| Anggun|

308 45 6
                                    

"Baru kali ini gue ngerasa ada getaran aneh saat jatuh cinta."



Hello balik lagi jangan lupa vote dan komen ya:)
Gampang kok klik bintang di bawah:)

"Ra ke kantin yuk!" Lora menoleh ke samping terlihat Kalea merapikan rambutnya bersiap keluar kantin. Sementara Lora menggeleng pelan tetap pada posisinya, membaca novel.

"Yaampun masih aja baca novel. Udah istirahat ini," Kalea merasa gemas sendiri. Hampir 3 menit dia berdiri hanya untuk mengajak Lora ke kantin.

"Kenapa sih? Lo bawa bekal?" Kalea menyatukan kedua alisnya, sejak kapan Lora membawa bekal lagi? batin Kalea. Gadis itu sedikit berpikir sebelum akhirnya menyadari sesuatu.

"Yaudah deh kalau lo gamau ke kantin, gue sendiri aja. Soalnya udah laper banget." Lora mengangguk tanpa bertanya, membiarkan Kalea pergi keluar kelas sendirian. Lagipula di dalam kelas saat ini tidak hanya dirinya, melainkan ada beberapa siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Sebenarnya Lora sangat lapar, terlebih perutnya sejak tadi sudah berbunyi. Bayangkan saja mau sampai kapan dirinya harus menahan lapar seperti ini. Salahkan saja diri sendiri karena tidak mau diajak Kalea ke kantin.

"Apa gue nitip sama Kalea aja kali ya?" Lora tampak berpikir, menimang apa Kalea tidak keberatan jika dirinya meminta tolong pada gadis itu.

Dengan berat hati Lora mengeluarkan ponselnya. Baru saja mengetik sesuatu pada Kalea, seseorang menghentikan kegiatannya. Lora menoleh, suara Ulfi menggema di kelas memanggil namanya.

"Ra di panggil Bu Lisa,"

"Bu Lisa?" Lora mengangkat alisnya sebelah. Terlihat Ulfi mengangguk singkat.

"Ngapain ya," Lora bergumam, sedikit bingung karena Bu Lisa tiba-tiba memanggilnya. Setelah berterima kasih pada Ulfi Lora segera meninggalkan kelas.

🍁

"Nunggu lama?" Suara berat itu membuat jantung Lora berdetak tidak karuan. Cowok itu tampak mengulum senyum melihat Lora menegang dengan ekspresi menggemaskan.

"Nggak." balas Lora singkat, kemudian berjalan mendahului Fathan. Melihat itu Fathan melongo, sedetik kemudian berlari mengejar pacarnya.

"Kok duluan sih, gak mau sejajar gitu?" tanya Fathan saat sudah berdiri menyamakan langkah kaki mereka.

"Buat apa?" Kedua alis Lora menyatu, melirik Fathan sekilas.

"Kan udah jadian," Lora memutar bola matanya malas. Kalimat barusan membuat kupu-kupu terasa melayang di perutnya.

"Sore ini jadi ke toko buku gak?" tanya Fathan, cowok itu memasang helmnya dan memberikan satu helm lagi pada Lora.

"Jadi." Fathan mengangguk, setelah Lora duduk di atas motor. Dengan segera motor itu meninggalkan perkarangan sekolah.

"Hari ini cuma ke toko buku aja ya?"

"Hah?" Lora sedikit maju ke depan untuk dapat mendengar jelas ucapan Fathan. Suara angin dan deru kendaraan bertubrukan hingga suara Fathan terdengar samar-samar.

"Hari ini cuma ke toko buku aja ya?" ulang Fathan sedikit menoleh ke belakang.

"Iya." Tak bertanya lagi, Fathan segera menancapkan gas ke toko buku.

Tak cukup 20 menit mereka sudah sampai di toko buku. Lora menyusuri setiap rak. Matanya berbinar melihat novel terbaru, apalagi 'bestsellers' seketika rasanya Lora ingin membeli semuanya.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang