|Indecisive|

1.1K 92 9
                                        

"Cemburu adalah kata yang sangat sulit untuk diungkapkan."


Jangan lupa VOTE+KOMRN YA.
BAGIAN MANA YANG KAMU SUKA?

YUK BANTU MILIH COVER ALASKA DAN IKUTAN GIVE AWAY DI INSTAGRAM SkyPublisher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YUK BANTU MILIH COVER ALASKA DAN IKUTAN GIVE AWAY DI INSTAGRAM SkyPublisher

Seperti biasa kelas free memang menyenangkan, terutama para lelaki sibuk bermain game bersama, lain halnya dengan perempuan memilih untuk kumpul lalu mengghibah. Sudah terbiasa untuk ghibah setiap saat, sebab jika terlewatkan saja satu berita rasanya tidak afdol.

Semenyenangkan itu bukan?

Hari ini kehadiran Bu Dona membuat seisi kelas senang karena praktek ulangan kimia tidak jadi lantaran Bu Dona mengantarkan siswa-siswi yang ikut lomba Olimpiade ke suatu tempat. Meski begitu mereka tetap saja was-was karena Minggu depan Bu Dona pasti menagihnya.

Miko, Aji dan Abim asik mabar di meja belakang bersama siswa lainnya sementara Fathan dan Fathur, dua sejoli itu sibuk mengerjakan tugas dari Bu Dona. Ya, Guru Kimia itu sengaja memberi mereka tugas supaya tidak berkeliaran saat jam kelas kosong.

Tak hanya itu keduanya memang sengaja menyelesaikannya terlebih dahulu agar nanti lebih banyak waktu istirahat. Kalian tahu sendirilah Fathan dan Fathur memang pintar, tak heran jika murid lain suka iri karena kepintaran dan kerajinan mereka.

Meski begitu keduanya bersikap seperti biasa, tidak sombong dan sok kepintaran. Jika ada teman mereka yang tidak mengerti maka keduanya pasti membantu. Wajar saja siswi-siswi suka pada keduanya. Selain pintar juga baik lagi.

"Anjirrr gue kalah!" maki Miko melempar ponselnya ke atas meja sebelum akhirnya menyadari apa yang telah dilakukannya. Miko segera mengambil ponselnya dan mengeceknya.

"Untung kaga rusak bisa-bisa emak gue marah," Miko mengelus dadanya lega mengetahui ponselnya baik-baik saja.

"Lo nggak bikin tugas?" tanya Fathur pedas, melirik Miko sekilas sebelum kembali mencoret bukunya.

"Ini mau bikin," balas Miko mengambil buku dan penanya lalu berjalan ke arah meja dimana Fathan dan Fathur bekerja.

Jika Fathur sudah bertanya seperti itu maka Miko tak bisa membantah. Selain tidak mendapat contekan Miko juga pasti diceramahi oleh keduanya.

Miko duduk memperhatikan angka dan rumus di atas buku Fathan. Begitu juga buku Fathur penuh coret-coretan angka di sana. "Puyeng mata gue liat angkanya," keluh Miko.

"Makanya belajar bukan main doang yang lo pikirin," ucap Fathur membuat Miko mencibir.

"Ini kan gue belajar," balas Miko kemudian membuka bukunya.

Reach The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang