Chapter 28

9.1K 1K 35
                                    

Osaka, Japan

Yuta tanpa pamit kemarin pergi ke Jepang untuk menyelesaikan semua urusan keluarganya. Dia tak ingin teror terus menghantuinya dan saudaranya. Dengan berbekal beberapa berkas yang sudah ia dan Johnny siapkan, dia menghadap keluarga besar Na.

"Jadi? Kau sudah siap melepas hak warismu?" Tanya Paman Rio. Yuta menyeringai dan mendengus.

"Dalam mimpimu, paman." Balas Yuta. Sesuai rencana Johnny dan Yuta, mereka akan melepas Pegasus Corp dan Diamond Castle, dua perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata dan perumahan. Sedangkan Na Company dirubah Yuta menjadi anak perusahaan keluarga Seo, sehingga lepas dari urusan keluarga Na. Jadi yang tersisa dari warisan sang appa hanya Na Company perusahaan yang membawahi lima hotel bintang lima ternama, selain itu Yuta masih memiliki 2 butik besar dan satu mall besar di Prancis yang dikelola oleh Louis, paman terbaik Yuta dan Jaemin. Jadi Yuta hanya fokus pada Na Company saja.

"Itu yang ingin kuberikan pada kalian." Ujar Yuta sembari menyodorkan berkas tersebut. Paman Shin mendelik kesal saat melihatnya.

"Apa-apaan ini?! Kau bercanda?!" Yuta mendengus malas.

"Tentu saja tidak, sudah gila aku jika bercanda masalah beginian." Dumel Yuta. Dia bangkit dari posisinya.

"Aku hanya ingin memberitahukan itu saja. Sudah ya, jaga baik-baik, soalnya kalau ada masalah aku tak mau terlibat, karena dua perusahaan itu bukan milikku. Bye!" Yuta melangkah keluar dari mansion tersebut.

"YUTA!" namun teriakkan itu tak digubris oleh Yuta. Namja tampan itu melangkah keluar dari kawasan rumah besar tersebut. Dia ingin segera pulang dan memeluk Nananya.

.

.

Seoul, Korea Selatan

Renjun's House

Jaemin sedang main di rumah Renjun, diantar Jeno sebelum namja tampan itu berangkat ke kantor. Namja manis itu tengah berguling-guling, membuat Renjun panik.

"Na! Berhenti berguling-guling Ya Tuhan! Kau bisa kambuh nanti!" Pekik Renjun panik. Jaemin berhenti dan mendengus.

"Iya iya aku berhenti!" Dengusnya sebal, lalu bangkit duduk.

"Jangan membuatku jantungan seperti tadi lagi! Aku masih belum mau mati di tangan hyungdeulmu!" Omel Renjun, Jaemin mendengus, lalu matanya menangkap sosok Kun yang memang sedang berkunjung juga di rumah Renjun.

"Kun geeeee! Renjun nyebelin!" Kun yang mendengar teriakan Jaemin tersentak kaget.

"Ya Tuhan! Aku bisa jantungan Nana!" Jaemin terkekeh geli. Renjun hanya geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

"Renjunniee~ apa sibuk? Aku ingin jalan-jalan" rengek Jaemin. Renjun tersenyum kecil dan menggeleng.

"Kalau begitu ayo jalan-jalan berdua! Haechan sibuk!" Keluh Jaemin di akhir. Iya Haechan sibuk mengurus para adik tingkat yang akan ikut lomba paduan suara ke luar negeri.

"Baiklah baiklah, kau sudah izin hyungmu?" Jaemin menggeleng.

"Izin dulu sana, aku bersiap dulu." Renjun keluar kamar, menemui Kun.

"Ge, ayo keluar, menemani Nana tak apa kan?" Kun mengangguk. Dia sudah menganggap Jaemin seperti adiknya sendiri.

"Iya tak apa, segera bersiap, gege siapkan mobil dulu." Renjun mengangguk.

Sedangkan Jaemin di kamar Renjun tengah merengut sebal.

"Yuta hyung boleh ya Nana keluar bersama Renjun? Ada Kun ge juga kok."

"Jeno kemana memang?"

