|Satnight|

391 53 11
                                        

"Hari ini senyuman yang selalu tersembunyi itu kini dapat dilihat oleh semesta."


Follow Ig & wp Fani_dy26
Jangan lupa vote dan komen:)
Happy reading....

Sudah seminggu lebih akhir-akhir ini Lora tampak lebih menyibukkan diri, entah itu membaca buku, menonton Drakor, membuat tugas atau belajar seharian. Beberapa pesan dan panggilan masuk dari teman-temannya ia abaikan bukan karena tak suka hanya saja Lora memilih menyibukkan diri.

Sesekali Lora membuka grup kelas untuk memastikan tugasnya.

Seminggu ini rasanya Lora lebih tenang, tidak ada gangguan dari siapapun. Setiap pulang sekolah Lora langsung pulang. Berpapasan dengan Fathan pun mungkin sesekali karena Lora akhir-akhir ini memilih untuk tidak bertemu cowok itu.

Marah? Entahlah, Lora bingung dengan dirinya sendiri. Seharusnya ia senang jika Fathan tidak mengganggunya lagi lantas apa yang membuat perasaanya menjadi kesal sekarang?

Bau tanah terasa di Indra penciumannya. Kepala Lora mendongak menatap langit yang tampak gelap kini berjatuhan air, membasahi jalanan yang sudah lama mengering. Dengan gerakan pelan Lora memainkan setetes air hujan yang jatuh dari genteng. Satu tangannya lagi meremas tali tasnya.

Sembari menunggu hujan reda Lora hanya mampu berdiri di koridor dengan beberapa murid lainnya. Sesekali memperhatikan sepasang kekasih berlarian menuju motor untuk pulang. Antara senang dan juga...?

"Lo marah ya akhir-akhir ini gue deket sama Fathan?" Lora tersentak kaget begitu mendengar suara di belakangnya. Ia menoleh ke samping sebelum akhirnya kembali menatap langit.

"Kenapa mesti marah?" jawab Lora tanpa mengalihkan pandangan.

"Siapa tahu aja lo marah. Kan sebelumnya Fathan ngedeketin lo duluan sebelum gue."

Entah kenapa Lora merasa kesal atas jawaban Kalea. Merasa dirinya seperti di permainkan oleh keduanya.

"Gak marah sama sekali. Bagus dong bukannya itu yang lo mau," balas Lora seraya tersenyum seperti biasa.

"Gak gitu, Ra...," Kalea menghela napas berat.

"Gue tahu lo pasti kesalkan karena gue sama Fathan semakin dekat dibanding lo. Yang biasanya Fathan nempel terus ke lo sekarang nggak lagi,"

Diam. Lora memasang kupingnya setajam mungkin mendengarkan ucapan Kalea tanpa menyela. Meski rasanya setiap perkataan yang keluar dari bibir Kalea membuatnya semakin kesal.

"Dan gue ngerasa kalau belakangan ini lo selalu ngehindar dari gue. Lo marah sama gue kan?"

"Itu kan cuma perasaan lo," jeda sejenak. Lora memutar tubuhnya menghadap Kalea, menatap perempuan itu dengan tersenyum tipis. "Gue nggak ngehendar dari kalian sama sekali. Apa yang mesti dikesalin? Udah lah gue gak papa kok, Kal."

"Sorry ya, Ra. Gue sama Fathan nggak ada hubungan apa-apa kok. Kita cuma temanan aja,"

"Lebih dari temen juga gak papa Kal." balas Lora terkekeh. Lora tak sebodoh itu untuk percaya bahwa keduanya tak memiliki hubungan.

Kalea tahu dibalik ucapan Lora barusan ada sesuatu yang perempuan itu tahan.

"Tuh Kal mobil jemputan lo udah datang," tunjuk Lora pada mobil putih yang sudah berdiri di depan gerbang. Kalea tak melanjutkan ucapannya lagi dan segera pamit.

Kepergian Kalea membuat Lora menghela napas pelan. Di tatapnya mobil itu perlahan mulai hilang. "Gue kenapa sih?!" gerutu Lora.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang