2005, Agustus 13
Mansion Na
Osaka, Japan
"PERGI DARI SINI SEGERA YUTA! BAWA ADIKMU!" seorang wanita dengan gaun satin merah berteriak pada seorang bocah berusia 12 tahun yang terdiam termangu menatap sang ibu.
"NA YUTA! PERGI SEKARANG! BAWA ADIKMU!" teriak sang ibu sekali lagi. Yuta kecil menggeleng keras.
"Aku tak mungkin meninggalkan otou-san dan okaa-san disini! kalian juga harus ikut!" Yuta kecil balik berteriak pada sang ibu dengan air mata yang turun. Sedangkan bocah kecil yang baru berusia 5 tahun hari itu terdiam dengan tatapan kosong. Dia sangat yakin, jika beberapa jam yang lalu, kedua orang tuanya dan kakaknya memberikan kejutan ulang tahun padanya, mengadakan pesta kecil-kecilan, tapi kenapa sekarang-?
DUAR!
Suara ledakan kembali terdengar.
Ya, saat ini mansion keluarga Na yang berada di Osaka nyaris habis terbakar. Kejadiannya begitu cepat, tepat setelah si kecil Na meniup lilin ulang tahunnya, suara ledakan besar terdengar, menimbulkan teriakan panik dari seluruh penghuni mansion.
"Yuta tak akan pergi tanpa otou-san dan okaa-san!" teriakan sang kakak menyadarkan si kecil.
"Yuta sayang, dengarkan kaa-san! Kau harus pergi dari sini, harus selamat! kau dan adikmu harus tetap melanjutkan hidup. Sekarang, pergilah, bawa adikmu!" Yuta menggenggam erat tangan mungil sang adik.
"Kaa-san-" wanita yang nampak anggun itu tersenyum dan memberikan sebuah kotak pada sang sulung.
"Yuuki!" teriakan dari sang kepala keluarga menyadarkan mereka. Pria yang hanya mengenakan kemeja hitam itu segera menghampiri keluarga kecilnya.
"Kenapa masih disini? Otou-san akan membawa kalian keluar dari sini!" sang kepala keluarga segera meraih si kecil dan menggenggam tangan si sulung dan membawanya keluar, namun-
"Otou-san! AWASSS!" sebuah lemari besar yang terlalap api nampak sudah tak bisa menahan diri dan ingin menjatuhkan diri.
BRAK!
"OTOU-SANN!" Si kecil terlempar dari gendongan sang ayah. Di depan matanya yang baru berusia lima tahun, dia melihat bagaimana sang ayah tewas karena tertimpa lemari yang terbakar.
"Segera pergi dari sini, di luar sudah ada Seo okaa-san, mereka yang akan membawa kalian!" sang ibu berteriak dari balik lemari karena kakinya sudah tak bisa digerakkan kembali, ikut tertimpa lemari tersebut dan api membakar kakinya kemudian menjalar, berakhir membakar tubuh wanita dua anak tersebut. Di hadapan si kecil Na, di hari ulang tahunnya yang kelima, mimpi buruk melandanya, kado dari kedua orang tuanya adalah kematian mereka yang terbakar oleh api. Mata si kecil melihat dengan jelas bagaimana api itu menjalar melahap kedua orang tuanya.
"O-Otou-san Okaa-san"
"Jaemin!" teriakan sang kakak ia hiraukan, dia tak bisa mengalihkan matanya dari dua sosok yang terbakar itu.
"Jaemin!"
"Otou-san! Okaa-san!" Jaemin hampir berlari ke arah kedua jasad orang tuanya jika Yuta tak segera menahannya dan menariknya pergi.
"Jaemin! Ayo!" dengan segenap kekuatan yang dia miliki, dia menyeret sang adik yang meronta dan memanggil kedua orang tua mereka. Yuta juga berat meninggalkan kedua orang tuanya, yang kini telah terbakar, tapi dia punya janji dengan ibunya, dia dan adiknya harus hidup dengan baik. Pintu keluar sudah di depan mata, namun saat sampai di pintu keluar-
"Apa ini eh? Masih ada yang tersisa?" paman mereka, paman yang mereka hormati, kini berdiri dengan angkuh di depan pintu keluar. Dengan kasar sang paman menarik tangan kedua bocah itu dan membawanya ke dalam lautan api. Yuta memberontak sebisa yang ia bisa. Dia harus bisa lepas dari sini dan membawa sang adik lalu melanjutkan hidup sesuai dengan pesan sang ibu.
"LEPASS! LEPASS PAMAN!" PLAK!
Sang paman menampar pipinya kuat, dan melempar kedua bocah itu kembali dalam kobaran api, lalu berlari meninggalkan keduanya. Jaemin kecil berteriak saat merasakan api menyambar lengannya. Yuta yang panik segera melepaskan jaketnya dan mengibaskan pada sang adik, berniat memadamkan apinya. Jaemin kecil menangis kencang. Yuta memeluk sang adik, asap membuat mereka terbatuk.
"Nii-chan hiks sesak hiks sesak" Yuta tak tahu harus apa sekarang, dia hanya bisa pasrah. Jalan keluar di tutup oleh paman mereka dari luar. Api di dalam semakin liar, di dalam mansion hanya ada mereka berdua yang masih selamat.
"Nii-san nii-san Yuu nii-san"
"Jaemin jangan menangis ya, tunggu sebentar lagi ya, Yuu-nii cari jalan keluar dulu ya" namun perkataannya direspon dengan gelengan.
"Jangan, disini saja, hiks Jaem takut Yuu-nii" Yuta hanya bisa memeluk adik kecilnya. Di hadapan mereka nampak tubuh terbakar kedua orang tuanya. Jaemin kecil masih terisak.
DUAR!
Lagi, ledakan lagi. Yuta hanya bisa memeluk sang adik dan berdoa juga berpasrah diri. Dia sudah menitikkan air matanya. Pelukannya pada sang adik makin mengerat.
DUAR!
DUAR!
DUAR!
'Otou-san, Okaa-san, kami nampaknya akan menyusul kalian segera' batin bocah berusia 12 tahun itu.
"YUTA! JAEMIN!"
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] To Love
FanfictionLee Jeno yang terkenal dingin dan pendiam itu tiba-tiba mengatakan jatuh hati pada sosok manis, polos, nan ceria, adik beda ibu dari Mark Seo. Na Jaemin, sosok manis, polos, nan ceria yang menyimpan sejuta rahasia masa lalu kelam dibalik senyumannya...