Alohalooo ii kembeeeek dududu dudu dududuuuuu...
😆😆😆🍎🍎🍎Jangan lupa vommentnya yaaaa...
PS : Jangan terlalu ngarep takut kecewa.
♡♡HappyReadingGengs♡♡
Jika ada seorang indigo di rumah ini, mungkin dia bisa lihat kalau jiwa gue sudah gak ada di raganya.
Yaaah... gue mati dong?
Enggak... gak sampe mati juga sih soalnya yang punya lapak ini katanya belum puas liat gue menderita. Entah dia punya dendam atau apa sama gue. Rasa-rasanya idup gue gini amat gitu.
"Yang, saya mau ke restoran depan ya." suara suami Tutup Panci Gue membuyarkan segala lamunan ngeco gue kalau lagi banyak pikiran tuh.
Ya sejak memergoki chat dari Mba Susan itu pikiran dan hati gue jadi kacau gak karuan kaya benang kusut. Mau ditarik dari sudut mana pun hasilnya tetep sama, pajejet-pabeulit-pabuliwet-pakuranteng.
Tapi gue sendiripun memilih diam saja. Gak banyak omong dan menanyakan apapun perihal chat itu. Gue cuma nunggu Tutup Panci gue ngomong duluan dan jelasin apa yang sebenernya terjadi. Tapi ternyata sampai saat ini pun dia tetep gak ngomong apa-apa, padahal gue yakin dia udah baca chat itu.
"Kamu manu nitip sesuatu gak?"
Hati sama kesetiaan kamu!
"Ikut!" Gue yang tadi ada di kamar buru-buru ke luar dan duduk di sofa yang biasa dipakai menonton tv.
Suami Tutup Panci gue yang ada di samping gue menyerngit bingung. "Ngapain?" tanyanya.
"Mas yang mau ngapain?"
Jangan kira saya gak tahu!
"Itu mau ketemu Pak hadi buat bahas bisnis." jawabnya.
Oooh... mau main-main rupanya ya.
"Hari minggu gini?" tanya gue berusaha mengulik lebih jauh.
"Iya kebetulan ada waktunya hari minggu." jawabnya seraya mematikan acara tv.
"Ikut!" kata gue tak mau dibantah.
"Ngapain?" tanyanya seraya menyimpan remot tv di meja. "Nanti kamu bosen lagi di sana dengerin saya bahas kerjaan."
"Gak bakal kok!"
"Yakin?" Dia menatap gue seperti tidak percaya, "Mending di rumah aja. Mau nitip apa? Biar nanti saya beliin."
"Ikut!" Nada bicara gue naik satu oktaf.
"Kamu kok tiba-tiba ngotot pengen ikut?" tanyanya heran. "Tumben banget."
"Emangnya kenapa? Gak boleh?" Gue balik bertanya.
Suami Tutup Panci gue membetulkan posisi duduknya, lalu menggaruk-garuk belakng kepalanya.
"Bukannya gak boleh, tapi tumben aja. Biasanya kamu kan gak mau ikut."
"Ya sekarang saya pengen ikut." Gue tetap bersikukuh.
"Ya udah oke, tapi nanti kalau kamu bosen saya gak tanggung jawab ya."
"Iyaaa..." balas gue, "Ya udah tungguin saya mau ganti baju dulu."
"Iya."
Gue pun buru-buru ke kamar dan ganti baju. Setelah selesai gue langsung kembali ke ruang keluarga.
"Yuk, Mas." ajak gue seraya merapikan baju gue yang agak kusut.
"Gak jadi sekarang, Yang. Nanti diundur jam satu aja." kata suami gue seraya mengutak-atik hpnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen, I Love You!
Romance"Hah? A-apa? gue meninggal? Kalau gue meninggal terus gue yang di sini siapa? Hantu?" ¤♡¤ Mantan pacar suami datang di kehidupan rumah tangga gue di saat gue baru aja dikabarin meninggal itu rasanya enek, bikin mual, dan pengen muntah. Tapi gue gak...