Lee Mansion
Jeno tengah terlibat pembicaraan serius dengan sosok Jonghyun atau sering dipanggil JR. Teman Taeyong hyungnya yang bersedia menjadi sekretaris pribadinya.
"Hyung, jadi apa kau bersedia?" tanya Jeno pada Jonghyun yang kini tengah fokus membaca semua perjanjian yang diberikan oleh Jeno. Jonghyun membaca per point dengan sangat teliti.
"Jeno, kenapa kau membuat perjanjian seperti ini?" tanya Jonghyun perlahan, tak ingin menyinggung sosok pemuda di hadapannya.
"Begini hyung, sebentar lagi aku lulus, minggu depan sudah wisuda, dan sehari setelahnya adalah hari diangkatnya aku menjadi CEO untuk perusahaan keluargaku yang berpusat di Korea. Tapi, sebelum aku diangkat sudah ada beberapa penyimpangan yang dilakukan, termasuk sekretaris yang sebelumnya. Ditambah lagi sekarang ada dua orang yang harus aku singkirkan karena terlalu menggangguku. Aku butuh kesetiaan hyung, jika hyung memang tidak bisa, aku tak memaksa, aku akan cari yang lain lagi." jelas Jeno. Jonghyun diam berpikir.
"Tidak, aku setuju, aku terima pekerjaan ini, kebetulan Baekho sudah bisa kutinggal untuk mengurus perusahaan sendiri didampingi Aron hyung dan Minhyunnie. Aku akan bekerja padamu, Jeno." Jeno tersenyum puas, Jonghyun mengambil pen dan segera menandatangani surat perjanjian tersebut.
"Sepertinya kau sangat berhati-hati dalam melangkah." ujar Jonghyun setelah dia selesai menandatangani surat tersebut.
"Dulu aku tidak hyung, tapi sekarang ada banyak hal yang harus kupertimbangkan secara hati-hati." Jeno menjawab sembari mengambil cangkir teh di hadapannya. Dia menyesap teh tersebut dengan elegan. Keluarga Lee yang lain memilih pergi ke ruang keluarga, meninggalkan Jonghyun dan Jeno di ruang kerja pribadi milik Jeno, dulu milik Sean hanya saja karena Sean sudah tak menggunakannya, dia memberikan ruang kerja itu pada Jeno.
"Jeno-ya"
"Ada apa hyung?"
"Bisa kau katakan padaku garis besar masalah yang sedang kau hadapi?" Jeno mengernyit.
"Taeyong mengatakan padaku, adiknya sangat butuh orang yang berkompeten untuk menyingkirkan 'ular', jadi?" Jeno menggumam sejenak sebelum menatap Jonghyun.
"Hyung, kau pernah tidak menyukai seseorang tapi saat orang itu hendak kau dapatkan ada orang lain yang tergila-gila padamu hingga tahap terobsesi dan sangat mengganggu?" Jonghyun berpikir sejenak, lalu mengangguk.
"Pernah sih, aku nyaris menyerah mendapatkan Minhyunnie, beda kasusnya denganmu orang itu tidak tergila-gila padaku, tapi tergila-gila pada Minhyunnie." Jeno menghembuskan nafas lelah.
"Mau cerita?" tawar Jonghyun, Jeno mengangguk kecil. Tak ada salahnya bercerita pada Jonghyun, terlebih pria itu akan menjadi sekretarisnya. Jeno percaya pada Jonghyun.
"Hyung kenal Seo Johnny, Seo Jaehyun, Seo Minhyung atau Mark Seo, dan Na Yuta?" Jonghyun mengangguk cepat, perusahaan yang didirikan Baekho bekerja sama dengan perusahaan Johnny dan Yuta, terlebih kedua orang itu adalah teman kuliahnya dulu.
"Johnny dan Yuta adalah teman kuliahku dulu, jadi aku kenal mereka, terlebih mereka sahabat Taeyong kan?" Jeno mengangguk.
"Hyung tahu tentang keluarga mereka?" Jonghyun terdiam bingung.
"Jika masalah silsilah keluarga mereka, ya aku tahu, ada apa?" tanya Jonghyun balik.
"Aku menyu- ah ani, maksudku aku mencintai bungsu di keluarga mereka. Na Jaemin namanya, hyung tahu?" Jonghyun mencoba mengingat sosok bungsu keluarga Na.
"Ah, si manis kesayangan Yuta itu?" Jeno mengangguk.
"Jadi masih single sampai sekarang? Wahhh~ mereka memang sangat protektif. Lalu masalahnya ada dimana?" tanya Jonghyun bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] To Love
FanfictionLee Jeno yang terkenal dingin dan pendiam itu tiba-tiba mengatakan jatuh hati pada sosok manis, polos, nan ceria, adik beda ibu dari Mark Seo. Na Jaemin, sosok manis, polos, nan ceria yang menyimpan sejuta rahasia masa lalu kelam dibalik senyumannya...