Chapter 35

8.9K 999 10
                                    

Lee Mansion

Jeno sudah boleh pulang tiga hari yang lalu. Dan semenjak kepulangannya namja tampan itu tak pernah pergi dari depan komputernya. Cari penyakit memang bungsu Lee ini. Taeyong menyerah mengingatkan sang adik. Sudah tiga hari dan Jeno tidak lelah berkutat dengan lonjakan saham yang ditunjukkan oleh komputernya.

Ya, Jeno sekeluarnya dari rumah sakit memaksa sang appa untuk segera memberitahunya seluk beluk perusahaan yang akan dia pimpin. Dari perusahaan apa saja yang bekerja sama, data pribadi para investor, data pribadi para staff dan karyawan kantor, juga bagian keuangan. Sean tak masalah sebenarnya, tapi dia kasihan pada pegawainya di bagian keuangan, mereka harus menyusun anggaran sesegera mungkin untuk diserahkan kepada Jeno. Belum lagi Sean harus dibuat pusing dengan permintaan Jeno mengenai masalah sekretaris. Jeno tidak mau Sekretaris yang sekarang, Sean pusing mencari sekretaris yang diinginkan Jeno. Jeno ingin sekretarisnya pria berstatus dominan atau straight, dia tak mau pria berstatus sub apalagi perempuan, ditambah lagi harus cakap dan cekatan, catatan pekerjaannya bersih, tidak pernah kena masalah sedikitpun, dan harus bisa setia pada atasannya. Sean pusing mencari sekretaris seperti itu untuk anaknya. Oh ketinggalan satu, harus lebih tua atau seumuran Taeyong, dengan alasan jika Jeno emosi ada orang yang lebih dewasa bisa menenangkannya.

Taeyong dan Hyerim sebenarnya tahu kesulitan Sean, tapi mereka tak bisa bantu karena jelas, mereka juga bingung dimana menemukan sekretaris sesuai kriteria Jeno.

"Temanmu ada yang menganggur? Pernah jadi sekretaris? Cekatan? Bisa diandalkan? Kau ada kan pasti teman seperti itu?" serbu Sean pada putra sulungnya yang kini menatap ayahnya kikuk.

"Ahahaha a-appa, bukannya aku tak mau membantu, tapi sejauh ini temanku tak ada yang menjabat sebagai sekretaris yang menganggur." ujar Taeyong dengan kekehan kaku. Sean mengerang. Jeno sudah menagih Sekretaris pribadinya. Alasan kenapa Jeno tak ingin menggunakan sekretaris yang sekarang karena catatan sekretaris itu yang pernah menggunakan uang perusahaan untuk keperluan pribadi, terlebih sekretaris yang sekarang adalah wanita.

"Temanmu seperti kakak Jaemin apa tidak ada kenalan? Ya Tuhan! Appa frustasi ini sudah tiga hari tidak menemukan yang cocok sesuai kriteria adikmu." erang Sean. Taeyong dan Hyerim saling pandang, tak tahu harus apa. Hingga tiba-tiba Taeyong ingat pada seseorang.

"Appa! Kurasa aku tahu siapa yang bisa menjadi sekretaris Jeno sekalian jadi bodyguardnya." ujar Taeyong, Sean segera menoleh pada sulungnya.

"Siapa?"

"Temanku, Kim Jonghyun, appa kenal dia dengan baik sebagai JR." mata Sean mengerjap.

"KENAPA TIDAK KEPIKIRAN?!"

.

.

Seo & Na Mansion

Demam yang mendera Jaemin berlangsung tiga hari, hyungdeulnya sempat khawatir namun di hari ketiga demamnya sudah turun dan Jaemin sudah bisa mulai makan makanan berat, tidak bubur lagi.

"Nana, liburan yuk setelah ini, mau tidak? Ke Jeju berlima, bagaimana?" tanya Johnny saat mereka hanya berdua di kamar Jaemin. Yuta masih mandi di kamarnya, Mark dan Jaehyun sedang pergi keluar. Mark pergi bersama Haechan, Jaehyun pergi keluar mencari macaroon yang diminta Jaemin.

"Mau hyung! Mau! Ayo liburan! Sudah lama sekali!" sambut Jaemin senang. Dia tak menyangka saja Johnny akan menawarinya liburan, hal yang paling tidak mungkin bisa dilakukan oleh keluarga mereka yang mulai super sibuk.

"Baiklah, tapi janji dulu Nana harus sembuh, ne?" Johnny mengulurkan kelingkingnya, pinky promise, Jaemin tertawa pelan dan menyambut kelingking Johnny.

"Eum, aku janji!" sahutnya. Johnny tersenyum senang, adiknya mau diajak jalan-jalan meski hanya ke Jeju.

"Emm- Johnny hyung- itu- emm- anu-" Johnny menatap Jaemin yang mendadak jadi gugup di hadapannya. Jemari lentik gemuknya memainkan selimutnya.

[NOMIN] To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang