|Challenge |

2.7K 190 30
                                    

"Karena dari rasa sabarlah membuat gue untuk bertahan."


Budayakan Vote dan komen:)
Happy reading!

Tersenyum dan tersenyum tak habis pikir dengan kelakuan Fathan yang sejak tadi terlihat aneh. Mulai pulang dari sekolah, makan malam bahkan berkumpul bersama keluarga pun anaknya itu tiba-tiba tersenyum tidak jelas.

Entah kemasukan setan apa dalam tubuhnya Ataya pun tidak tahu.

"Kamu sakit Bang?" Ataya bertanya seraya meletakan punggung tangannya di dahi Fathan. Mencoba merasakan tubuh Fathan panas atau tidak.

"Enggak panas," jawab Ataya. Wanita paruh baya yang ia sebut Bunda itu duduk di sofa.

Fathan memamerkan giginya seolah tidak terjadi sesuatu. Kemudian berjalan ke arah Ayahnya yang juga duduk di Sofa.

"Bunda yang ini jawabannya apa Bun?" Anggun menunjuk soal pelajaran bahasa Indonesia yang sejak tadi membuat kepalanya pusing. Soal itu menjebak membuat Anggun semakin malas berpikir.

"Cari sendirilah! Masa Bunda kamu suruh cari, yang sekolah siapa?" sahut Fathan. Adiknya itu selalu saja begitu. Padahal sudah mau masuk SMA tapi masih saja bersikap seperti anak Sd.

"Anggun kan nggak tahu jawabannya," protesnya.

"Nggak tahu justru di cari,"

"Karena nggak tahu lagi justru bertanya. Kayak Abang enggak pernah diposisi Anggun aja!" sungut Anggun. Gadis itu kembali melirik Bundanya yang tengah mencari jawaban.

Sementara Alaska tetap menonton televisi. Sesekali mendengarkan pembicaraan mereka.

"Tumben Ayah nggak kerja? Biasanya habis sholat magrib tangan Ayah udah sibuk ngetik," Fathan memperlihatkan pada Alaska cara mengetik membuat Ayah dari dua anak itu tersenyum.

"Lagi nggak aja." Fathan mengangguk kemudian menyandarkan kepalanya ke kursi. Tubuhnya sedikit miring untuk bisa lebih dekat dengan Alaska.

"Kamu nggak ikut les Tan?" Alaska bersuara melirik sekilas pada Fathan sebelum akhirnya kembali menatap televisi.

"Enggak deh, Yah," tolak Fathan. Alaska menautkan alisnya bingung menatap putranya.

"Kenapa? Karena ada pacar?"

"Hahahaha..."

Baik Alaska, Ataya maupun Fathan menoleh ke arah sumber suara. "Kamu kenapa ketawa Nggun?" ketiganya dibuat bingung oleh Anggun yang tiba-tiba saja tertawa padahal tidak ada yang melucu.

"Seorang Bang Fathan punya pacar?" Anggun semakin tertawa keras, "mana mau cewek sama dia. Yang ada pada kabur kali." seru Anggun puas.

Fathan dibuat cengo oleh jawaban Anggun yang meledeknya.

Sial! Fathan membatin. Tidak habis pikir dengan ucapan Anggun yang meledek dirinya di depan Bunda dan Ayah.

"Hust... Nggak boleh gitu Nggun," peringat Ataya. Anggun meredakan tawanya sebelum akhirnya kembali tertawa bersama Ataya.

"Tapi memang benar sih," lanjut Ataya.

"Heh gini-gini masih ada kok cewek yang suka sama Fathan!" bela Fathan.

"Masa? Anggun nggak yakin deh, secara Abang kan pencicilan terus pelit lagi!"

"Kalo sama kamu ya pelit lah. Udah di kasih uang kan sama Ayah?"

"Sama adik aja pelit apalagi sama pacar," Anggun terus saja meledeknya membuat Fathan menarik rambut Anggun supaya adiknya kesal.

"Udah-udah..." lerai Alaska. "Anggun kamu nggak boleh gitu sama Abang!" tegur Alaska.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang