| Canceled |

3.3K 206 109
                                        

"Berhenti berjanji jika akhirnya mengingkari,"



BUDAYAKAN VOTE +KOMEN.
JANGAN JADI SILENT readers heheh...

Heran, itulah yang sedang Lora rasakan saat ini, mendapati susu coklat dan roti di atas meja yang pernah Fathan berikan padanya waktu itu. Sejujurnya apa yang membuat cowok itu seniat itu memberikan padanya?

Meski tak suka kini ia harus siap menerima pemberian dari Fathan. Sejak akhir-akhir ini keduanya sudah dekat meski Lora tetap saja masih bersikap seperti biasa.

Bukan tanpa alasan Lora begitu, ia masih belum yakin dengan sikap Fathan tiba-tiba mengajaknya untuk berteman.

Hei? Siapa sih yang percaya gitu aja? Cuma cowok fakboi yang tiba-tiba maksa buat dekat!

Cuma fakboi yang suka cari topik percakapan walau nggak jelas sama sekali.

Sejenak Lora menatap pemberian Fathan itu, kemudian memilih duduk di kursinya.

Selama jam pelajaran Lora fokus dengan buku catatannya sesekali melirik ke arah papan tulis mendengarkan penjelasan Bu Resna, guru Matematika.

"Baiklah. Sesuai kertas yang kalian ambil di atas meja saya tadi, silahkan dibuka. Bagi nomor nya sama maka kalian sekelompok," ucap Bu Resna. Lantas mereka segera membuka kertas yang sudah di gulung Bu Resna untuk pemilihan belajar kelompok.

"Kalau begitu saya permisi dulu, silahkan istirahat." setelahnya Bu Resna keluar dari kelas meninggalkan mereka mencari pasangan.

Kelas penuh dengan suara bising, mereka semakin sibuk mencari pasangan untuk belajar Matematika nanti. Sementara Lora hanya diam menatap kertasnya yang berisi nomor 3. Ia tidak perlu repot mencari pasangannya, biarkan saja, nanti juga ada yang datang padanya.

"Nomor berapa Ra?" Lora langsung menoleh saat seseorang mengajaknya bicara, terlihat Kalea menghampirinya. Tanpa pikir panjang Lora memperlihatkan kertasnya pada Kalea hingga gadis itu tersenyum.

Lora menautkan alisnya bingung sebelum akhirnya paham kenapa gadis di depannya itu tersenyum. "Kita satu kelompok," Lora mengangguk tanpa bertanya.

"Kita kerja kelompok kapan?" tanya Kalea, entah kenapa Kalea begitu semangat hari ini, gadis itu tidak sependiam apa yang ia pikirkan sebelumnya.

Sejenak Lora berpikir, kemarin sore dia sudah mengiyakan ucapan Fathan bahwa pulang sekolah nanti mereka akan pergi.

"Pulang sekolah aja," jawab Lora, dalam hati Lora sangat senang pasti saja acaranya dengan Fathan nanti batal.

"Enggak besok gitu?" Kalea mengangkat alisnya, menunggu respon Lora.

"Kenapa emang? Lo sibuk?" tentu saja Kalea menggeleng cepat. Sibuk? Bahkan dia sama sekali tidak memiliki kegiatan di rumah selain belajar dan menonton drakor.

"Enggak sih. Bukannya ini kecepatan? Kan pengumpulan nya seminggu lagi,"

"Lebih cepat lebih baik."

"Gaess!!" Abim berteriak hingga membuat keempat teman-temannya yang sedang asik berbincang itu seketika menoleh ke arah cowok itu.

"Hari ini kita Futsal kuy! Kelas tetangga ngajak main tuh," ajak Abim.

"12 IPS 1 ya?" sahut Aji. Abim langsung mengangguk lalu melirik ke arah teman-temannya meminta persetujuan.

"Gue sih bisa-bisa aja, yang lain?" Aji melirik ke arah teman-temannya yang saling tukar pandang.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang