Seo & Na mansion
Taeyong datang berkunjung sore itu untuk melihat keadaan dongsaengnya. Namun, sampainya di sana ia malah diperlihatkan pemandangan, Jeno yang tengah bermanja dengan Jaemin di ruang tengah. Dimana Jeno berbaring di pangkuan si manis dengan Jaemin yang mengusap lembut surai Jeno.
"Sepertinya kau hanya bohong jika kau sakit" keduanya tersentak kaget. Jeno segera bangun dan menoleh ke arah sumber suara.
"Taeyong hyung" gumam Jeno, muka Jaemin sudah memerah karena kepergok sedang memanjakan Jeno.
"Apa? Kukira kau sakit beneran, ternyata hanya tipu-tipu, ya?" Tuding Taeyong.
"Ish! Hyung! Aku demam semalam, dan baru mendingan tadi, karena Jaemin merawatku. Aku beneran sakit, duh!" Jeno merengut sebal karena tudingan sang hyung. Jaemin geleng kepala gemas dan Taeyong yang terkikik geli.
"Iya iya hyung tahu kok, Jaemin tak mungkin bohong pada hyung soal kau sakit." Ujar Taeyong, dia mengambil duduk di sebelah Jaemin. Sofa itu panjang, jadi bisa ditempati banyak orang.
"Jaehyun belum pulang Na?" Tanya Taeyong. Jaemin mengangguk.
"Sejak kemarin belum pulang, hyung menggantikan dokter seniornya karena seniornya ada seminar di Jerman. Jadi Jaehyun hyung makin sibuk." Taeyong menghela nafas.
"Kukira cuma sehari ternyata beberapa hari." Gumam Taeyong.
"Tapi mungkin malam ini pulang, aku sudah menghubunginya dan mengomel padanya tadi. Jahat tidak sih hyung? Jaehyun hyung sibuk dan aku memintanya pulang?" Tanya Jaemin lirih. Taeyong tersenyum kecil dan menarik si manis ke pelukannya.
"Jahat itu Na, hyungmu memperjuangkan banyak nyawa untuk diselamatkan dan kau memintanya pulang bahkan mengomelinya. Tapi hyung paham kenapa kau melakukan itu, lain kali jangan diulangi lagi ya?" Jaemin mengangguk dipelukan Taeyong.
"Ehem! Kalian tak melupakan keberadaanku, kan?" Dehem Jeno yang hanya disambut tawa dari dua namja manis itu.
.
.
Sebelum makan malam, Jaemin menghubungi Jaehyun dan meminta maaf karena telah mengomel pada namja berlesung pipit itu, juga meminta maaf karena egois tidak memikirkan hyungnya yang sibuk. Jaehyun yang tadi sudah cemas dan bersiap akan pulang pun jadi urung, dia lega adik manisnya bisa memahami pekerjaannya. Dia berterima kasih pada kekasihnya yang sudah memberikan pemahaman pada adik manisnya itu.
"Jeno dan Taeyong hyung makan disini ya? Johnny hyung, Yuta hyung, dan Mark hyung pasti pulang malam, Jaemin kesepian." Taeyong dan Jeno saling pandang dan mengangguk. Di sini keduanya sadar, punya banyak saudara belum tentu kau tidak akan merasakan kesepian. Jeno diam-diam bersyukur, Taeyong hyungnya selalu pulang sebelum makan malam, bahkan tak akan pergi setelah jam makan malam, dia akan menemaninya di rumah.
"Jeno boleh menginap lagi disini tidak hyung? Atau kalau tidak Jeno disini lebih lama sampai satu hyungku pulang?" Tanya Jaemin saat mereka sedang makan. Sebenarnya Taeyong ingin membawa Jeno pulang karena dia tak ingin lebih merepotkan Jaemin, tapi si manis pasti akan kesepian.
"Kalau tidak boleh tak apa kok hyung" lanjut Jaemin dengan senyum tipis.
"Tidak, Jeno boleh di sini kok, hyung nanti bisa pulang sendiri." Ujar Taeyong memberi izin.
"Benar hyung? Taeyong hyung tak kesepian?" Tanya Jaemin. Taeyong mengangguk.
"Hyung nanti juga mau mampir ke tempat Doyoung dulu atau mungkin nanti hyung menginap di sana. Tak apa, Jeno akan menemani Nana." Ujar Taeyong menenangkan.
"Terima kasih Taeyong hyung" Taeyong mengusap sayang kepala Jaemin dengan pelan.
"Aku disini juga Ya Tuhan!" Keluh Jeno yang sepertinya keberadaanya selalu hilang dimata kedua namja manis itu.
"Diamlah" ujar Taeyong datar. Jeno menghela nafas pelan.
'Sabar, hyung sendiri jangan digampar.' batin Jeno.
.
.
Seperginya Taeyong, Jaemin dan Jeno kembali ke kamar si manis. Jaemin duduk di kasurnya dan diikuti Jeno yang duduk di sampingnya.
"Boleh tanya tidak, Jaem?" Jaemin mengangguk.
"Dulu saat kau belum mengenalku, apa kau selalu sendirian saat semua hyungmu tak ada di rumah?" Tanya Jeno perlahan tak ingin menyinggung si manis.
"Ne, tapi dulu tidak sesibuk sekarang, Jeno-ya, aku tak mengerti apa yang membuat mereka sangat sibuk sekarang." Jawab Jaemin pelan. Lalu entah mengapa Jeno jadi berpikir, jika dia menjadi pemimpin di perusahaan Lee, maka kemungkinan dia akan sering keluar masuk Korea atau keluar masuk Seoul untuk bisnis, dan jika dia akan hidup dengan Jaemin, tidakkah sama saja dia juga akan meninggalkan rasa sepi pada Jaemin?
"Jaem"
"Hm?"
"Aku ingin segera mengikatmu" lirih Jeno. Jaemin mengerjap, suddenly?
"Kau kenapa Jeno?" Bukannya menjawab, si tampan malah memeluk Jaemin dari samping.
"Jeno?"
"Aku tak tahu Jaemina, aku hanya ingin segera mengikatmu, menjadikanmu milikku, menjadi pendamping pertama dan terakhirku, aku ingin segera melakukan itu. Tapi Jaemina disisi lain aku takut, pekerjaanku sama dengan dua hyungmu yang lain, aku juga pasti akan sibuk, aku takut aku juga akan memberikan rasa sepi padamu nanti." Jaemin yang tadi mengusap punggung Jeno menghentikkan kegiatannya.
"Jeno"
"Hm?"
"Itu adalah hal yang kutakutkan sejak awal" aku Jaemin. Jeno mengeratkan pelukannya.
"Aku paling tidak suka sendirian. Dulu saat hyungdeul tidak di rumah, aku selalu meminta Haechan untuk menemaniku. Tapi, sesaat aku sadar, mereka memberikan rasa sepi padaku untuk balasan karena mereka selalu memanjakanku. Dan karena itu aku berusaha mati-matian menekan rasa sepiku. Tak masalah saat hyungdeul pergi, toh di rumah ada bibi dan pelayan lain, atau jika tidak aku akan bermain bersama Haechan. Aku...tak mempermasalahkan itu lagi. Tapi, saat melihatmu dengan Taeyong hyung tadi, tiba-tiba rasa sepi yang sudah lama kutekan dan kupendam, muncul menyeruak." Jeno diam mendengarkan.
"Maafkan aku karena tadi egois ingin kau disini menemaniku, membiarkan Taeyong hyung sendirian." Lirih Jaemin. Bisa Jeno rasakan kaos yang ia kenakan basah.
Yang tidak keduanya sadari, Johnny ada di balik pintu kamar Jaemin. Diam mendengarkan pembicaraan adiknya dan Jeno.
Si sulung meremat jemarinya.
"Maaf Jaemin sayang, maafkan hyung" lirih Johnny sebelum pergi dari sana.
.
.
.
-tbc-
*Vote dan komennya ditunggu~
*Pendek dulu, ntar sambungannya dipanjangin wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] To Love
FanfictionLee Jeno yang terkenal dingin dan pendiam itu tiba-tiba mengatakan jatuh hati pada sosok manis, polos, nan ceria, adik beda ibu dari Mark Seo. Na Jaemin, sosok manis, polos, nan ceria yang menyimpan sejuta rahasia masa lalu kelam dibalik senyumannya...