lebih dekat."

Sebenarnya susah sekali merancang kalimat-kalimat yang baru saja kuutarakan itu. Otakku seakan harus bekerja lebih cepat dari biasanya demi menjaga perasaan Hyunjin.

Aku melirik ke arah Hyunjin kembali. Ia masih terdiam setelah aku menyelesaikan kalimatku. Terlihat dari kerutan yang tercetak pada dahinya, ia sedang berpikir keras dan berusaha memahami kata-kataku dengan baik. Akhirnya beberapa detik kemudian ia menghembuskan nafas berat.

"Baiklah, aku akan menuruti keinginanmu. Tapi kalau aku sudah merasa tidak cocok dengannya, kau tidak boleh memaksaku lagi. Janji?" Ia menyodorkan jari kelingkingnya ke arahku. Dengan mantap, aku mengaitkan jari kelingkingku dengan miliknya. Aku mengangguk dengan mantap sebagai tanda persetujuanku akan pernyataannya itu.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang