Tinggal beberapa hari wisuda akan dimulai, Johnny dan Yuta sudah berusaha memohon agar Mark diizinkan ikut wisuda, akan tetapi jawaban dari pihak kampus membuat mereka menelan kekecewaan. Pihak kampus tidak mengabulkan permohonan Johnny dan Yuta, tapi sebagai gantinya, Mark bisa ikut wisuda tahun depan.
Jaemin yang mendengar kabar itu sempat sedih, namun kesedihannya tak berkunjung lama, karena dia sudah membulatkan tekad, jika dia akan lulus bersamaan dengan Mark. Dia akan mengejar semua ketertinggalannya. Dia akan menemani Mark lulus.
.
.
Dan hari ini, kelulusan itu tiba. Akan tetapi Jeno tidak nampak bahagia hari ini. Tentu saja dia tak bahagia, hyungnya tak bisa hadir karena masih menjalani masa perawatan ditemani Jaehyun. Hyung dari Na Jaemin itu tak lepas dari kekasihnya. Selain hyungnya, Jaeminnya sakit karena dua hari terakhir sering tidur telat, membuat si manis harus terbaring di tempat tidurnya ditemani Yuta. Tidak hanya itu, masih ada Mark dan Haechan yang masih betah tidur.
"Jen" Jeno menoleh menatap pemuda berdarah China yang sudah lama menjabat sebagai sahabatnya itu.
"Ada apa, Renjun?" Renjun menggeleng, namja manis itu datang bersama Kun dan Yangyang yang duduk di kursi roda.
"Tidak ada, tolong jangan pasang wajah merengut seperti itu. Setidaknya hari ini kau masih memiliki kebahagiaan. Kau lulus, bahkan menjadi lulusan terbaik." ujar Renjun, Jeno tersenyum tipis dan mengangguk.
"Ayo masuk, sebentar lagi acaranya dimulai. Dimana Kun ge dan adiknya?" Renjun menunjuk mobil.
"Yangyang bilang akan turun jika keadaannya sudah mulai agak sepi, karena dia masih belum terbiasa dengan keramaian." Jeno mengangguk paham.
"Ayo" keduanya pun melangkah masuk dan mulai mencari tempat duduk sesuai dengan fakultas masing-masing. Tepat setelah sepuluh menit mereka duduk, acara dimulai.
Acara wisuda itu berakhir setelah kurang lebih 2-3 jam berlangsung. Jeno tak peduli dengan acara ini, dia bahkan sudah lupa pidato singkatnya tadi. Sekeluarnya dari gedung, dia segera mencari Renjun.
"Renjun!" si mungil itu segera menoleh dan tersenyum pada Jeno, namun senyum itu tak bertahan lama karena dia sedih, seharusnya Mark ada bersama mereka.
"Ayo cari orang-orang!" ajak Jeno, Renjun mengangguk, setelah pamit pada teman-temannya mereka berdua segera pergi dari tengah keramaian.
"JENO! RENJUN!" teriakkan Kun mengalihkan perhatian mereka.
"Mereka ada di sana!" Renjun menyeret Jeno dengan sekuat tenaganya.
"Selamatt!" Kun memeluk kekasih mungilnya, Nyonya Lee memeluk putra bungsunya. Yangyang memberikan buket bunga pada kedua orang di hadapannya itu.
"Selamat ya, Renjun-ah, Jeno-sshi." Jeno tersenyum tipis dan mengangguk. Renjun mengambil buket bunga itu dan memeluk Yangyang.
"Terimakasih sudah datang, Yangyangie~" Yangyang mengangguk dia membalas pelukan Renjun erat. Jeno hanya menatap itu dengan pandangan teduh, hingga sebuah lengan berotot berlapis jas memeluk lehernya.
"UAKH!" pekik Jeno kaget. Terdengar tawa Johnny dari balik punggungnya.
"Johnny hyung!" panggilnya sebal. Johnny tertawa namun meringis kemudian saat Ten mencubit pinggangnya.
"Mau bunuh anak orang, hah?!" Johnny hanya nyengir. Ten geleng kepala dan segera memberikan buket bunga pada Jeno.
"Selamat ya, Jeno-ya!" Jeno mengangguk ia memeluk Ten sekilas sebelum dia memeluk Johnny juga.
"Kami mewakili Jaemin dan lainnya yang tidak bisa hadir." ujar Johnny.
"Aku tahu hyung." gumam Jeno, dia senang namun juga sedih, dia tak melihat Jaemin ada di sini, dia juga tak bisa lulus bersamaan dengan Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] To Love
FanfictionLee Jeno yang terkenal dingin dan pendiam itu tiba-tiba mengatakan jatuh hati pada sosok manis, polos, nan ceria, adik beda ibu dari Mark Seo. Na Jaemin, sosok manis, polos, nan ceria yang menyimpan sejuta rahasia masa lalu kelam dibalik senyumannya...