💜Happy reading💜
***
Kegiatan Arya di hari minggu adalah berolahraga.
Sebelum sinar matahari makin merambat di langit, Arya sudah siap. Ia memakai sepatu ikat berwarna hitam, celana pendek selutut, dan baju tanpa lengan.
Biasanya Arya lari pagi tak jauh dari rumah. Hanya berpapasan satu atau dua orang saja. Hal ini dikarenakan kediamannya yang jauh dari pemukiman. Harus melewati pohon-pohon besar yang terlihat menyeramkan. Tapi itu sama sekali tidak menciutkan nyalinya.
“Pak Arya!” Dari depan seorang cowok melambai, rambutnya bergoyang-goyang ketika berlari. Dia adalah Raju.
“Kamu ngapain di sini?” tanya Arya sembari mengatur napas.
“Saya lagi olah raga, Pak. Kebetulan banget kita ketemu, Pak.”
Arya mengangguk. Dia memberi isyarat untuk berlari kecil sembari mengobrol. “Kamu sendirian?”
Keduanya tampak jauh berbeda, namun masing-masing memiliki kharisma. Raju terlihat sangat manis, wajahnya baby face, sedangkan Arya terlihat macho.
“Sebenarnya saya tadi mau ajak Kania, Pak. Tapi dia sibuk banget urusin keluarganya. Dia juga mau kuliah.”
Arya mengerling. “Emang kamu nggak kuliah?”
“Hari ini dosen saya lagi ada urusan, Pak. Makanya nggak masuk pagi, mungkin siang nanti.”
Arya mengangguk-angguk. “Hm … Kania itu anak ke berapa?”
“Anak ke dua dari empat bersaudara, Pak. Kakaknya udah nikah, tinggal di Jakarta bareng istrinya. Kania punya dua adek kembar, cowok semua. Cuma Kania yang cewek, Pak.”
“Kalau gitu….” Arya berhenti, napasnya terbuang banyak jika berlari sambil berbicara. Dia pun memilih untuk beristirahat sejenak. “Kalau gitu Kania–"
“Ah, satu lagi, Pak! Kedua orang tua Kania baru aja cerai.” Raju menjelaskan secara mendetail, tanpa diminta. “Ayah Kania lagi sakit, nggak bisa kerja. Makanya Kania kerja buat makan sehari-hari. Kania nggak mungkin andalin kiriman uang dari Abangnya, secara dia sendiri punya tanggungan keluarga di Jakarta.”
Arya merenung sesaat.
“Saya….” Raju berdeham. “Saya minta tolong, Pak. Teman saya itu jangan terlalu ditanggapin omongan kasarnya atau yang lainnya. Kania emang kayak gitu, saya harap Bapak nggak tersinggung sama ucapannya.”
Arya menarik napas panjang. Lagi-lagi menganggukkan kepala. Obrolan mereka berhenti sampai disitu. Kemudian berpisah di perempatan.
Ketika sampai di rumah, Arya tidak langsung masuk, melainkan duduk santai di teras rumah.
“Pak….”
Arya mengerling. "Ada apa, Bi?"
Bi Ade menunduk sedikit, wajahnya berubah masam.
“Ada apa?” Arya bertanya ulang.
“Bapak kedatangan tamu.”
“Siapa, Bi?”
“Bu Kanza, Pak.”
Kedua alis menajam. Arya mengembuskan napas panjang. “Dia di sini? Kapan? Sekarang dia dimana?”
Bi Ade belum sempat menjawab, suara tangisan Zayn mengalihkan mereka berdua. Arya langsung memeriksa keadaan.
“Kanza, kamu ngapain di sini?” tanya Arya sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Papa Hunter [✓]
RomancePeringkat 1 Romance (22-04-2021) Arya Hermawan adalah seorang duda beranak satu. Meskipun begitu, ketampanannya banyak memikat wanita. Dari semua kalangan, baik wanita yang setara dengannya dan wanita yang masih sangat muda. Tetapi ... Arya tidak pe...