|Khawatir|

136 12 2
                                    

"Jangan memaksakan sesuatu yang sebenarnya gak bisa dipaksakan lagi, yang ada malah menjadi luka."



Jangan lupa Vote dan komen sobat!:)


Suara game dan petikan gitar menggema di dalam ruangan bernuansa hitam putih. Tak ada keheningan sejak tadi. Apalagi yang di lakukan ke lima cowok itu selain berkumpul di rumah Abim untuk nongkrong seperti biasa.

Rumah Abim sudah terbiasa dijadikan tempat nongkrong oleh mereka, jika tidak di rumah Abim maka di rumah Fathur. Karena keduanya tidak memiliki saudara, sedangkan di rumah Fathan ada adik perempuannya. Sebenarnya tidak apa-apa saja oleh Alaska dan Ataya tapi Anggun selalu mengacaukan acaranya.

"Thur tolong ambilin Coca cola dong," pinta Aji. Cowok itu mengulurkan tangannya menerima kaleng Coca cola dari Fathur.

"Hidup lu menyedihkan sekali Ko," ucap Aji dengan nada sedih. Melihat Miko memainkan gitar dengan iringan musik melow.

"Gimana ya orang dia kagak bisa move on dari Jeje," tambah Abim tertawa.

"Mentang-mentang udah punya pacar ya lo seenaknya ngatain temen gue," seru Aji pada Abim.

"Lo emang temen terbaik gue Ji," ucap Miko terharu.

"Tapi bohong, hiyaa..." Tawa ke empatnya pecah setelah meledek Miko. Cowok itu kesal dan melemparkan berbagai benda di sekitarnya.

"Bangsat ya lo!"

"Hahaha move on Ko, move on. Gak ada yang perlu lo harapin lagi dari Jeje, orang dia udah punya gebetan,"

"Sebelum janur kuning melengkung doi masih bisa di tikung!" balas Miko bangga.

"Mantap-mantap. Perjuangan ya Ko." Abim mendukung Miko, menepuk bahu cowok itu menyemangati untuk mengejar Jeje lagi.

Ya, perempuan bernama Jeje itu mampu membuat Miko tidak bisa move on. Dia gadis periang yang pernah Miko sakiti. Jujur Miko menyesal sudah membuat Jeje pernah menangis karenanya, Miko sadar akan hal itu. Miko juga tidak bisa menyembunyikan perasaannya.

Sejujurnya Miko ingin sekali Jeje kembali dalam pelukannya tapi Miko sadar bahwa kebahagiaan Jeje paling utama.

"Jangan memaksakan sesuatu yang sebenarnya gak bisa dipaksakan lagi, yang ada malah menjadi luka." Ruangan itu menjadi hening setelah Fathur bersuara.

"Karna cinta gak harus memiliki. Lo pengen dia bahagia? Maka satu-satunya jalan terbaik adalah mengikhlaskan."

Fathur menatap Miko yang terdiam. Bukannya tidak mendukung Miko tentang hubungannya dengan Jeje tapi Fathur ingin menyadarkan Miko, bahwa sesuatu yang paling berharga sekalinya dihancurkan maka ia tak akan kembali menjadi utuh. Bersiap-siaplah kehilangannya.

"Lo berhak bahagia tapi bukan bareng Jeje lagi melainkan perempuan baru yang datang di kehidupan lo selanjutnya."

"Move on Ko. Tenang nanti kita cari bareng-bareng," canda Aji membuat suasana tadinya hening kembali berisik.

Miko hanya mampu tertawa tanpa berkata lagi. Fathur benar, tidak ada gunanya berharap pada sesuatu yang tidak akan pernah kembali.

"Simple kalau dia jodoh lo mau sejauh manapun pasti bakalan balik lagi."

F

athan menghentikan motornya ditepi jalan saat ponselnya terasa bergetar di saku. Sesaat dahi Fathan mengernyit melihat nama panggilan Fathur padahal ia baru saja jalan 15 menit pulang dari rumah Abim. Cowok itu segera mengangkat panggilan tersebut.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang