(20)

62 5 0
                                    

Author POV

Ini adalah Hari ke tiga Kania di rumah sakit, 2 hari yang lalu dia di nyatakan koma karena terjadi benturan yang sangat keras pada kepalanya, beberapa tulangnya patah sehingga harus di rawat intensif. Sedangkan Ben terus frustasi melihat keadaan calon istrinya, dia terua berdoa agar Kania dapat membuka matanya dan kembali menhebut namanya, kembali mengucapkan selamat pagi padanya. Sungguh ia rindu pada gadis yang sekarang sudah tergeletak tak berdaya dengan banyak selang selang peralatan rumah sakit di tubuhnya.

Ben selama 3 hari tidak pernah pulang, Sesekali Sinta membawakannya pakaian dan juga makanan. Jika kalian bertanya kemana Clara? Tentu saja dia sudah berada di penjara. Saat hari kejadian, Ben segera menelfon polisi dan saat itu juga Clara di tahan. Sinta yang juga ikut terlibat sempat di bawa ke kantor polisi, tetapi di pulangkan karena masih berusaha menyelamatkan korban yaitu Kania.

"Selamat pagi, kenapa kau tak pernah membuka matamu lagi? Aku ingin mendengar tawa mu, aku merindukan mu" ucap Ben dengan suara lirih, sungguh ia ingin Kania pulih dan melanjutkan acara pernikahannya
"Mengapa kau terus tidur, bangunlah, aku ada di sini selalu menunggu mu" ucap Ben lagi.

Seseorang di depan pintu kamar mendengar ucapan Ben, ia ikut menangis mendengar ucapan Ben dengan suara yang sangat sangat menyedihkan, dia adalah Sinta. Sinta terus berdiri di depan pintu

Saat sedang menunduk, tiba tiba seseorang menepuk pundak Sinta
"Eh ayam ayam" ucap Sinta terkejut, sedangkan org yg menepuk pundak sinta hanya tertawa dengan suara kecil
"Apa yang kau lakukan di depan pinfu? Mengapa tak masuk?" tanya Romi
"Kau tak lihat, Ben sedang apa?" ucap Sinta lalu menunjuk ke dalam ruangan menggunakan dagunya, akhinya Romi pun mengintip melalui jendela kaca pada pintu kamar dan ber 'oh' ria

"Yasudah, kalau begitu bagaimana jika kita mencari makan?" tawar Romi, Sinta menimbang sejenak dan akhinya mengangguk setuju, akhirnya mereka berdua memilih meninggalkan rumah sakit dan mencari sesuatu yang bisa mereka makan

***

Hari ini, Ben benar benar di buat terkejut. Beberapa menut yang lalu tubuh Kania kejang kejang, dengan segera Ben memanggil dokter, sang dokterpun datang dan langsung memeriksa keadaan Kania, dokter menyuruh Ben untuk manunggu di luar. Sedari tadi ia tak berhenti mondar mandi kesan kemari memikirkan Kania. Susterpun keluar, tetapi langsung berlari, beberapa saat kemudia suster itu kembali membawa beberapa peralatan rumah sakit. Ben yang melihat hal itu semakin ketakutan

Saat ini sudah ada Sinta dan Robi menemani Ben menunggu
"Aku benar benar tak akan Memaafkan Clara jika Kania sampai tak selamat" ucap Ben
"Ben, tenangkan dirimu" ucap Romi
"Aku sedang berusaha, tetapi tidak bisa" ucap Ben dengan meninggikan suaranya satu oktaf.

Beberapa menit kemudia, Dokter keluar dengan wajah yang sangat tidak bisa di artikan
"Ba-bagaimana dok?" tanya Ben cepat, dan dokter itu hanya menggeleng pelan. Sontak Sinta menutup mulutnya dengan kedua tangannya sedangkan Ben langsung diam mematung

TBC
.

.

.

Hai, gimana? Gak seru yg, eheheh maaf, tunggu chapter berikutnya yah^^

-Maaf jika ada kesalahan kata/Kaliamat
-Jangan lupa voment

~Terima kasih sudah membaca~

Sad Love [COMPLATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang