57Ab - 22

118 12 13
                                    

h a p p y r e a d i n g !

57Ab

Seminggu telah berlalu Gretha saat ini sudah ada di dalam bus sekolah yang akan mengantarkannya ke tempat perlombaan akan berlangsung yaitu SMA Angkasa.

Seharusnya seluruh peserta berangkat bersamaan dengan bus yang sudah disiapkan, namun entah alasan apa Bintang tidak ikut dengan bus ini dan berkata akan menyusul.

Seminggu belajar bersama Bintang tentunya lebih menyenangkan dibanding belajar dengan Pelita.

Gretha duduk dengan salah satu anggota klub kimia yang sangat sangat aktif dan terlihat santai walaupun akan berjuang dengan soal-soal sulit sebentar lagi.

"Eh kalian tau nggak kalau katanya pemilik yayasan SMA Angkasa bakalan dateng," Viana yang duduk disebelahnya itu bergosip dengan beberapa orang yang berada di dekat kursi mereka.

"Wah, pemilik yayasan nya sampai datang?" tanya salah seorang ikut bergabung.

"Katanya cucu pemilik yayasan nya itu bakalan ikut seleksi kota ini," jelas Viana dengan semangat.

"Wah cewek apa cowok cucunya?"

"Katanya sih cowok! Bayangin deh, udah kaya pinter lagi."

Gretha memutar bola matanya malas, kenapa orang-orang ini sangat suka melihat orang dari materinya.

"Cucunya sekolah di Angkasa juga?" tanya Dara yang merupakan wakil ketua JSO ikut bergabung.

"Nah itu dia, ada yang bilang dia punya dua cucu dan salah satu cucunya nggak sekolah di Angkasa," jelas Viana menampilkan wajah penasaran.

"kalau ternyata dia anak sekolah kita gimana ya."

"Gila! Udah gue pepet kali!" kata Viana semangat.

"Dia maunya dipepet sama tipe kaya Grethasa kali, pinter, cantik, kaya, setara!" timpal Galih yang merupakan anggota klub kebumian.

Gretha memutar bola matanya malas, "nggak ikut-ikutan," balas Gretha tidak terima dimasukkan dalam topik pembicaraan.

"Lo udah dijodohin ya sama Devara si atlet bulu tangkis itu?" tanya Viana penasaran.

Gretha menurunkan bukunya dari pandangannya dan menatap anggota JSO yang penasaran dengan jawabannya.

"Gue jelasin ya, gue punya urusan sama Devara selain teman kecil dan orangtua kita dekat, dan gue nggak mau ada hubungan apapun sama itu cowok, jelas?"

Semua orang yang mendengarnya mengangguk mengerti.

"Lo sekarang deket sama Bintang ya?" tanya Viana lagi.

Gretha menatap gadis itu kesal karena tidak berhenti bertanya, "Kita cuma temen," jawab gadis itu jujur.

"Kita nggak kaya Pelita kok, kita setuju-setuju aja kalau kalian berdua pacaran so cute yang satu humoris dan yang satu dingin-dingin perhatian," kata Viana tersenyum.

"Iya, Gre. Gue juga setuju kok kalo lo pacaran sama Bintang, biar tu cowok gilanya nggak kelewatan, bosen gue liat dia!" Dara ikut menimpali.

"Mending belajar deh, bentar lagi kita olim," kata Gretha sembari membuka kembali catatannya.

"Ini nih persamaannya lo sama Bintang, kalau udah begini sama-sama ambis!" kata Dara sebelum memilih diam.

Setelah beberapa lama berada di dalam bus akhirnya kendaraan itu berhenti di depan SMA Angkasa yang nampak megah.

Banner-banner ucapan selamat datang banyak terlihat di depan sekolah tersebut, dan sepertinya SMA Angkasa sangat mendukung acara ini.

Dan ternyata benar seperti dikatakan Viana bahwa pemilik yayasan SMA Angkasa sudah berada di sekolah tersebut bahkan menyambut mereka dengan hangat.

57AbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang