10 : Minggu Kami

2.1K 159 42
                                    

Alohaloooo... ii kambek gengs... mohon maaf kalau masih banyak typo dan kekurangan lainnya. Ii ngebut.

VOTE AND COMMENT

😙HAPPYREADINGGENGS😙

Langit di jam tujuh lewat beberapa manit ini menampakkan warna yang sangat cantik. Biru muda berpadu dengan putih dari semburat-semburat awan, membantu cahaya matahari untuk lebih cerah. Burung-burung yang terbang dan hinggap di ranting pohon semakin membuat suasana jadi lebih berwarna.

Gue mundur dua langkah, lalu mencondongkan tubuh ke depan. Di depan gue seseorang sudah berdiri dengan melipat tangannya di depan dada. Wajahnya agak diangkat, meniratkan keangkuhan. Masih agak sulit, gue pun menarik kaki kiri gue untuk selangkah di belakang kaki kanan gue. Lalu gue merengkuk lagi.

"Yap tahan... satu... dua... tiga..."

Ckrek...

Satu pose berhasil gue bidik. Gue pun kembali berdiri tegak seraya mengecek hasil jepretan gue. Ya gengs... jadi gue itu lagi jadi fotografer dadakan suami gue.

Sekali lagi. Suami gue.

Iya tutup panci.

Tutup panci yang onoh. Yang jakunnya cuma segede biji kuaci. Heran... kok gak gede-gede sampe sekarang?!

"Mana, Yang, liat." kata suami gue seraya berlari kecil menghampiri gue.

Senyumnya langsung merekah begitu melihat hasil jepretan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya langsung merekah begitu melihat hasil jepretan gue. "Bagus... bagus... sayanya ganteng banget."

Oeeeks...

Gue pura-pura muntah mendengar ucapan narsisnya. Sementara itu suami gue hanya tertawa-tawa saja melihat respon gue yang boleh gue akui berlebihan. Hmmm gimana ya? Sebenarnya emang dia cakep pake banget sih.

"Iyalah, siapa dulu dong yang motonya." ucap gue berbangga diri.

Tanpa gue duga tawa tutup panci gue semakin menjadi. Gue hanya meliriknya yang tengah terpingkal-pingkat. Iih dasar gila!

"Sekali lagi, Yang, sekali lagi." ucapnya seraya menyerahkan hp di tangannya ke tangan gue, lalu dia buru-buru kembali ke tempat dia berpose tadi. Meski sudah agak bete karena disuruh moto-motoin dia mulu, tangan gue refleks menerima hp itu karena takut jatuh. Ini hp yang ada gambar apel digigit putri salju ini kan harganya gak sebercanda takdir gue. Kalau jatuh kan sayang.

"Dari tadi sekali lagi sekali lagi mulu." protes gue dengan bibir yang mengerucut.

Iya gengs, jadi ini bukan foto pertamanya. Ada mungkin dua puluh foto lebih yang sudah gue ambil dari tadi. Bilangnya sih sekali lagi sekali lagi. Eeeh... sekali laginya gak ada ujungnya. Bete gak sih jadi gue yang malah dijadiin fotografer dadakan sama suami sendiri? Katanya sih buat stok ig dia. Ngeselin kan? Dan yang lebih ngebeteinnya fotonya tuh foto dia doang gue mah gak diajak. 😭😭😭😭😭

Pak Dosen, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang