Flashback

236 17 12
                                    

Kilas balik cerita.

"Ayo Del kantin! Laper banget sumpah," ajak Octa pada Adel yang masih saja berkutat pada buku lks biologinya.

"Nanti aja istirahat ke dua, ini tugas gue belom kelar," jawab Adel tanpa menoleh pada Octa.

"Udahlah, keep santuy everyday and everywhere," ujar Octa yang masih tak berpengaruh pada Adel.

Octa mendengus sebal. Otaknya memikirkan cara agar Adel mau ke kantin bersamanya. Tak sampai satu menit, jarinya menjentik tatkala sebuah ide muncul di otaknya.

Dia pun berlari keluar kelas, namun hanya sampai di depan pintu. Setelahnya dia kembali masuk ke kelasnya dan menghampiri Adel.

"Del, Tian nyariin lo tuh!" bisik Octa.

Dan berhasil. Adel langsung menegakkan tubuhnya dengan mata yang melebar.

"Serius?" tanya Adel yang diangguki Octa.

"Minggir!"

Octa mendengus sebal melihat Adel yang mendorong bahunya dan berlari keluar kelas.

"Kalo Tian aja cepet." gumam Octa sebelum akhirnya menyusul Adel.

"Tian lo nyariin gue?" tanya Adel pada Tian yang tengah berdiri di depan kelasnya.

Octa yang baru saja keluar dari kelas bisa melihat raut wajah bingung dari Tian karena kelas mereka bersebelahan. Dia pun lantas tertawa sambil menghampiri Adel dan Tian.

"Kerjaan lo ya Ta?" tanya Tian pada Octa yang hanya menyengir.

"Udah ayo ke kantin!" ajak Octa dengan tangannya yang menarik lengan Adel.

"Jahat banget lo, gue udah seneng juga," ujar Adel dengan bibirnya yang mengerucut.

"Lagian lo diajak ke kantin aja susah banget kaya mau diajak kawin lari aja," balas Octa tak kalah sebal.

"Pulang sekolah anterin gue ke tok... eh aduh!"

Ucapan Octa terpotong karena ada yang menarik rambutnya dengan kencang. Dengan garang, dia membalikkan tubuhnya dan menatap garang pada sosok perempuan di hadapannya.

"Berani mata lo natap gue kaya gitu?!" sentak perempuan yang sama sekali tidak Octa kenali itu.

"Lah? Mata punya gue ya suka-suka gue lah," jawab Octa yang ternyata membangkitkan iblis dalam tubuh perempuan di hadapannya itu.

"Ta, minta maaf aja gih!" suruh Adel yang tak mau kena masalah karena bertengkar dengan kakak kelas. Info tambahannya adalah setahu Adel, perempuan yang membentak Octa tadi namanya Tharissa dan perempuan yang disamping Tharissa adalah teman sehati sejiwanya yaitu Chelsea. Tharissa dan Chelsea tergolong kakak kelas yang suka sekali mencari masalah, mulai dari bolos sekolah, bertengkar, membohongi guru, dan lainnya. Maka dari itu Adel sangat-sangat tak mau berurusan dengan keduanya.

"Nah, lo dengerin aja tu kata temen lo! Minta maaf lo sama temen gue!" sahut Chelsea yang mendengar ucapan Adel.

Octa benar-benar bingung sekaligus kesal. Dua perempuan di hadapannya tak ada yang dia kenal, tapi dengan tiba-tiba mereka memarahi Octa bahkan sampai menjambaknya tadi. Memang sih Octa sering melihat wajah keduanya, dan Octa juga tahu kalau kedua sering keluar masuk ruang BK, kebetulan kelas Octa berada tak jauh dari ruang BK. Tapi Octa tak merasa pernah berurusan dengan keduanya.

"Tampang lo tu kenapa nyolot banget si anj***?!"

Octa lantas menyingkirkan tubuhnya saat Tharissa hendak menamparnya. Dan akhirnya Tharissa hampir saja jatuh mencium lantai koridor sekolah.

raShitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang