🚨Day 28 - 2🚨

131 24 4
                                    

Author POV

Malam kembali datang. Entah kenapa malam ini terasa lebih mencekam daripada malam-malam sebelumnya. Itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh Hyunjin. Laki-laki itu sedang duduk persis di sebelah kedua orang tuanya. Lantai yang menjadi tempat duduknya terasa semakin dingin. Ia benar-benar tidak betah terus berlama-lama di tempat seperti ini. Apapun akan ia lakukan asalkan bisa keluar dari tempat ini secepatnya.

Hyunjin kembali membangkitkan dirinya dan berjalan ke arah pintu. Ia ingin sekali menghancurkan pintu itu secepatnya dan menangkap orang yang bernama Hwang Yeji itu. Tadi siang, kedua orang tuanya telah memberi semua penjelasan pada Hyunjin. Mereka berdua juga baru sadar bahwa Yeji adalah anak mereka yang hilang waktu mereka ditangkap. Sebelum-sebelumnya mereka tidak menyadarinya sama sekali.

"Udah Jin, duduk aja daripada kakimu tambah sakit terus jadinya bekas permanen." Ujar sang ayah pada Hyunjin.

"Nggak apa-apa. Hyunjin cuman capek duduk terus kok." Balas Hyunjin yang berusaha menenangkan sang ayah. Walaupun sudah berkata seperti itu, tapi otak Hyunjin tidak akan berhenti bekerja begitu saja. Ia masih sedang mencari cara yang tepat supaya mereka semua bisa keluar dari tempat ini.

Ia berjalan menuju ke arah jendela. Jendela itu benar-benar terkunci sehingga ia tidak bisa melakukan apapun. Cara satu-satunya jika ia ingin membuka jendela itu dan keluar dari sana adalah dengan memecahkannya. Tapi ia yakin, aksinya akan menarik perhatian karena ruangannya saat ini bukan ruangan kedap suara.

Kriekkk

Pintu ruangan mereka terbuka. Hyunjin awalnya sedikit terkejut namun segera mengontrolnya dengan cepat. Yeji masuk ke dalam ruangan itu dan segera menguncinya dari dalam. Ia memasukkan kuncinya dalam kantong dressnya dan mulai berdiri di depan pintu dengan tangannya yang terlipat di depan dada.

"Mau nyoba kabur ya?" Tanya Yeji dengan nada dingin pada Hyunjin. Laki-laki itu tidak menjawab pertanyaan Yeji dan tetap berdiri di tempatnya. Laki-laki itu sama sekali tidak takut pada Yeji.

"Mau ngapain?" Balas tanya Hyunjin.

"Mau eksekusi..."

"Udah gila kamu..."

"Mereka yang udah buat aku kayak gini. Harusnya kamu salahin mereka." Yeji mulai menunjuk ke arah orang tua Hyunjin.

"Bisa nggak sih kita akhirin semua ini baik-baik terus bareng-bareng jadi satu keluarga? Toh bukan sepenuhnya salah mereka juga. Mereka udah nyari kamu tapi nggak ketemu sama sekali. Dari pihak polisi juga udah pingin nutup kasusnya soalnya kemungkinan diculik dan dibunuh juga ada. Waktu itu kan banyak kasus kayak gitu..." Jelas Hyunjin.

"Oh jadi kamu nyalahin aku gitu? Jadi aku yang salah soalnya aku ilang dan akhirnya tinggal di panti asuhan? Salah aku gitu?" Tanya Yeji dengan nada yang sedikit meninggi.

"Nggak ada yang salah sama sekali. Kamu nggak salah, aku nggak salah, dan orang tuaku juga nggak salah. Jadi plis...stop ini semua." Balas Hyunjin.

"Yeji..." Suara berat dari ayah Hyunjin segera mengambil atensi mereka berdua. Terlihat ibu Hyunjin yang ada di sebelahnya sudah menitikkan air mata.

"Kami minta maaf ya dulu nggak ngusahain yang maksimal buat kamu. Tapi asal kamu tau aja, kita tetep sayang sama kamu. Jadi hentiin semua ini ya dan kita bareng-bareng jadi satu keluarga yang utuh. Kamu mau kan?" Tanya ayah Hyunjin dengan nada lembut.

"Kenapa kalian nggak ngenalin aku waktu aku dateng ke rumah pertama kali kalau kalian bener-bener sayang sama aku?" Tanya Yeji yang kini mencondongkan tubuhnya ke arah orang tua Hyunjin.

31 Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang