Lisa mendudukan dirinya disamping adik tingkatnya. Keringat mengucur dari tubuhnya.
Ruang latihan dance saat ini tidak terlalu ramai, hanya ada Lisa, Bambam, Ten dan dua adik tingkat mereka.
Jeno dan Jaemin.
"Kak Lisa, abis ini mau langsung pulang atau kemana dulu?" Jaemin bertenya sembari menyerahkan air mineral yang berada ditangannya.
"Mau mampir dulu ke Perpustakaan pusat," jawabnya lemah.
Disamping Jaemin, Jeno hanya memperhatikan dengan raut yang sulit diartikan.
Lisa bangkit dari duduknya, "gue duluan ya!" Abis itu ia langsung berlalu dari ruang latihan dance.
"Yok Bam, kerumah gue dulu ya!" ujar Ten yang bangkit diikuti oleh Bambam.
Setelah mereka pergi, kini ruang latihan hanya terisi oleh Jaemin dan Jeno.
"Gimana hubungan lo sama Yanira?"
Jeno sempat tersentak saat Jaemin tiba-tiba saja mengajukan pertanyaan padanya. Pemuda itu menatap pada sang sahabat dengan raut yang ketara sekali bersalahnya.
"Lo tau kan Jaem, gue sama dia jadian karna apa?"
Jaemin mengangguk mengerti, "tapi itu juga salah lo, kalau lo lupa!"
"Iya, gue tahu Jaem! Gue tahu! Gue nembak dia karna dulu salah paham dan ngira kak Lisa udah jadian sama bang Jaehyun! Dengan brengseknya gue malah melampiaskannya sama si Yanira!" suara Jeno tersendat.
"Gue kira, dengan seiring berjalannya waktu, gue bakal bisa jatuh cinta sama si Yanira... Tapi ini bahkan sudah hampir satu tahun, dan gue belum sama sekali jatuh buat dia!" lanjut pemuda itu.
"Lo tau kan, kalau si Yanira itu cinta banget sama lo, Jen?" Jeno mengangguk, dia tau - sangat tahu jika gadis yang kini menjadi pacarnya sangat mencintai dirinya.
Namun, Jeno tak dapat membalas perasaan tulus gadis itu. Mungkin ia bahkan akan memberi banyak luka padanya.
"Apapun keputusan lo ntar, gue dukung lo sebagai sahabat lo! Dan harapan gue, lo nggak bakal menyesali apapun keputusan lo, karna-
Disini bukan kak Lisa atau Yanira yang salah, tapi lo" Jaemin langsung bangkit dari duduknya menuju pintu ruang latihan.
Tubuhnya membeku ketika melihat presensi gadis yang sedari tadi mereka bicarakan.
"Ka- kak Lisa?"
Ditempatnya, tubuh Jeno ikut membeku.
"Kenapa cowok itu selalu brengsek?" gumam gadis itu, setelahnya Lisa langsung berlalu dan melupakan earphone nya yang tadinya hendak ia ambil.
Entahlah, Lisa bahkan merasakan sakit akibat mendengar percakapan kedua pemuda tadi, apalagi jika yang mendengarnya adalah gadis yang bernama Yanira itu?
Lisa berlalu meninggalkan ruangan dance yang kini hanya sunyi yang mengisi.
Jeno pikir, setelah ini mungkin kak Lisa nya akan menjauh darinya.
Mungkin pula, ia sudah kehilangan kak Lisanya. Bahkan sebelum ia berjuang.
***
Dimohon dengan baik, untuk tidak memasukan hati, oke?
Karna hati cukup untuk menampung suami dan pacar halu masing-masing.
Tokoh dalam cerita hanya fiksi, apabila ada kesanamaan nama, latar, cerita dan tokoh itu memang sedikit disengaja.
Sekian dari saya.
- Lova