🎆Day 7🎆

118 22 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir dalam tahun 2019. Tentunya hari ini sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang. Malam pergantian tahun ini juga, aku ingin merayakannya dengan istimewah seperti biasanya.

BBQ-an bersama dengan keluarga.

Masih kurang 15 jam lagi sebelum pergantian tahun baru. Aku hanya membaringkan diriku di kasur sambil memainkan ponselku. Foto-foto yang kemarin kuambil bersama dengan Hyunjin terus kupandangi. Seulas senyum tanpa sadar kukeluarkan secara refleks.

Ah, apa sih yang kubayangkan dari tadi?

Aku langsung menutup layar ponselku dan meletakkanya jauh dari tubuhku. Aku memutuskan untuk tidak melihat ponselku lagi selama beberapa jam kedepan, atau aku akan berakhir memandangi foto yang kemarin.

Kini aku merasa sangat bosan sekali. Para orangtua itu sedang pergi bersama dan Hyunjin juga pergi meninggalkanku sendiri karena ia ingin bertemu dengan temannya di sini. Alhasil, aku hanya seorang diri di villa yang begitu besar ini.

Aku memandangi pantai melalui jendela kamarku. Ombaknya cukup tinggi dan cuacanya tidak terlalu bagus. Langit agak keabu-abuan dan anginnya juga cukup kencang. Setelah menimang-nimang cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke pantai itu sebentar. Daripada bosan hanya berguling-guling di tempat tidur, sebaiknya aku melakukan aktivitas di luar.

Aku segera memakai coatku dan tak lupa sarung tangan agar tetap hangat. Setelah selesai, aku mengunci villa dan segera pergi ke pantai itu. Salju turun dengan lembut dan jalanan mulai dipenuhi oleh butiran putih itu walaupun masih belum tebal.

Begitu sampai di pantai, aku bisa merasakan hawa dingin segera menusuk kulitku. Aku mengeratkan coatku sambil terus berpegangan pada hot pack yang ada pada saku coatku. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sepanjang pantai itu. Seperti biasa, tidak ada siapapun di sana dan hanya ada aku seorang ini.

Justru aku suka dengan keadaan seperti ini. Sudah lama sekali aku tidak merasakan ketenangan.

Kurasa aku sudah berjalan hampir dua jam. Aku mencari-cari ponselku untuk melihat jam. Aku menggeledah semua saku dan tak menemukan benda kotak itu.

Ah bodohnya aku! Aku meninggalkannya di tempat tidur tadi. Kenapa aku bisa selupa ini?

Salju mulai turun dengan keras. Sepertinya sebentar lagi akan badai salju. Jika begini ceritanya, aku harus segera kembali ke villa sebelum aku terjebak. Saat aku hendak kembali ke arah villaku, angin mulai berhembus dengan sangat kencang bahkan membuat jarak pandang jadi terbatas.

Apa badai saljunya sudah mulai?

Aku terus melangkah dengan cukup cepat walaupun sedikit kesusahan karena tubuhku melawan arah gerak angin. Aku mengeluarkan hot pack-ku dari dalam saku supaya bisa kupegang sembari mengayunkan tanganku untuk melangkah dengan cepat. Justru langkah yang kuambil tersebut salah besar.

Syutttttttt

Hot pack yang kugenggam terlepas dan segera terbawa angin menuju ke laut. Sebaiknya aku tidak menggubrisnya dan segera pulang. Situasi sekarang benar-benar sangat menyulitkan.

Badai salju sudah dimulai. Salju-salju mulai turun dengan cepat dan mulai menutupi jalanan. Yap, tentu saja jalanku semakin lambat karena tumpukan salju yang menebal. Kurasa aku tadi berjalan cukup jauh dari villa hingga tidak sampai-sampai ke tempat itu.

Aku melihat sebuah rumah yang tak jauh dari tempatku. Setelah berpikir sejenak, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sebentar di sana sebelum kembali ke villa. Seharusnya ini tidak akan berlangsung lama.

Akhirnya aku sampai di rumah itu. Lebih tepatnya itu bangunan yang dulunya kedai namun tidak ditempati lagi sekarang. Jujur, aku takut sekali melihat keadaannya yang berantakan, kotor dan gelap, namun aku tidak punya pilihan lain. Seluruh tubuhku hampir membeku, bahkan ujung jari tanganku yang terbalut oleh sarung tangan juga mati rasa. Aku bahkan tidak bisa merasakan ujung hidungku.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang