ALMIRA : JANGAN PAKSA MEMBENCIMU (SUDAH TERBIT)

Bab 1 - Pindah

Haloo semua! Kenalin nih, aku Sofie Amira Bastaman dan kalian bisa manggil aku Sofie yaa!

Mari mengabsen tanggal berapa kalian baca cerita ini?

Siap buat baca?

HAPPY READING!

Langit kota jalanan Jakarta hari ini mendung. Bagaikan hati gue yang sama mendungnya, memikirkan hal yang barusan terjadi di sekolah. Gue nggak habis pikir dengan kelakuan teman sekelas gue. Terutama saat gue mengetahui mantan sahabat gue ada di sekolah sialan itu. Hati gue mencoba untuk ikhlas dengan hal ini. Tapi hasilnya nihil. Gue menopang dagu sambil menatap sang malam di sana.

Perkenalkan, gue Ilham. Mungkin kalau lo ketemu sama gue, lo tak akan mau bertemen sama gue. Mungkin lo semua kan menjadi anggota genk yang membuli gue tanpa ampun. Hanya orang tertentu yang mau berkawan. Dari fisik saja, gue sudah berpenampilan culun seperti anak SD.

Kacamata bundar yang hinggap di hidung gue, rambut yang dibatok, kalau gue pake seragam juga, kancing paling atas seragam gue juga gue kancingin. Pengap? Iya emang sihh, tapikan gue harus terlihat sempurna.

Gue kira itu akan berdampak baik pada kehidupan gue. Gue kira dengan gue berpenampilan begitu, gue akan berkawan dengan anak popular di sekolah. Ekspetasi gue aja yang ketinggian kali ya? Mungkin jawabannya adalah 'iya'

Mata gue lelah menatap malam, setengah jam sudah berlalu, gue beranjak meninggalkan jejak di sana. Gue beralih pada nasi goreng yang sudah di siapkan oleh nyokap. Nasi goreng apa pula ini? Kemarin warna nasi goreng nya biru toska, sekarang nasi gorengnya berwarna merah muda.

"Ma, kenapa ini nasi goreng warnanya pink kayak gini?" tanya gue sambil menggaruk tengkuk gue yang tak gatal.

Nyokap yang merasa terpanggil oleh gue menatap gue dengan muka cerianya. Katanya, nasi goreng dibuatnya itu adalah hasil pernikahan silang antara lollipop dan gula kapas. Terus ini apa lagi? Topingnya gula kapas dan berbagai macam permen? Bagaimana ini rasanya?

"Sayang, mama 'kan mau bikin nasi goreng yang aesthetic, tahu nggak artinya aesthethic ? Nggak tahu kan? Makanya jangan protes. Makan gih."

Gue tak mengerti lagi dengan isi kepala nyokap. Kemarin saja bekal gue nasi goreng warna ungu. Topingnya ubi ungu. Nyokap aneh kayak gini juga gue sayang sama nyokap. Walau ada sedikit rasa malu sih.

"Sayang, kalau Ilham makan nasi warna kuning terus kan nanti Ilham bosen, kalau bosen nanti Ilham nggak sayang lagi sama Mama. Lagian yah, hidup tuh harus berwarna, Ham," ucap nyokap terlihat bersemangat seperti biasanya. Memang benar hidup harus berwarna, tapi nggak gini juga emak!
Tak apalah. Apapun makanan yang dibuat nyokap, gue akan selalu melahapnya. Ya, makan sih tetap makan walau gue selalu bergidik ngeri melihat makanan yang dibuat nyokap. Nyokap emang ter the best lah kalau soal candaan dan juga otak kreatifnya.

Kala itu gue berjalan sambil membawa santapan nasi goreng merah muda di hadapan gue. Gue duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi keluaran baru dihadapan gue. Ih, jam segini kok nggak ada film yang menarik. Adanya juga film drama. Gue aja terakhir nonton film drama itu sewaktu gue masih TK. Tetep aja UUN. Ujung - ujungnya nangis. Gue terus menekan tombol next di remot pengendali TV.

Tengah asyik menggonta - ganti siaran di layar TV, nyokap gue manggil gue dengan suara lantang. Gue salah apa? Belum satu jam saja, nyolap sudah memanggil. Biasanya nih kalau nyokap udah manggil gue pasti ada masalah.

"Ham," panggil nyokap ke gue dengan nada serius . Loh? Tadi kan nyokap lagi bahagia banget tuh gara - gara permasalah nasi goreng, kok tiba - tiba jadi begini?

Gue yang merasa terpanggil nyokap, menghampiri nyokap. Gue lihat, nyokap sedang berada di dapur. Lagi masak iga bakar pastel katanya. Nyokap gue emang terlalu girly, jadi maafkan saja kalau nyokap masaknya selalu warna merah muda, kalau nggak warna ungu, atau tidak biru toska.

"Ilham, mulai besok kamu sekolah di SMA Tenshi 08, ya ! Soalnya di sekolah Ilham yang dulu, kamu 'kan selalu dibully. Mama tak terima kau dibegitukan," ucap nyokap serius.

Gue tak mengerti lagi deh, padahal kan sekolah SMA Tenshi 08 adalah sekolah yang mewah gitu. Fasilitas juga lengkap, gue tak pantas bersekolah di sana.

"Ma, mama ngerti dikit lahh.. Sekolah itu kan berbasis internasional. Kayaknya Ilham nggak cocok untuk sekolah di situ. Lebih baik Ilham bantuin mama buka restaurant aja," ujar gue putus asa.

SMA Tenshi juga mempedulikan kenyamanan muridnya dalam kegiatan ngajar mengajar maupun di luarnya, sampai fasilitas sekolahnya wow banget. Ada lift, ada kolam renang, ada kamar asrama, ruang nge-gym, banyak lagi deh. menurut gue, dari skala satu sampai sepuluh, kepantasan gue masuk sekolah itu sekala 0.00001.

Emang nyokap berani ngelepasin gue gitu aja di asrama? Kemaren aja pas pesantren kilat, nyokap bersikeras mau ikut, padahal cuma dua hari gue nginep.

"Ma, mama yakin?"

Saat gue menanyakan hal itu, ada wajah sedih yang terlukis di wajah nyokap. Dengan berat hati, nyokap mengangguk setuju. Air mata nyokap hampir saja lolos. Nyokap gue'kan orangnya periang dan diidentik dengan semangatnya, ia tidak mau memperlihatkan wajah sedihnya pada gue.

"Ilham, sekarang kamu beresin gih barang - barang buat besok."

Gue sebenarnya tak tega liat nyokap kayak gini, mau ngebantah takut dosa. Gue tahu kok kalau nyokap pasti kuat di rumah sendirian.

Malam ini, gue tidak bisa tidur. Yang menjadi dalang dari semua ini nyokap gue. Coba saja kalau nyokap tak memberi tahu gue bersekolah di sana. SMA Tenshi 08, nama sekolahnya saja sudah membuat gue bergidik. Dalam bahasa Jepang, Tenshi artinya malaikat. Apakah murid di dalamnya juga terdapat sifat malaikat sama seperti nama sekolahnya? Gue mengharapkan, tidak ada kata 'bully' di SMA Tenshi 08.

Kita lihat saja hari esok tiba. Apapun pendapat teman baru tentang diri gue, gue akan terima itu dengan lapang dada. Gue udah pasrah.

Author baru semangat lg nih buat up. Voment yaaaaa

Maaf jg gara2 jarang nulis. Gara2 banyak tugas hehe.

Sebagai gantinya aku bakalan up cerita ini dua bab pada hari yg sama.

Semoga kalian suka sama kelanjutan cerita 'Almira' yakk! Dan aku juga mau kasih tahu kalau novel ini bakalan di hapus setengah part. Tapi aku nggak unpublish.