Koreksi kalo typo...
Happy Reading!
•••••Untuk selanjutnya, Gavin akan membawa bodyguard jika pergi kemana pun bersama Carla. Bukan nya dia tidak bisa melindungi cewek itu. Masalahnya, cewek satu itu begitu merepotkan sekarang. Kebanyakan meminta hal-hal yang susah di dapatkan.
Lihat saja sekarang, Gavin sudah berada di atas pohon mangga milik penduduk. Naufal juga sudah berada di atas pohon jambu. Sementara di bawah, Alvino membawa piring plastik besar yang siap menangkap buah yang jatuh.
Pagi-pagi sekali, empat gadis itu sudah membuat Naufal, Gavin dan Alvino kesulitan. Usulan membuat rujak pagi hari bukan lah ide yang bagus. Apalagi buahnya tidak tersedia. Terpaksa para cowok-cowok itu langsung mencarikan buah-buahan.
"Nih, buahnya! Buruan kupas!" Alvino menghampiri Naya. Tepat sekali cewek itu sedang memegang pisau.
"Coba deh, lo kalo ngomong nggak usah judes gitu! Kesel gue liatnya!" ketus Naya. Dia langsung menerima buah mangga yang masih belum matang itu.
"Bodo!" Alvino pergi begitu saja, meninggalkan Naya yang mencebik kesal.
Naya mengerjakan tugasnya untuk mengupas mangga, walaupun gadis itu kesusahan karena tidak biasa memegang pisau. Sementara Dara sedang belajar membuat nasi goreng bersama Carla dan Clara.
Naya mendengkus kesal melihat para cowok-cowok yang malah asik mabar game online dari handphone mereka.
"Ck, bantuin kek lo pada!!" ketus Naya.
"Yee.. Gue udah manjat pohon tadi. Kurang apa lagi coba!" Naufal ketus sambil masih fokus ke handphone nya.
"Gue juga udah manjat! Nih, Alvino nih! Dia nggak ngerjain apa-apa." sahut Gavin.
Alvino mendengus, "Gue lagi."
"Ya emang lo, bangsul!" cibir Naufal.
Alvino mendesis sebal. Cowok itu melempar ponselnya asal ke sofa, lalu bangkit menghampiri Naya yang duduk di karpet.
"Sini pisau nya! Biar gue aja."
"Males lah. Sana ambil sendiri!"
Berdiri sambil mendecak sebal, Alvino ke dapur untuk mengambil pisau. Kemudian kembali lagi untuk membantu si cewek bar-bar, Naya.
"Lo gimana sih? Jangan tebel-tebel ngupasnya!" ujar Alvino memperingatkan.
Naya menatap mangga kupasan nya yang masih satu biji. "Yaudah sih. Gue kan nggak bisa!"
Alvino hanya menghela napas nya. Dia memilih melanjutkan kembali aktivitasnya.
"Aw...!" Naya melemparkan buah dan pisau yang dia pegang. Berganti memegang jari telunjuk nya yang teriris pisau.
"Ceroboh!" Alvino langsung menarik tangan Naya dan membawanya berdiri menuju wastafel dapur.
"Kenapa kak Nay?" tanya Clara yang sedang mencuci piring di sebelah Naya.
"Kena pisau."
"Dasar princess. Pegang pisau aja nggak bisa." Dara dan Carla terkekeh.
"Kayak lo bisa aja." sahut Naya. Cewek itu diam saja saat Alvino memasangkan plaster di jari telunjuknya.
"Bisa dong. Nih motongin cabe sampe jadi nasi goreng." Dara berbangga diri.
"Gue kali yang masak. Lo mah ngliatin doang." sanggah Carla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Mantan ✅[TAMAT]
Подростковая литератураUNTUK DIBACA!! BUKAN DI TULIS ULANG!! Mohon follow author dulu sebelum baca! Jangan jadi silent readers! [Teenfiction-Romance] Karena tuntutan pekerjaan kedua orangtuanya, Carla terpaksa ikut pindah sekolah. Namun, siapa sangka kalau dia masuk ke s...