Bab 8 - Jam Dua Malam

217 29 1
                                    


Arrrghhhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arrrghhhhh.. geram gue pada Almira yang sepertinya tak mengenal apa itu 'waktu' . Kenapa sih? Almira memilih waktu yang tidak tepat. Asal lo tahu, gue takut banget sama dunia malam. Apa ini bagian pengujian? Gue tidak tahu kalau soal itu. Masa gue minta tolong Xava untuk nganterin gue??

Pasti nanti dia bilang ' Gentle dong jadi orang, aelah' tidak, tidak. Gue nggak mau. Kalau Anton.. gue kan masih marah sama dia. Masa minta Zaidan yang anterin? Emang dia mau? Mungkin juga dia jawabannya sebelas dua belas sama Xava.

Hmmmmmm.. Gue bener - bener harus ke sana sendiri ya? Apes gue.

Oya kan nanti ada sesi ritual malam, gue izin tidur duluan kali ya? Biar bisa kebangun jam dua malam?
Gue menarik langkah ke arah makhluk abstract  yang tak lain adalah Xava.

" Eh dari mana lo? gue panik gara-gara nyariin lo. Sampai ke selokan gue cari. Dari mana aja sih lo?" tanya Xava cemas. Ya.. Gue emang belum ijin sihh,, nggak apa - apalah, sesekali bandel.

Maaf ya, Va, gue tadi pergi nggak bilang sama lo. Gue tadi lagi buru - buru. Gue tuh pengen banget bilang kayak gitu, tapi semua kalimat itu hilang di benak gue. Gue juga nggak bilang, kalau misalnya tadi gue ketemu sama Almira di pinggir kolam renang.

Kacau dah.

" Kayaknya dompet gue ketinggalan deh," ujar gue sambil berjalan ke kamar asrama.

Gue mengunci kamar asrama rapat-rapat. Rasanya gue mau lari dari kenyataan saja. Gue sudah membohongi teman baru gue sendiri. Maaf, Va. Gue pengen jujur sama lo, tapi bibir gue ini tetap saja terkunci rapat.

Gue mendaratkan seluruh badan gue ke kasur. Menatap langit - langit dan menyapu pandangan kamar bernuasa biru tua. Gue menggelamkan pikiran.

Bahagia. Hanya itu yang gue rasakan sekarang. Rasanya itu gue baru melayang bersama bidadari yang dianggap serigala sama seluruh cowok di sini. Katanya, gue anak teraneh. Suka sama orang yang galaknya kayak gitu.

Gue nggak peduli itu. Kalaupun benar, Almira adalah serigala tercantik yang gue temui. Hehe.

Perlahan mata gue terpejam dengan sendirinya. Gue mau tidur dulu. Demi Almira.

***

"Hoamm"

Gue mengerjapkan mata berkali-kali. Gue pun menoleh ke arah jam dinding yang terpampang di sebelah kanan gue. Aelah baru jam 1. 20 AM. Masih lama ya?

Merasa takut, gue membangunkan Zaidan. Gue menggoncangkan badannya bak anak kecil yang mau membangunkan ayahnya.

"Zai, bangun."

Bukannya bangun, Zaidan malah memalingkan badannya.

"Sini sayang," ucap Zaidan ngelindur. Gue yang mendengar itu bergidik. Ada apa di dalam mimpinya? Punya pacar aja kagak. Heuhhh, Zaidan susah untuk dibangunin. Yaudah deh, coba ke Xava aja.

ALMIRA : JANGAN PAKSA MEMBENCIMU (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang