♠️Day 22♠️

117 24 2
                                    

Hari ini akan menjadi hari terakhirku berada di rumah sakit. Sudah pasti aku senang sekali karena akhirnya bisa keluar dari tempat terkutuk ini. Dokter yang menanganiku berkata bahwa kondisiku sudah jauh lebih baik dan bisa melakukakan pemulihan secara mandiri di rumah. Eommaku yang mendengar hal itu juga ikut gembira bersamaku.

Walaupun aku sudah menerima berita baik seperti itu, tapi tetap saja saat ini aku masih merasa bosan. Aku harus melewati hari ini untuk sampai di hari esok. Benar-benar membosankan menunggu hari esok. Aku tidak tahu harus melakukan hal apa.

Oh ya, kemarin Hyunjin baru pulang larut malam sekali saat eommaku datang untuk menjagaku. Begitulah yang eomma ceritakan padaku. Pasalnya waktu itu aku tertidur karena usapan tangan Hyunjin di kepalaku. Karena hal itu, aku jadi tidak bisa melihat kepulangan Hyunjin.

Tapi jujur saja, aku masih agak bingung dengan ucapannya kemarin. Jadi sebenarnya dia sudah tahu hal apa yang telah kusembunyikan darinya? Atau dia ingin mencari tahu tentang hal yang kusembunyikan itu mulai dari sekarang? Sampai detik ini, aku masih bertanya-tanya tentang maksud Hyunjin kemarin.

Namun yang lebih penting dari semuanya adalah Hyunjin sudah tidak marah lagi padaku. Itu hal yang benar-benar kuinginkan. Aku tidak ingin Hyunjin terus menerus menjauh dari aku. Kalau bisa, aku ingin kami seperti dulu lagi.

Setelah kupikir-pikir lebih mendalam lagi, penyebab hubunganku dan Hyunjin jadi renggang adalah Jeno. Andai saja aku tidak menerima permainan bodohnya itu dan malah terjebak menjadi kekasihnya selama 1 minggu, mungkin aku dan Hyunjin masih seperti dulu. Kalau saja aku menolak permainan itu, mungkin Hyunjin dan Yeji tidak menjadi sepasang kekasih.

Berarti memang dari awal, ini semua adalah salahku. Seharusnya aku tidak sebodoh itu menerima tawaran dari Jeno. Tapi disisi lain juga, aku perlu informasi tentang Yeji yang ingin berbuat jahat pada Hyunjin. Berkat permainan bodoh itu, aku jadi sedikit tahu tentang asal usul Yeji dan juga niat jahatnya.

Yah, sebuah pilihan memang pasti mengandung sebab akibat. Ada yang aku dapat dan ada yang aku lepaskan. Aku mendapatkan hal yang begitu berharga, tapi disisi lain juga aku kehilangan sesuatu yang amat berharga juga.

Ahh....hidup ini memang memusingkan.








Ting!










Sebuah pesan masuk segera mengalihkan perhatianku. Aku segera mengambil ponselku yang tergeletak tak jauh dari tubuhku dan segera membuka pesan yang baru saja masuk itu.

Dari Hwang Yeji.

Mau apalagi perempuan ini?



Hwang Yeji

Gimana? Puas kemarin didatengin sama Hyunjin?

Shin Ryujin

Harus aku jawab ya?

Hwang Yeji

Udah mulai  kurang ajar nih...

Udah sembuh nih berarti?

Ya udah deh malem nanti siap-siap terima kejutan dari aku yah

Itung-itung sebagai balasan dari aku karena kemarin Hyunjin udah bohong sama aku.


Shin Ryujin

Bohong?

Maksudnya?

Btw, aku nggak mau terima hadiah apa-apa dari kamu

Kasihin orang lain aja, aku ikhlas.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang