Pulang Bareng(2)

202 14 51
                                    

Hari yang sangat menyenangkan bagi Octa saat Dimas menelponnya dan mengatakan kepadanya untuk menunggu di depan kantor. Inilah alasan mengapa hari ini dia begitu bersemangat pergi ke kantor, dijemput Dimas. Konyol memang, tapi namanya juga Octa.

"Nanti gue mau ngomongin apa ya biar ga diem-dieman?" gumam Octa.

"Ngomongin tentang masa depan seru kali ya? Nentuin tanggal nikah, konsep pernikahannya kayak apa, mau punya anak berapa, kasur mau merk apa, rumahnya mau dimana, catnya warna apa, gitu aja kali ya?" tanya Octa sambil mesem-mesem gak jelas.

Drrt drrt

Masih dengan mesem-mesem, Octa meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau.

"Dengan Octa di sini, ada yang perlu saya bantu?"

"Dengan Karin di sini, perlu banget bantuan nih,"

"Bantuan apa ya? Jangan susah-susah ya, karna sebenernya saya lagi gak pengen bantuin orang,"

"Waduh kok anda jahat ya?"

"Biasanya sih saya baik, tapi sekarang lagi pengen jahat biar kayak orang-orang,"

"Gak jelas lu, serius nih gua minta bantuan lo,"

Octa terkekeh sejenak lalu menjawab, "Bantuin apa sayang? Sini bilang ke tante," jawab Octa membuat Karin ingin memuntahkan durian yang dimakannya semenit yang lalu.

"Gue pengen jadian sama Akbar, bantuin!"

"Loh? Jadian ya tinggal jadian, ngapain minta tolong?" tanya Octa heran.

"Lo kira ngajak jadian segampang ngajak maen bekel?!" balas Karin sebal.

"Ya kaga sih, tapi kan kalian udah saling-saling, saling suka, saling cinta, saling menghargai dan menghormati satu sama lain, jadian ma gampang lah,"

"Emang dia suka sama gue?" tanya Karin polos.

"Waktu itu dia pernah bilang sih kalo dia suka sama lo, dia juga minta tolong sama gue biar dia jadian sama lo,"

"Serius?"

"Iya, tapi karena waktu itu tiba-tiba gue males bantuin dia, ya udah sampe sekarang kaga gue bantuin, lagian dia juga ga nagih pertolongan ke gue tuh,"

"Ya udah lo tolongin gue aja kalo gitu,"

"Mending gue bantuin diri gue sendiri biar jadi ama Dimas," jawab Octa membuat Karin tertawa.

"Makanya lo bilang ke dia, kasih tau kalo lu demen ama dia, jangan diem-diem aja!"

"Gue tanya sekarang, emang lo bilang ke Akbar kalo lo demen sama dia?"

"Ya belom sih, makanya gue minta tolong ke lo Ta, kan lo lebih akrab sama Akbar dibanding gue,"

"Mau ditolongin gimana?" tanya Octa mengalah.

"Suruh si Akbar nembak gue,"

"Akbar nembak lo? Nanti kisah cinta lo tragis banget dong ya?"

"Tragis gimana?"

"Akbar nembak lo, trus lo mati, abis itu si Akbar di penjara, nanti ada berita judulnya 'Seorang pria di penjara 10 tahun karena menembak calon pacarnya yang sangat ia cintai'"

"Otak lo kayaknya perlu diservis,"

"Udah ah, gue mau balik sama masa depan, nanti gue telpon lagi kalo udah di rumah, bye!". Octa lantas mematikan ponselnya dan berlari keluar dari kantornya.

raShitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang