Lydya POV : Rahasia
Setengah jam telah berlalu sejak kami mendengar suara jerit Mas Bayu. Kini yang tersisa hanya diam sunyi dan kebingungan. Mas Bayu masih terduduk lemas di atas kursi kerjanya. Begitupun juga denganku. Ternyata apa yang diceritakan Ratma memang benar adanya, Pak Adri benar-benar kembali meneror kami lagi.
Tapi kenapa aku tak diterornya? Kenapa hanya mas Bayu?
Bukankah dendamnya harusnya juga diarahkan untukku?
Kak Indira masih duduk di sampingku, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sejak tadi dia menuntut penjelasan padaku. Tapi aku masih terguncang. Jangankan untuk menceritakannya, membayangkan wajah pak Adri saja sudah membuat tubuhku merinding hebat.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Kak Indira yang masih penasaran.
"Aku bingung mau menceritakannya kak" ujarku bingung.
"Setidaknya jangan biarkan aku bingung seperti ini!" ujar kak Indira kesal.
Aku terdiam, sebenarnya sedikit kesal dengan wanita ini. Berapa lama memangnya kami mengenal? Sehingga ia merasa bisa sedekat ini dan bisa mendapatkan semua cerita pribadi kami. Di satu sisi aku juga cukup geram dengan mas Bayu yang masih juga berada dalam kondisi tak bisa diandalkan seperti ini.
"Nanti aku ceritakan kak" ucapku pelan. "Tapi untuk saat ini kakak boleh pulang dulu, ada yang ingin kami berdua diskusikan"
"Tapi..."
"Iya nanti pasti aku jelaskan kak" ucapku sambil mendorong tubuh kak Indira ke arah pintu.
Meskipun dengan sikapnya yang masih bersikeras ingin mendapatkan penjelasan tentang yang terjadi sebenarnya, ia akhirnya menurut untuk pulang juga.
"Minum dulu, mas" ujarku sambil menyodorkan segelas air mineral ke wajahnya.
Ia meraihnya meskipun tampak kesulitan untuk menggenggam gelas itu. Aku tahu dia masih belum sepenuhnya mengumpulkan nyawanya saat ini.
"Kenapa mas Bayu tidak cerita soal ini?" tanyaku.
"Mana mungkin aku bisa cerita" jawabnya. "Aku tahu betul bagaimana kau sampai kehilangan kemampuan bicara gara-gara kematian kakakmu"
Aku masih diam mendengarkan.
"Pria itu orang yang membunuh vivi, aku takut kalau kau mendengar namanya lagi akan terjadi apa-apa padamu"
Aku tersenyum tersipu. Meskipun aku tahu kalau saat ini bukan saat yang tepat untuk itu.
"Mas yang terlalu berlebihan merespon hal ini" jawabku. "Aku sudah cukup baik-baik saja"
Ia menghabiskan tegukan terakhir dari gelas di tangannya. Lalu berusaha menenangkan diri dengan menarik napas panjang.
"Sebenarnya aku sudah mendengar kabar ini dari beberapa minggu lalu" jelasku.
"Kau juga mendapat pesan darinya?"
"Bukan" Jawabku cepat. "Ratma yang memberitahuku"
"Rat-Ratma?" tanyanya bingung. Tampak jelas gurat-gurat di dahinya menumpuk ketika ia mengernyitkan alis. Aku mengangguk.
"Bukannya dia sudah meninggal?"
"Sama seperti kak Vivi" jawabku berusaha menjelaskan semua hal aneh di hidupku ini.
"Kak vivi bangkit lagi?" tanya Mas Bayu yang tampaknya justru semakin bingung.
"Tunggu dulu, sabar, biar aku jelaskan mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STITCHES (Sibling 2nd season)
Mystery / Thriller"Kau tetap yang teristimewa, kepalamu tetap jadi koleksiku yang ke 100. Mari kita mengulang semuanya kembali dari awal" Senja Bayu, setelah akhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dan pasiennya dari seorang psikopat yang ingin mengoleksi kepalanya...