"Berjuanglah tanpa mengenal lelah,"
•
•
•Budayakan vote dan komen. Terimakasih sudah membaca! ❤
Helaan napas berat terdengar membuat Fathur menoleh mendapati Fathan menyisir rambutnya dengan pasrah. Raut wajahnya pun terlihat lelah dan penuh banyak pikiran. Melihat itu Fathur menautkan alisnya bingung.
Tidak biasa lagi jika Fathan resah seperti itu. Cuma satu jawabannya. Sedang memikirkan sesuatu, pastinya!
"Kenapa?" tanya Fathur singkat. Mengambil duduk di depan Fathan.
Saat ini di kelas hanya ada mereka berdua, semua sudah pergi berbaris di lapangan menunggu guru olahraga datang. Sementara Fathan maupun Fathur masih setia di kelas.
"Ck, kok lo bisa dapetin Mona sih Thur?" bukannya menjawab justru Fathan balik bertanya, membuat sebelah alis Fathur terangkat.
Lama terdiam sebelum akhirnya Fathur bersuara, "Karena dia cinta gue lah,"
Fathan berdecak kesal seraya melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Fathur penuh intimidasi. Sementara Fathur tetap memasang wajah datarnya.
"Lo pelet ya?" tunding Fathan.
"Lo kira masih jaman pakai pelet sekarang?"
Terdiam, Fathan masih mencerna ucapan Fathur sebelum akhirnya mendengus sebal. Ucapan Fathur ada benarnya juga. Mana mungkin seorang Fathur memakai pelet hanya untuk memiliki Mona? Bahkan Fathur bisa mendapatkan lebih dari Mona.
"Kenapa? Lo pengen pelet si Lora?" mata Fathan terbelalak sempurna saat Fathur bicara seperti itu. Lantas Fathan berdecak sebal. "Orang kayak dia mah nggak mempan! Lama-lama juga capek gue,"
"Kalau capek ya berhenti,"
"Segampang itu?"
"Buat apa lo ngejar kalau ujung-ujungnya berhenti di tengah jalan?" Fathan mengangguk membenarkan.
Menaklukan Lora tidak semudah apa yang dia pikirkan sebelumnya. Seperti di google yang sering kali ia cari tentang bagaimana menaklukan hati perempuan. Fathan teringat, ucapan Bundanya saat menceramahinya malam itu. Katanya, berjuang itu suatu dari proses. Tidak ada berjuang maka tidak ada hasilnya.
"Lo tahu nggak caranya supaya gue bisa dapetin Lora?" Fathan tidak tahu lagi bagaimana caranya menaklukan hati perempuan, ini pertama kalinya Fathan mengejar perempuan, yang biasanya di kejar sekarang malah mengejar.
"Cuma satu," ucap Fathur seraya berdiri di sampingnya. "Berjuang tanpa mengenal lelah." ucapnya menepuk bahu Fathan setelahnya melenggang pergi.
🍁
Tidak ramai dan juga tidak sepi, kantin masih seperti biasanya. Hari ini Lora memilih istirahat di kantin daripada di taman seperti biasanya. Perutnya yang terasa lapar membuat Lora harus mengisi sebelum merasakan sakit yang luar biasa. Ya, Lora memiliki maag yang artinya Lora tidak bisa makan terlambat.
Saat pergi ke sekolah tadi Lora tidak mengisi perutnya, dikarenakan orangtuanya buru-buru pergi ke luar kota. Dan sialnya, Lora sama sekali tidak bisa membuat sarapan pagi. Alhasil ia tidak membawa bekal.
"Lora," seseorang memanggil namanya, lantas Lora mendongak melihat siapa memanggilnya. Lora mengangkat alisnya sebelah, seolah berkata 'ada apa' tanpa bersuara.
"Gue boleh gabung?" tanya Kalea, teman sekelasnya. Lora mengangguk, melanjutkan kembali menyantap makanannya.
"Tumben lo ke kantin?" Kalea memberanikan diri bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reach The Heart
Fiksi Remaja[Sequel ALASKA 1&2] [FOLLOW SEBELUM DIBACA] Mungkin agak aneh rasanya menggangu seseorang yang bahkan kita tidak kenal. Seseorang yang menurut kita beda, nyatanya memberi sesuatu yang special. Fathan salah satu cowok perfect bagi perempuan karena...