"Jeno kan harus mengurus perusahaan"

"Tidak usah saja bagaimana? Hyung sudah mau kembali ke Korea, temani hyung saja di rumah bagaimana?"

"Ish! Nana bosan di rumah, boleh ya? Kalau Yuta hyung tak izinkan, Nana hubungi Johnny hyung saja. Bye!"

"Na-!" PIP

Jaemin mendengus sebal, dia kan keluarnya bersama Renjun dan Kun.

"Hal-"

"Johnny hyung!"

"Ya Tuhan sayang!"

"Hehe, hyung, Nana boleh keluar bersama Renjun dan Kun ge juga kok."

"Kemana memang?"

"Tak tahu, Nana bosan, ingin keluar, boleh ya? Yuta hyung tak mengizinkanku dan memintaku menunggu kepulangannya di rumah."

"Boleh, tak usah dengarkan Yuta, dia sedang manja saja, nanti hyung beritahukan pada Yuta."

"Yeyyy!! Sayang Johnny hyung!" Dapat Jaemin dengar kekehan dari hyung sulungnya.

"Hati-hati ya!"

"Ne hyung!"

"Sampai jumpa di rumah nanti, oke sayang?"

"Eum, paipai" dan sambungan terputus. Lalu dia mengirim pesan pada Jaehyun dan Mark mengatakan jika ia pergi bersama Renjun dan Kun. Jaemin itu kalau mau kemana-mana selain kampus harus izin dulu, pergi sama siapa dan pergi kemana. Kalau izin dengan Johnny dan Yuta harus telepon, Jaemin akan mengabari Jaehyun dan Mark setelah mendapat persetujuan dari Johnny atau Yuta.

"Sudah Na?" Renjun datang menghampiri Jaemin. Namja manis yang kini bersurai biru pudar itu mengangguk.

"Kalau begitu ayo! Kun ge sudah ada di bawah." Keduanya pun segera turun. Setelah pamit pada kepala pelayan, mereka bertiga pergi.

"Mau pergi kemana?" Tanya Kun.

"Tak tahu ge, soalnya Nana cuma bosan dan ingin jalan-jalan saja." Kun tertawa kecil.

"Ke taman bermain yuk? Gege butuh pelepas stres." Dua namja manis yang bersamanya mengangguk.

Dan disinilah mereka. Kun mengantri membeli tiket. Butuh waktu setengah jam untuk bisa dapat tiketnya. Setelah dapat tiket, mereka langsung masuk ke dalam taman bermain.

Jaemin hanya main di permainan yang aman. Renjun dan Kun bermain di permainan esktrem, Jaemin mana boleh main di sana saat kondisi tubuhnya begitu rawan akibat kecelakaan itu.

Iseng dia mengirim pesan pada Jeno, mengatakan dia sedang bersenang-senang dengan Renjun dan Kun di taman bermain. Tak lama datang balasan dari Jeno jika ia iri dan ingin pergi bersama Jaemin. Jaemin hanya membalasnya jika mereka berdua bisa pergi saat weekend nanti.

"Na, aku haus, kau juga tidak?" Tanya Renjun saat dia dan Kun selesai keluar dari rumah hantu.

"Iya, kalian lama." Keluh Jaemin.

"Maaf Na, hantunya genit sama Kun ge jadi harus dibereskan dulu." Kun meringis mengingat kejadian di dalam rumah hantu tadi.

'Yah semoga mereka tidak berhenti dari pekerjaan mereka karena trauma diomeli dan dibentak habis oleh Renjun.' batin Kun.

"Ayo cari minum, atau cari makan sekalian? Ini sudah sangat siang." Tawar Kun.

"Cari makan saja deh, aku juga lapar. Capek main." Ujar Jaemin.

"Baiklah, ayo gege yang traktir."

"Yeeyyy! Sayang Kun ge!"

"Nana!"

Jaemin hanya tertawa mendengar erangan protes Renjun. Kun geleng kepala melihat tingkah dua namja manis itu.

Namun saat mereka hendak keluar dari area taman bermain. Seseorang memanggil nama Renjun.

"Huang... Renjun?" Renjun menoleh dan matanya mendelik kaget.

"Park... Siyeon"

.

.

.

-tbc-

*Vote dan komennya ditunggu😘


[NOMIN] To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang