🌱Day 26🌱

112 23 1
                                    

Author POV

Setelah kejadian kemarin, akhirnya Hyunjin menginap di rumah keluarga Ryujin. Keluarga Ryujin sudah mendengar tentang musibah yang dialami oleh keluarga Hyunjin, jadi mereka menyuruh Hyunjin untuk tinggal sementara waktu di rumah Ryujin sampai kedua orang tuanya ditemukan.

Hyunjin sudah semakin yakin kalau ada seseorang yang telah membawa pergi kedua orang tuanya. Kalaupun orang tuanya hanya berjalan-jalan sebentar di sekitar rumahnya, pasti mereka akan segera kembali. Namun, hingga kini, kedua orang tuanya tidak kembali sama sekali.

Hari ini, Hyunjin memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Kondisinya masih sangat terguncang. Bahkan ia tidak tidur sama sekali sejak malam kemarin. Otaknya penuh dengan spekulasi-spekulasi hal-hal yang akhir-akhir ini datang di hidupnya. Tubuhnya ia sandarkan pada dinding sambil memeluk sebuah boneka kelinci besar milik Ryujin.

Saat ini posisinya ada di kamar Ryujin. Orang tua Ryujin sendiri yang menyuruh Hyunjin untuk tidur di sana karena kamar tamu mereka masih belum dibersihkan sama sekali. Alhasil, kepala Hyunjin seakan ingin pecah sekarang. Tak hanya memikirkan keberadaan orang tuanya, ia juga harus memikirkan keadaan Ryujin yang juga menghilang. Kepalanya benar-benar sakit memikirkan itu semua.

Hyunjin memutuskan untuk memainkan ponselnya. Saat netranya menemukan nama Yeji, emosinya segera naik. Ia langsung membuang boneka kelinci milik Ryujin yang sedari tadi ia peluk, dan langsung bangkit berdiri. Ia mengenakan jaket hoodie-nya dengan cepat dan menyambar kunci mobilnya. Ia sempat berpamitan pada ibu Ryujin sebelum pergi memacu mobilnya.

Mobil Hyunjin telah terparkir sempurna di area sekolahnya. Ia memang berniat untuk tidak menginjakkan kakinya di tempat ini, tapi ia tadi berpikir bahwa ia harus pergi ke tempat ini untuk mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang membingungkan ini.

Hyunjin mulai melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelasnya. Penampilannya yang seperti itu benar-benar menarik perhatian anak-anak yang kebetulan lewat di sana. Kebetulan sekali, saat ini sedang jam istirahat, sehingga akan sangat mudah baginya menemukan orang yang ia cari.

Kaki Hyunjin melangkah menuju ke kantin sekolahnya. Setelah mengedarkan pandangannya sebentar, akhirnya ia menemukan sosok yang ia cari. Ia segera menghampiri tempat itu dan menarik tangan orang yang ia cari itu dengan kasar. Yeji sama sekali tidak memberontak dan mengikuti langkah Hyunjin yang membawanya keluar dari ruang makan. Justru, aksi Hyunjin itu semakin menarik perhatian semua anak yang ada di sana. Satu detik kemudian, Hyunjin sudah menjadi bahan obrolan anak –anak yang ada di sana.

Hyunjin membawa Yeji menuju ke sebuah lorong sepi yang letaknya tak jauh dari kantin sekolahnya. Setelah itu, ia melepaskan cengkraman tangannya dan mendorong dengan keras tubuh Yeji menghantam pada dinding. Yeji sama sekali tidak protes dan hanya diam saja dirinya diperlakukan dengan kasar oleh Hyunjin.

"Nggak usah pura-pura lagi deh. Di mana kamu nyembunyiin orang tuaku dan Ryujin?" Tanya Hyunjin to the point. Ia sudah tak ingin bersikap manis atau berpura-pura tidak tahu lagi saat di depan Yeji.

"Kamu ngomong apa sih? Aku nggak paham sama sekali." Ucap Yeji.

"Masih mau bohong terus? Aku udah tau ya kalau kamu udah culik Ryujin. Terus kemarin kamu juga malah nyulik kedua orang tuaku."

"Jangan asal nuduh kamu. Aku nggak tau apa-apa."

"Masih mau ngelak? Aku punya bukti waktu Jeno bawa kabur Ryujin dari rumah sakit dan aku yakin itu juga ada hubungannya sama kamu. Jadi sekarang, cepet kamu kasih tau lokasi dimana kamu nyembunyiin mereka." Ujar Hyunjin yang terdengar seperti paksaan.

Yeji terdiam sejenak sambil menatap netra Hyunjin lekat-lekat. Namun setelah itu, Yeji menyunggingkan sebuah smirk dan memajukan tubuhnya semakin dekat pada Hyunjin. Melihat hal itu, Hyunjin tak gentar sama sekali. Ia masih pada posisinya dan tidak mundur selangkahpun. Yeji mulai menarik tali tudung hoodie milik Hyunjin hingga wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Yeji.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang