57Ab -19

162 19 22
                                    

H a p p y   r e a d i n g   !

Bintang semakin dekat dengan Gretha, bukannya Bintang tidak menuruti perintah dari orang tua cewek itu, namun ia tidak menemukan alasan yang lebih jelas dari larangan untuk dengan Gretha.

Jika orang tua Gretha menganggapnya tidak punya masa depan, memangnya mereka siapa? Bisa-bisanya mendahului kehendak tuhan.

Bintang berjalan membawa susu stroberinya dan air mineral untuk Gretha menuju ruang JSO, ketika masuk ke dalam sana Bintang dapat melihat Gretha tengah duduk di tempat yang sama sebelum Bintang meninggalkannya.

Tapi, ada yang berbeda di tempat itu, saat ini tempat yang sebelumnya ia duduki sudah terisi oleh seseorang yang tengah menggenggam telapak tangan Gretha.

Kepala Bintang sibuk memikirkan segala hal mengenai siapa cowok itu.

Bintang yang tidak ingin menganggu kebersamaan itu memilih membalik arah.

"Bintang minum gue mana?"

Bintang menahan langkahnya dan kembali berbalik arah, ia menatap Gretha yang juga tengah menatapnya.

Mata Bintang beralih ke sosok yang duduk di depan Gretha, ia sedikit mengerti melihat Devara disana, Gretha sudah sedikit menceritakan Devara sebagai sosok teman masa kecilnya.

"Ini," Bintang menyodorkan air mineral milik Gretha ketika berada di depan gadis itu.

"Lo anak kelas gue kan?" Tanya Devara yang membuat Bintang menoleh ke arahnya.

"Iya," Jawabnya singkat.

"Yang sering sama Arshalan sama Kalael?" Tanya cowok itu lagi.

"Iya."

"Yang nyapa gue pas hari pertama gue masuk disini kan?"

"Iya."

Bintang menyesali jawbannya, kenapa ia hanya menjawab kata yang sama setiap pertanyaan cowok itu.

"Kok lo jadi diem kaya sapi bego sih?" Tanya Gretha ketika sadar perubahan sikap Bintang.

Bintang menggeleng, "bisul mulut gue," Bintang menunjukkan bagian dalam bawah bibirnya.

"Itu sariawan tolol!" Gretha membalas kesal.

Bintang mengangguk, "itu maksud gue."

"Lo ngapain disini?" Deva menatap Bintang dengan pandangan menelisik.

Belum lagi Bintang berbicara Gretha sudah memilih angkat bicara lebih dulu.

"Lo yang ngapain disini? Dia ketua JSO, kita mau belajar ganggu aja lo!" ketus Gretha menatap Devara jengah.

"Gue perhatian sama lo, Gre!" Devara yang tidak terima membalas Gretha.

"Udah-udah ini tempat belajar! Kalau mau ngobrol bisa ke kursi depan aja, nggak enak sama yang belajar," lerai Bintang karena merasa suasana tidak kondusif.

"Sana lo!" Gretha mengusir Devara.

Cowok itu akhirnya keluar dari ruangan tersebut, dan Bintang dapat melihat bahwa cowok itu menatap Gretha tajam.

Bintang memilih duduk di tempatnya semula dan membuka bukunya sembari menyesap susu stroberi yang dibawanya.

"Devara sekelas sama lo?" tanya Gretha penasaran.

Bintang mengangguk singkat.

"Kok lo nggak pernah cerita sama gue?" tanya Gretha penasaran.

Bintang mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap Gretha. "emangnya buat apa gue cerita, dia nggak terlalu penting juga kan," ujar Bintang santai.

"Ck! Devara itu penting!" Gretha membalas Bintang.

"Eh nggak penting sih," lanjut gadis itu yang membuat Bintang bingung.

Tadi bilang penting sekarang nggak penting, sebenarnya mau cewek ini apa sih?

"Devara itu licik asal lo tau, jauh-jauh deh sama itu cowok," Gretha memperingati Bintang.

