|Origami|

612 70 9
                                    

"Kita hidup bukan untuk menyenangkan orang lain."



Hallo gimana sudah kangen mas pathan belum? Maap ya aku lama update hahahha

Jangan lupa Vote dan komen ya:) budayakan vote setelah baca xixi😹

Gaiss follow wattpad : Fani_dy26
Instagram :fani_dy26
Story Ih cerita :fanii_dy26

Suara tarikan kursi samping membuat kegiatan Lora berhenti, gadis itu melirik ke samping bertepatan dengan cowok yang sejak tadi tidak ada kabar kini sudah berada di hadapannya. Fathan duduk seraya meletakan dua botol minuman di atas meja. Dilihatnya Lora yang tengah sibuk membuat burung dengan kertas origami, cowok itu mengambil satu kertas lalu membentuknya menjadi burung.

Sedikit pun suara Lora tak mengeluar kan suara memilih sibuk dengan kegiatannya.

"Untuk apa?" Fathan meletakan burung kertas yang sudah jadi itu ke dalam kotak yang ada di atas meja. Hampir 50 kertas itu sudah jadi berbentuk burung.

"Nggak tahu, Bu Husna suruh bikin ini." Jelas Lora, kemudian menghitung kembali hasil buatannya. Setelah 50 buah selesai Lora menyimpan kertas origami yang tersisa ke dalam tasnya.

"Kaya anak kecil aja," ledek Fathan, mendengar itu Lora mendengus sebal. Gadis itu menoleh begitu menemukan Lila menghampirinya.

"Udah selesai Ra?" Lora mengangguk, dengan senang hati Lila menerima kemudian mengantarkan kotak itu pada Bu Husna, guru Kesenian.

Sebenarnya tak hanya burung kertas saja, berbagai bentuk yang di buat dari kertas origami itu di berikan pada Bu Husna. Katanya, kertas kertas itu akan dikumpulkan di gudang entah untuk apa Lora pun tidak tahu. Untung saja hari ini tidak ada kelas jadi Lora tidak buru-buru menyelesaikan karyanya.

Lora mengeluarkan ponselnya kemudian mengotak atik benda pipih yang sejak tadi ia diamkan. Helaan napas terdengar di sampingnya, Lora melirik sekilas pada Fathan yang tengah bersandar seraya menatapnya.

"Gue nggak suka di liat!" ketus Lora meski tak menatap Fathan.

"Gue nggak suka dikacangin," balas Fathan tak mau kalah malah memperhatikan Lora bermain Hp.

Lora melirik kesal, "Gue nggak nyuruh lo ke sini,"

"Karena adanya lo bikin gue betah di sini." Lora menghela napas kasar, seberapa keras pun ia menyuruh Fathan menjauh darinya maka semakin dekat pula cowok itu bersikeras mendekatinya. Cowok itu tak pernah kapok dengan ucapan ketus dan kasar yang terlontar dari mulutnya.

Jujur saja terkadang Lora merasa tak enak karena sudah berkata kasar begitu pada orang, tapi Fathan sendiri yang berulah membuat Lora berucap pedas. Siapa sih yang di ganggu itu enak? Rasanya sangat risih apalagi Lora sama sekali tidak begitu akrab dengan Fathan.

Baru saja hendak berdiri keluar kelas sebuah tangan lebih dulu menariknya untuk kembali duduk, tepat menghadap cowok itu. "Mau kemana?" Bagaikan seorang pacar posessive Fathan menatap lekat mata Lora.

"Mau keluar lah,"

"Keluar aja jangan di tahan," ucapan Fathan terdengar ambigu.

Mata Lora melotot, "Lo sendiri yang nahan gue," ucap Lora melirik ke arah pergelangan tangannya yang di genggam Fathan. Cowok itu menyengir lebar tanpa melepaskan tangannya.

"Mau ngapain sih? Di sini aja, gue kan udah beliin air buat lo," Lora menatap sekelilingnya, beberapa temannya yang ada di kelas diam-diam menyuri pandang pada keduanya.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang