🎀Day 28 - 1🎀

111 22 3
                                    

Author POV

Sinar matahari yang terik pelan-pelan mulai menembus kisi-kisi jendela. Cahayanya jatuh tepat di wajah Hyunjin. Laki-laki itu mulai membuka matanya perlahan sambil mengerjapkannya beberapa kali untuk membiasakan penglihatannya dengan sekitarnya. Kepalanya berdenyut luar biasa. Refleks ia memegang kepalanya sendiri dengan kedua tangannya yang terikat. Saat ia berusaha untuk menegakkan tubuhnya, rasa sakit pada kepalanya semakin terasa. Namun ia terus memaksa dirinya supaya bisa duduk dengan tegak.

Posisinya saat ini benar-benar seperti orang yang dikurung. Ia berada di sebuah ruangan yang mirip seperti gudang dengan box-box coklat berdebu bertebaran di sekeliling ruangan itu. Tangan dan kakinya sama-sama terikat dengan sebuah tali pengikat kabel. Entah sudah berapa jam ia terikat seperti itu, ia tidak tahu sama sekali. Yang jelas, pergelangan tangan dan kakinya mulai membiru akibat ikatan itu.

Kini ia berusaha memposisikan tubuhnya untuk berdiri. Walaupun ia masih merasakan rasa sakit pada bagian kepalanya, ia tetap harus berdiri untuk melihat-lihat isi ruangan ini dan bergerak menuju ke pintu. Berkat tubuhnya yang cukup lentur itu, ia berhasil berdiri dengan kedua kakinya.

Ia berjalan dengan langkah kecil ke pintu yang ada di ruangan itu. Tangannya mulai menggapai pegangan pintu dan mulai memutarnya.

Terkunci!

Sebelumnya ia sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Mana mungkin pintu ruangan tempatnya ini tidak terkunci?

Tok... tok...tok

Suara ketukan segera membuat atensi Hyunjin teralihkan. Kini ia mulai menajamkan kedua telinganya, berusaha untuk mendengarkan suara-suara itu lagi. Ia yakin sekali suara itu tidak berasal dari pintu yang ada di sebelahnya ini.

Tok...tok...tok

Suara ketukan itu kembali ia dengar. Sekarang ia yakin bahwa suara itu berasal dari atap ruangan. Setelah memperhatikan sekitarnya, barulah ia sadar kalau pintu yang ada di sebelahnya ini bukanlah satu-satunya pintu yang ada di ruangannya itu. Ada sebuah pintu lain di sana dan letaknya berada di langit-langit ruangan. Kini Hyunjin bisa menyimpulkan kalau posisinya sekarang berada di ruangan bawah tanah. Hanya saja ia tidak tahu pintu yang ada di sebelahnya ini sebenarnya menuju ke mana.

Berdasarkan analisanya, seharusnya pintu di langit-langit ruangannya itu tidak dikunci sama sekali. Ia hanya perlu mendorong pintu itu dan memanjat keluar. Sekarang ia perlu mencari benda yang bisa membawanya mencapai tempat itu. Lagipula langit-langit ruangan itu sebenarnya tidak terlalu tinggi, tapi tetap saja ia butuh kursi atau apapun untuk bisa meraihnya.

Pandangannya tertuju pada box-box yang ada di ruangan itu. Ia mulai mengambil box-box coklat yang masih kokoh dan mulai menyusunnya. Ia hanya perlu 3 kotak supaya bisa mencapai langit-langit ruangan itu. Dengan segala perjuangan dan rasa sakit pada kepala serta kakinya, ia mulai menyusun box-box itu.

Sebenarnya ia cukup kesulitan harus menaiki box-box itu dengan kondisi kakinya yang terikat kuat. Pandanganya mulai menjelajahi ruangan itu lagi, berharap menemukan sebuah benda tajam yang bisa ia gunakan untuk memotong ikatan-ikatan itu. Tapi hasilnya nihil, tidak ada benda-benda yang ia inginkan itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengubah posisi kotak itu sehingga membentuk sebuah tangga. Seharusnya jika posisinya seperti itu, ia masih bisa melangkah dengan mudah. Akhirnya ia mulai mencari 3 box coklat yang lainnya dan mulai menyusunnya seperti yang telah ia pikirkan tadi. Setelah semuanya berhasil tersusun, ia mulai menaiki box-box coklat itu. Semoga box-box itu cukup kuat untuk menahan berat tubuhnya.

Ia berhasil mencapai box terakhir. Tangannya ia angkat untuk mendorong pintu itu. Dugaannya ternyata benar, pintu itu tidak terkunci sama sekali. Ia langsung mendorongnya dengan sekuat tenaga dan mulai memanjat keluar dari sana dengan susah payah.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang