Part 31

2.8K 104 6
                                    

Permainan lidah Sandi di rectum-ku semakin liar. Bercampurnya geli dan nikmat membuat ragaku 'melayang-layang'. Tapi dalam otakku ada pertanyaan besar... 

Ada apa dengan si Sandi ini? Bukannya dia sudah beristri? Kenapa inisiatifnya begitu mengejutkan? Dari tadi ia tampak lugu. Lalu apa yang akhirnya membuat dia jadi 'beringas' seperti ini?

***

Seperi efek domino, aku pun memperlakukan tubuh Agus---bossku ini---semakin menggila. Kulakukan hal yang sama seperti Sandi lakukan padaku. Kedua tanganku melepaskan rangkulan dari tubuh Agus. Bergerak turun ke belakang menuju bokong---semi bulat---Agus yang bersih terawat. 

Ya, tidak seperti umumnya pantat orang Asia yang menghitam penuh 'noda'. Asset  milik Agus luar biasa menggoda bagiku. Belahannya yang membujur ditumbuhi bulu halus hingga mendekati pusat hole-nya. 

Speed nafas dan degup jantungku bagai lari berkejaran. Keduanya berpacu sangat kencang saat aku mulai menyingkap belahan bokong Agus. Ada lubang indah disana yang kulihat sedikit bergerak-gerak di luar kendali pemilik body. Liang itu seperti magnet yang menarikku dengan kuat untuk segera menyentuhnya. 

Sebuah lubang anus berwarna coklat sedikit kemerahan di bagian tengah dalam, tampak rapat dan hangat. 

Shit...!!!! 

Aku tak kuasa untuk mengabaikan 'rejeki' ini. 

Inikah hole yang selama ini aku imajinasikan? 

Ughh........

Sosok lelaki yang kukira straight ini ternyata... ohhh... aku horny banget Ya Tuhan...

Perlahan lidah kujulurkan keluar tepat di glory hole Agus yang dari tadi tak behenti bergerak menggarap tubuh Pak Dadang di bawahnya.

Tak kusangka, ternyata penis Agus sudah terbenam masuk ke liang berbulu lebat milik si terapis gempal ini.

Ada perasaan 'tak terima' di hati kecilku. 

Apakah ini cemburu?

Apakah karena aku sendiri belum 'menerima jatah' eksklusif dari Agus sehingga 'tak terima'?

Arghhhh..... 

***

Malam semakin pekat. Entah jam berapa saat ini, aku tak sempat memperhatikan penunjuk waktu. Pergumulan kami semakin liar tak terkendali. 

Tak lama aku mengeksplorasi bokong Agus, ku berpindah posisi. Kali ini ku ada di atas tubuh Pak Dadang dengan badan setengah membungkuk dan mukaku tepat menghadap wajah Agus. 

Sekujur tubuhnya basah oleh keringat. Rambut lepek terbasahi peluh. Wajah sange-nya terlihat jelas olehku. Agus menatapku setengah berpicing, mulutnya sedikit terbuka memberi isyarat untuk menyosor bibir sexy-nya itu. 

Arghhh.........

Kulumat bibir lembut Agus, aku mainkan lidah seganas yang kubisa. 

Suara clepat clepot tak lagi kupedulikan.

Agus mendesah berulang kali.... desahannya tak terdengar kencang karena tertutup oleh mulutku. Aku tarik dan kuhisap lidahnya. Lenguhan Agus semakin intens. 

Birahiku semakin mendidih.

***

Mendadak dari arah bawah, Pak Dadang melahap kedua biji peler-ku. 

Perasaanku semakin tidak karuan, tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata lagi. Ini pengalaman pertama bagiku berbuat tidak senonoh bersama banyak laki-laki. Dan sekali lagi, tanpa rencana.

Out of TownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang