Chapter 39

7.6K 904 30
                                    

RS

Renjun nyaris pingsan saat tahu kabar mengejutkan dari Xiaojun dan Hendery baru saja. Dia tak percaya sahabatnya bisa mengalami nasib yang begini buruknya.

DDRTTT DDRTTT

Hendery mengambil ponselnya dan melihat notif masuk.

"Xiaojun, ayo kembali bekerja, Kun ge tak apa kan kami tinggal?" Kun mengangguk.

"Renjun-ah, jangan menangis, doakan saja keselamatan mereka, kami akan usut kasus kecelakaan mereka." ujar Xiaojun setelah mengusap air mata Renjun.

"Dejun-ge" Xiaojun tersenyum dan beranjak dari sana bersama dengan Hendery. Bersamaan dengan keluarnya mereka, keluarga Seo, Na, dan Lee tiba di rumah sakit. Renjun tak bisa menemui sahabatnya karena dia harus menemani Kun menunggu kabar mengenai Yangyang.

Di sisi lain rumah sakit, tepatnya di UGD, kecemasan melanda orang-orang yang ada di sana.

"Hyung, mereka akan baik-baik saja kan?" tanya Jaemin pada Johnny di sebelahnya. Namja bertubuh besar itu menggeleng tak tahu dan memeluk tubuh rapuh sang adik.

Keluarga Taeyong hadir di sana menggantikan sementara keluarga Haechan yang masih ada di perjalanan dari Busan. Taeyong yang tadi mendengar kabar dari Jaehyun terkejut bukan main, dia segera menghubungi Doyoung, mengabari kabar tak mengenakkan tersebut.

Taeyong mendekati Jaehyun dan memeluk kekasihnya yang tubuhnya kini bergetar hebat.

"Hyung bagaimana ini? hiks Dulu Nana sekarang Mark dan juga Haechan" lirih Jaehyun. Dia paling tak bisa melihat orang terdekatnya terluka, apalagi sampai berselimut darah.

"Tak ada yang tahu rencana Tuhan, Jaehyun. Kita sekarang lebih baik berdoa untuk keselamatan keduanya, ne?" Jaehyun mengangguk kecil.

Jeno yang ada di sana berdiri bersisihan dengan Jonghyun menatap kosong pintu ruang operasi, dia tak menyangka dapat melihat pintu itu kedua kalinya.

"Kau baik Jeno?" tanya Jonghyun. Jeno menggeleng.

"Mark hyung adalah teman terbaikku dan Haechan adalah sepupu kesayanganku. Melihat mereka seperti ini tidak membuatku baik." Jonghyun mengangguk paham. Sean dan Hyerim di sisi lain hanya bisa mengucap doa untuk keselamatan dua orang di dalam sana.

.

.

Di lokasi kecelakaan, Xiaojun dan Hendery ditemani oleh Lucas dan anggota kepolisian yang lain sedang menelusuri jalan. Hendery menatap jalanan di depannya, seolah sedang memvisualisasikan apa yang terjadi.

"Bagaimana supir truknya?" tanya Xiaojun pada Lucas, yang ditanggapi dengan gelengan lemas.

"Ada apa?" tanya Xiaojun lagi.

"Dia ngotot tak mau menjawab, aku dan yang lain memasukkannya ke dalam sel sementara sampai dia mau bicara." jawab Lucas.

Xiaojun, Hendery, dan Lucas sebenarnya seumuran dengan Mark, namun berbeda dengan Mark yang menempuh jalur pendidikan normal, mereka menempuh jalur berbeda, mereka mengambil akademi kemiliteran, namun hanya Lucas yang lolos menjadi anggota kepolisian, sedangkan Xiaojun dan Hendery lebih memilih menjadi informan atau tak jarang menjadi detektif lepas, tidak terikat instansi manapun.

"Sir!" Lucas menoleh dan mendapati seorang anggota kepolisian mendekatinya.

"Ya?"

"Kami menemukan rekaman cctv yang cukup janggal." Hendery segera meminta rekaman cctv tersebut dan segera membuka netbook yang ia bawa. Saat dilihat dan diamati, memang ada kejanggalan di sana.

[NOMIN] To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang