About Zayn

35.2K 2.5K 271
                                    

💜Happy reading💜

***

Zayn memarkirkan sepedanya sembarangan. Sudut bibirnya terluka dan mengeluarkan darah. Bajunya kotor terkena lumpur. Jalannya juga tertatih-tatih.

“Abang?” Seorang cewek berambut panjang berdiri di ambang pintu, tangan kanannya menggenggam boneka beruang. Boneka itu pemberian dari Zayn, dibuat sendiri setelah mempelajarinya melalui youtube.

“Zarah?” Zayn cepat-cepat menutupi bagian bibirnya yang terluka.

Zarah mendekat dan memperhatikan saksama. Matanya menyipit. “Abang kenapa? Kenapa baju Abang kotor?”

Zayn mengulas senyum kepada sang adik. Dia mengelus pipi Zarah lembut. “Abang nggak kenapa-napa, kok.”

Zarah tentunya tidak langsung percaya, bagaimana bisa itu terlihat baik-baik saja? 

“Abang bilang sekarang juga!” Zarah ngambek, tangannya terlipat di dada.

“Abang beneran, kok.”

“Bohong!”

“Nggak, Zarah….”

Zarah duduk di lantai, bibirnya mengerucut imut. Boneka beruang yang dipegangnya dilempar ke tanah. Zarah kalau sedang kesal selalu seperti itu.

“Kok bonekanya dibuang?”

“Abang bohong sama Zarah! Abang nggak jujur!”

Zayn menelan ludah gugup. Tatkala Zarah hendak menangis, disitulah Zayn merasa tidak berguna menjadi seorang kakak.

“Zarah….” Zayn tidak lagi menutupi lukanya. Setetes darah mengalir lagi di sudut bibirnya.

Zarah bangkit spontan, dia menangkup pipi Zayn. Matanya berkaca-kaca. “Abang kenapa? Kenapa bibir Abang luka?”

“Abang….”

Bibir Zarah melengkung, bergetar. Hitungan detik, dia sudah menangis. “Abang jangan sakit, Zarah nggak suka lihat Abang sakit….”

“Jangan kenceng-kenceng nangisnya, nanti Mama dengar.” Zayn segera meraup tubuh Zarah dan mengelus punggungnya. Zayn juga menciumi pipi adiknya sayang. “Zarah, Abang nggak apa-apa. Ini nggak sakit, kok.”

Zarah sama sekali tidak mau mendengar, tangisnya makin menjadi dan bertambah kencang. Suaranya didengar oleh semua penghuni rumah. Kania datang tergesa-gesa. Ketika melihat Zayn, Kania makin panik.

“Sayang, kamu kenapa? Bibir kamu kenapa bisa berdarah gini?”

Mendengar ucapan Kania, Zarah menjerit kencang. “Abang...!!!”

“Ini….” Zayn mengerjap cepat. Otaknya juga berproses secepat mungkin untuk mencari alibi. “Hm … anu….”

“Kenapa?” tanya Kania.

“Aku … jatuh dari sepeda, Ma.” Suara Zayn mengecil.

Kania lantas melirik sepeda yang dipakai Zayn, alisnya mengernyit karena tidak mendapati adanya goresan apa pun. Sepeda berwarna merah itu terlihat bersih tanpa adanya kerusakan.

“Zayn, Mama mau bicara sama kamu.”

Zayn mengangguk lemah. Zarah diambil alih oleh Bi Ade. Untuk sekarang, Kania ingin berbicara empat mata dengan Zayn. Ini sudah beberapa kali Kania mendapati hal yang sama.

Kania mengambil kotak P3K untuk mengobati luka. Nalurinya sebagai ibu mendominan. Kania sedih sekali jika sudah melihat Zayn terluka. Sekian lama hidup bersama, Zayn yang dulu dan sekarang cukup berbeda.

The Papa Hunter [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang