Perasaan itu sulit untuk ditebak, bahkan untuk sang empunya sendiri. Sama seperti halnya yang terjadi dengan kedua insan yang baru saja selesai berseteru.
Kedua manik bulat gadis itu terlihat sembab, menandakan ia habis menangis. Ah- mungkin masih menangis, meski saat air mata itu meluncur ia langsung menepisnya secepat mungkin.
"Baiklah, kita break sementara seperti kemaumanmu! Tapi jika aku berhasil mendapatkan kenyamanan lain, kau akan benar-benar kehilanganku kali ini" Lisa berucap dengan penuh rasa yakin dalam dirinya.
Pemuda didepannya tak bereaksi, entah karena apa ia merasa sesak secara tiba-tiba.
Bukankah ini yang ia inginkan? Tapi mengapa menyesakan sekali rasanya?
Lisa bangkit dari tempatnya. "Aku pergi... Dan kau harus menjaga dirimu sendiri mulai sekarang!" Ia bahkan langsung berlalu tanpa ingin mendengar balasan dari prianya.
Seungcheol tak mengerti ini, kenapa ia tiba-tiba merasa sangat tak rela?
Nyatanya ketidak relaan itu hanya sebatas rasa yang tertinggal bersamaan dengan kenangan keduanya.
Setelah enam bulan berlalu, keduanya tak kembali bersama. Lalisa sudah mendapatkan dambatan hati yang baru.
Dan Seungcheol kini lebih menyibukkan dirinya dengan kertas-kertas yang selalu bertambah tiap harinya.
***
Pembukaan dengan sebuah sad ending gaes ehehe...
-Lova