Bintang hanya mengangkat bahunya acuh seolah tak tertarik dengan topik yang dibicarakan gadis itu.

Dari sudut matanya Bintang dapat melihat Gretha mencebikkan bibirnya dan seperti terlihat tengah berpikir.

"Emm, Gre!" panggil Bintang menatap Gretha.

Gretha mengangkat wajahnya dan menatap Bintang dengan raut wajah seolah berkata 'kenapa?'

"Gue sering lihat lo pulang sama si atlet bulu tangkis itu?"

"Devara?" tanya Gretha yang langsung dijawab anggukan oleh Bintang.

"Si gagang raket itu ngancem gue mulu, katanya kalau gue nggak sama dia bakal dilaporin ke Papa gue, kurang ajar emang."

Bukannya membalas Bintang malah tertawa puas mendengar ucapan Gretha.

Gadis itu menatap bingung ke arah Bintang yang tertawa tiba-tiba, padahal tidak ada yang lucu menurutnya, "lo kesambet atau apa dah?" tanya Gretha bingung.

"Lo ketularan gue apa gimana?" Bintang malah bertanya balik yang membuat Gretha makin kebingungan.

"Ketularan apaan?"

"Lo kok jadi suka ngeganti nama orang gitu sih?"

Gretha memelototi Bintang sebelum berpikir, "iya ya kok gue jadi kaya lo?" tanya gadis itu kepada dirinya sendiri, "IH KETULARAN LO KAN GUE!" tiba-tiba gadis itu menjerit tidak suka.

"Eh toa! Diem pada belajar!" tegur Bintang yang membuat Gretha langsung diam.

Gretha menatap Bintang kesal karena cowok itu malah menertawakan dirinya.

"Cuma deket sama lo aja gue bisa ketularan, lama-lama gue bisa ikutan gila kaya lo deh."

"Nggak papa lah lo ditularin cowok ganteng, pinter, baik, dan suka menabung kaya gue kok nggak terima," ujar Bintang percaya diri yang langsung dihadiahi cubitan maut Gretha di punggung tangannya.

"SAKIT!"

Gretha menatap Bintang kesal dan menjulurkan lidahnya, "biarin!"

"Gue marah! Belajar sana lo!" Bintang pura-pura merajuk dan memilih membaca dengan menutupi wajahnya dengan buku agar tidak terlihat Gretha.

Bukannya mengucapkan kata maaf gadis itu malah cekikan melihatnya, dasar keponakan kuntil anak!

"Devara itu temen gue dari kecil, kita deket banget orangtua kita juga deket, tapi setelah makin dewasa gue ngerti perhatian Devara itu semuanya palsu."

Bintang dapat melihat raut kekecewaan dari wajah gadis itu dan Bintang merasa ada yang aneh di perasaannya, apa ini rasanya cemburu?

✨🌏57Ab 🌏

Bintang baru saja kembali dari masjid untuk sholat dzuhur, kakinya melangkah santai menuju ruang JSO yang berada di lantai dua gedung laboratorium.

Di tangannya ia sudah memegang dua kotak minuman favoritnya dan dua kotak susu vanila yang akan ia berikan untuk Gretha.

Cowok itu mencebik, harusnya kan Gretha yang membelikannya sebagai tanda maaf kok malah terbalik.

Ketika berada di tangga menuju ruang JSO Bintang mendengar suara gaduh dari beberapa orang yang ada disana.

Karena penasaran Bintang mempercepat langkah kakinya dan melihat beberapa orang yang tengah mengintip di depan ruangan tersebut.

Bintang mengernyitkan alisnya bingung, ada apa ini?

Daripada penasaran ia memilih membuka ruangan tersebut dan mendapati dua orang yang tengah saling menjambak.

"GRETHASA! PELITA!"

Suara menggelegar Bintang membuat kedua cewek itu diam dan menatap Bintang yang ada di ambang pintu.

✨🌏57Ab🌏✨

Jangan lupa bintang buat Bintang yaa ⭐

06/05/2020

57AbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang