H a p p y r e a d i n g !
🌏✨57Ab✨🌏
Senyuman tidak luntur dari wajah Gretha hari ini, setelah ia memenangkan lomba itu Gretha dapat melihat sedikit perbedaan dari Papanya.
Chandra Rahagi yang awalnya tidak peduli Gretha mengikuti astronomi bahkan berkata bahwa Gretha mengerjakan hal bagus.
Setidaknya Papanya itu tidak memaksanya seperti dulu untuk fokus ke matematika, bahkan pria parah baya itu menambahkan les astronomi dan mengurangi jadwal les matematikanya.
Namun, senyuman Gretha luntur ketika melihat Devara datang menghampirinya.
Cowok itu mengusap kepalanya dengan senyuman tak luntur dari wajahnya.
"Grethasa Rahagi! Sukses akhirnya jadi anak kebanggaan Chandra Rahagi, congrats babe!"
Rasanya Gretha sangat malas mendengar segala celotehan Devara yang tidak penting untuknya itu.
"Anak Chandra Rahagi cuma gue, siapa lagi anak yang bisa dia banggain?"
"Oh right! Lo anak tunggal Rahagi, so lo pasti bakal jadi kebanggaannya Chandra dan Riri."
Gretha mengepalkan tangannya, cowok ini selalu saja!
Jujur saja Deva adalah sosok laki-laki pertama di hidupnya, laki-laki yang membuatnya merasa jatuh cinta untuk pertama kalinya dan sakit akan cinta untuk pertama pula.
Untung saja Gretha sadar dari segala mimpi yang diciptakan Devara, cowok itu dan keluarganya hanya menjadikan Gretha jembatan bisnis.
Devara baik dengannya hanya karena perintah dari orang tuanya agar bisnis diantara kedua orang tuanya berjalan lancar.
Rahagi dan Abiseka yang hanya mementingkan uang.
Dan sekarang, Devara malah bersikap blak-blakan kepadanya, mengutarakan segala yang ada di kepalanya.
"Grethasa?"
Gretha membalikkan tubuhnya dan mendapati pak Jaja sang pembina klub astronomi.
"Ada apa pak?"
"Pulang sekolah berkumpul di ruangan ya, ada yang perlu dibicarakan."
Gretha mengangguk, "baik pak."
"Semakin membanggakan nama Rahagi!"
Devara pergi begitu saja setelah mengucapkan itu, Gretha benar-benar muak, kenapa semua orang hanya menganggap usahanya sebagai membanggakan nama Rahagi?
Dia yang berusaha bukan nama belakangnya! Dan Gretha benci akan hal itu.
🌏✨57Ab✨🌏
Sudah sekitar lima belas menit Gretha duduk di ruang JSO yang sayangnya belum menunjukkan tanda-tanda akan datangnya orang.
Mengetuk jemarinya di atas meja dengan malas Gretha menatap jam dinding yang terus berdetak.
Tak lama suara beberapa langkah kaki menyadarkan Gretha yang membuat gadis itu menegakkan posisinya.
Pak Jaja dan juga Pelita yang dikenal Gretha sebagai salah satu anggota klub kebumian menghampiri mereka.
"Grethasa sudah lama nunggunya?" Tanya Pak Jaja sambil menarik kursi di depan Gretha.
"Lima belas menit doang kok, Pak," Jawab gadis itu jujur, untuk apa juga ditutupi.
"Maaf Grethasa, tadi saya nyari Pelita dulu keliling-keliling," Pak Jaja memberi alasan mengapa bisa terlambat.
Gretha hanya mengangguk, ia malas melirik Pelita karena setahunya cewek itu adalah siswa kelas 11 yang tidak terima ia dekat dengan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
57Ab
Teen Fiction"Nama lo Bumi, tapi nggak membumi," Cibir Bintang. "Nama lo Bintang, tapi hidup lo gelap, suram!" Balas gadis itu tak kalah sengit. _______________________________________________ Bintang, ketua ekskul olimpiade yang punya sejuta pesona, "pesona dun...