Seorang gadis berlari begitu kencang berteriak, sampai dimana batas nafasnya, ia pun berhenti, menghirup oksigen agar dapat bernafas. Tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang berlari dari belakang gadis itu.Gadis yang kehabisan nafas tadi terpaksa berlari lagi, berteriak meminta tolong. Namun, seakan langit malam menelan suaranya, tak ada yang mendengar teriakannya, tak ada satu pun yang menolongnya.
Ia pun sampai di ujung jalan, terkepung oleh tembok yang begitu tinggi dan kokoh, ia tak mungkin bisa kabur lagi. Laki laki yang mengejarnya semakin dekat, gadis itu semakin terpojok, ia pasrah, tak tahu apa yang akan laki laki itu lakukan kepadanya.
"Plak"
Laki laki itu memukul keras kepala gadis itu dan menyeret gadis itu layaknya hewan. Gadis itu bahkan kini tak mengerti lagi apakah ia manusia atau hewan.-***-
"Srek"
Seseorang tepatnya seorang pembantu membuka tirai membuat gadis yang tampak tidur pulas itu terbangun. Sowon, gadis yang cantik dan anggun dari keluarga yang berada. Setelah menggeliat, meregangkan otot tubuhnya. Gadis itu mengusap matanya. Matanya basah dan sembab."Non, matanya kenapa? Non semalem nangis? Ada apa non?"-Pembantu
"Eh, nggak ko bik, paling juga efek bangun tidur. Emang ada orang yang tidur sambil nangis?"-Sowon
"Kan bisa aja non, siapa tahu dalam mimpi, Non Sowon lagi kesakitan atau ada sesuatu yang buat No sakit."-Pembantu
"Hei, ga mungkin lah bik, mana ada. Udah ah pagi pagi gini udah ngada ngada aja bibik. Aku mau mandi bik, tolong siapin sarapan ya bik. Aku mau berangkat sekolah."-Sowon
"Udah saya siapin non, Non Sowon juga udah di tunggu tuan di bawah, buruan non, keburu tuan berangkat"-Pembantu
"Iya, iya~"-Sowon
-***-
Di sekolah, setiap mata menatap Sowon, Sowon sudah biasa di tatap banyak orang namun, tatapan orang orang padanya kali ini berbeda. Tak seperti biasanya, mereka menatap Sowon dengan tatapan jijik. Sowon juga tak tahu alasannya.
Ketika sampai di kelas, Nayeon teman sebangkunya menariknya dan menyuruh Sowon untuk segera duduk. Nayeon pun memperlihatkan sesuatu pada Sowon, seketika itu pupil Sowon melebar, tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Apa gw pindah sekolah aja ya? Gini amat nasib gw, yang kena batunya juga gw kan kalo gini!"-Sowon
"Jangan, lo coba tanya ke orang yang mulai semua ini dan perbaiki perlahan, ok? Lo punya otak pinter manfaatin dong jangan cuma di buat pajangan doang."-Nayeon
"Dih, kaya gatau aja tingkahnya gimana, yang ada ntar gw diancem lagi njir. Mending diem ah, bodoamat pada mau mikir gimana tentang gw."-Sowon
"Lah, ya reputasi lu jatuh dong bege, coba selesaiin baik baik napa"-Nayeon
"Udahlah ga perlu. Males gw urusan ma tu hewan"-Sowon
"Hus, dia manusia. Yang sopan napa. Tu orang kan-"-Naeyon
"KRRRIIIIIINGGGGGGG"
Bel berbunyi dan semua siswa pun duduk di bangku masing masing tak terkecuali Sowon dan Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night [END]
FanfictionSekarang aku mengerti mengapa ada yang berkata "ekspetasi tak seindah kenyataan."