Chapter 21

12.7K 1.4K 89
                                    

Kamar rawat Jaemin

Jaehyun menggeret Taeyong dan Ten keluar kamar rawat Jaemin saat kedua namja manis itu tadi berteriak. Jeno dan Renjun hanya geleng kepala melihat ulah dua hyung manis mereka.

Saat ini Mingyu masih di dalam mengecek keadaan Jaemin, yang kata Renjun tadi jemarinya mulai bergerak pelan setelah hampir dua minggu tak sadarkan diri.

CKLEK

"Bagaimana, Gyu?" Tanya Jaehyun saat Mingyu keluar. Jeno, Renjun, Taeyong, dan Ten segera berdiri saat melihat Mingyu keluar kamar Jaemin.

"Mau melakukan pemeriksaan ulang pada dongsaengmu?" Mingyu justru balik bertanya pada mereka semua.

"Ada apa memangnya?" Tanya Jaehyun.

"Kau ingat dua minggu lalu aku bilang kalau aku akan melakukan pengecekan ulang pada dongsaengmu setelah ia sadar?" Jaehyun mengangguk.

"Dongsaengmu sudah sadar di dalam. Aku sempat menanyakan beberapa hal mengenai apa yang ia rasakan. Dia bilang bahwa lehernya serasa mati rasa, kaku, dan kepalanya tak bisa bergerak. Meskipun disangga seharusnya dia bisa bergerak sedikit. Aku menanyakan perihal kepalanya, dia bilang hanya pusing, maka dari itu aku ingin melakukan pengecekan ulang, kau bersedia?" Jaehyun berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Saat ini yang aku bisa katakan, adikmu akan menderita hernia nukleus pulposus" Jaehyun menghela nafas.
.

.

.

Mingyu dan Jaehyun mengamati hasil pemeriksaan Jaemin. Kepalanya hanya mengalami benturan ringan, sepertinya Jaemin berhasil melindungi kepalanya, namun tidak dengan lehernya.

"Kau benar, dia menderita hernia karena ini" gumam Jaehyun.

"Kita harus menjelaskan ini padanya" Jaehyun mengangguk.

Saat sampai di kamar, Jaemin terlihat enggan jauh dari Jeno. Namja tampan itu sendiri pun juga tak ingin beranjak pergi dari sisi si manis, meski keduanya tak mengucapkan satu patah kata pun. Taeyong, Ten dan Renjun membiarkan dua manusia yang masih bingung akan kepastian perasaan mereka masing-masing.

"Nana" Jaemin melirik Jaehyun, lehernya tak bisa digerakkan.

"Nana, karena kecelakaan yang kau alami, berefek besar pada lehermu. Benturan yang kau alami tidak berefek besar, kau berhasil melindungi kepalamu, namun tidak dengan lehermu. Hyung ingin bilang, Nana menderita hernia nukleus pulposus, dimana saraf di leher Nana terjepit, dan itulah yang membuat Nana tak bisa menggerakkan kepala Nana. Tapi Nana bisa sembuh kalau Nana mau menurut pada hyung. Nana, mau menjalani fisioterapi untuk menyembuhkannya?" Jaehyun menjelaskan kondisi Jaemin dengan pelan dan hati-hati. Jaemin terdiam mendengarnya.

"Hyung... Hyung sendiri bagaimana?" Tanya Jaemin dengan suara pelan.

"Hyung harap Nana mau menjalani terapinya." Jaemin nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya dia menyetujuinya.

"Mau, Nana mau sembuh" Jaehyun tersenyum kecil.

"Apa yang Jaemin rasakan saat ini?" Tanya Mingyu.

"Mati rasa hyung. Nana tak bisa merasakan tangan Nana" Mingyu mengangguk.

"Saat ini jika perlu sesuatu, katakan pada orang-orang disekitarmu, ya?" Jaemin hanya mengedip.

"Kami permisi dulu" pamit Mingyu. Sedangkan Jaehyun mengambil ponselnya.

"Aku akan menghubungi hyungdeul" Taeyong mengangguk.

Sekeluarnya dua dokter tersebut, keadaan hening.

[NOMIN] To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang