| Firts |

8.7K 392 164
                                    

"Aku sudah menunggu, bahkan sebelum semesta merencanakan pertemuan kita."



AKU HARAP SETELAH KALIAN BACA CERITA INI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA:)

Budayakan vote+komentar:)

Budayakan vote+komentar:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuk Follow!

Berpasang-pasang mata menatap ke arah si gadis cantik berjalan bersama satu novel di tangannya. Tidak peduli sapaan atau tatapan aneh padanya. Ia tetap sibuk membaca sambil berjalan, bahkan tidak ada satupun yang menyenggolnya sedikit pun.

Bukankah membaca novel sambil berjalan itu tidak baik? Selain merusak mata karena terlalu fokus juga bisa menyebabkan kecelakaan. Entah itu besar atau kecil, tetap saja kita harus berhati-hati.

Namun berbeda dengan gadis satu ini. Ia sangat fokus jika ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Tidak peduli seberapapun orang mengajaknya bicara.

Kata orang dia gadis aneh, tidak memiliki teman, tidak mau mengobrol hanya saja kelebihannya membuat orang kagum. Dia pintar dan juga cantik, itu saja. Meski begitu, tetap saja orang-orang menganggapnya aneh. Kecuali satu orang yang menyebalkan menurut dia.

Bruk

Novelnya terjatuh tepat di depan kaki seseorang. Dia mendesah berat, lalu mendongak menatap orang yang baru saja menjatuhkan novelnya. Tatapan tajam itu tidak berkedip sama sekali.

"Ups..." terlihat cowok itu menutup mulutnya dengan wajah pura-pura kaget. Semua orang memperhatikan interaksi keduanya. Antara senang dan juga menahan tawa, bukan karena melihat si princess es itu marah melainkan melihat tatapan Fathan yang begitu shock seperti bencong.

Tak tahan melihatnya akhirnya tawa mereka pecah bersamaan. Siapa sangka? Cowok ganteng, famous, pintar, baik dan jomblo ini bersikap layaknya setengah matang? Bukannya jijik, justru itu sebuah hiburan bagi mereka.

"Kan udah gue bilang berkali-kali jangan sampai baca novel sambil jalan, enggak baik. Contohnya aja gini--" Fathan bersuara seraya mengambil novel milik gadis bernama Lora Vallesya itu.

Namun lagi-lagi sikap Lora sama seperti biasa, wajahnya tetap datar dan tidak mau menjawab seolah ucapan Fathan angin lalu.

Dengan cepat Lora menarik novelnya ditangan Fathan dan berlalu pergi. Membiarkan mereka yang menertawakan dirinya. Jujur saja, Lora sangat risih dikeramaian atau diperhatikan terang-terangan seperti itu.

Dia bukan tipe gadis yang senang diperhatikan orang, dia juga tak suka ditatap secara terang-terangan. Mengingat kejadian tadi, Lora berdecak sebal. Ia merasa malu sekali.

Fathan menjatuhkan tasnya di atas meja lalu duduk di samping Miko yang sedang bermain game cacing.

"Gue udah sampai 2 juta nih mainnya," ucap Fathan melirik permainan Miko baru saja 809k.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang