Seo & Na mansion
Sepulangnya Jaemin dari cafe, dia segera pergi ke kamarnya, dimana Jeno tengah beristirahat.
CKLEK
"Jeno?" Panggilnya pelan, namun keheningan yang membalasnya. Jaemin dengan pelan melangkah masuk dan menemukan sosok Jeno yang masih tertidur lelap. Sepertinya setelah menelponnya tadi Jeno kembali tidur.
Jaemin dengan pelan mengecek suhu badan Jeno.
"Sudah turun" gumam Jaemin saat merasakan demam Jeno tak setinggi sebelumnya.
"Hnmm" Jaemin menarik lengannya dan mengamati si tampan yang menggeliat pelan.
"Hmm? Nana?" Jaemin tersenyum.
"Masih pusing Nono?" Jeno diam sejenak mengumpulkan nyawanya lalu menggeleng.
"Sudah lebih baik, kau baru tiba?" Jaemin mengangguk pelan.
"Mau mandi tidak? Aku bisa siapkan airnya" Jeno menggeleng.
"Tak perlu, nanti saja, aku bisa siapkan sendiri kok, duduklah sini." Jaemin menurut dan duduk di sebelah Jeno.
"Bagaimana pertemuanmu dengan Haechan dan Renjun, hm?" Tanya Jeno sembari memainkan rambut Jaemin.
"Mereka membuatku menunggu setengah jam. Tahu begitu aku pulang saja duluan. Hhh~ sayangnya aku terlalu baik, sehingga aku memutuskan untuk menunggu mereka." Jeno tertawa pelan.
"Apa saja yang kalian bicarakan, hm?" Jaemin mendadak diam saat Jeno menanyakan hal ini.
"Ada apa?" Tanya Jeno saat menyadari kediaman Jaemin.
"Jeno, boleh tanya tidak?" Jeno mengangguk.
"Jeno kenal Park Siyeon?" Tubuh Jeno menegang mendengar nama itu.
"Eum, begitulah, kenapa?" Jaemin menghela nafas.
"Haechan bilang dia dengar dari Doyoung hyung kalau Park Siyeon kembali begitu, katanya untuk memuaskan obsesinya padamu." Jeno mendengus keras mendengar perkataan Jaemin.
'Jadi yeoja itu masih hidup? Kukira sudah mati' batin Jeno geram.
"Lalu, selama perjalanan pulang aku terus kepikiran itu. Haechan bilang kau sudah jatuh cinta padaku terlalu dalam, jadi dia memintaku untuk tidak khawatir, lalu Renjun bilang kalau kau tipe orang yang kalau satu ya satu dan untuk selamanya. Tapi-" Jeno sabar mendengarkan Jaemin..
"Tapi, aku cemas, orang yang punya obsesi tinggi pasti akan menghalalkan segala cara, aku takut... Aku takut gadis itu malah berujung akan menyakitimu, bahkan orang lain seperti Haechan dan Renjun bisa jadi korbannya." Jeno menghentikan usapannya di kepala Jaemin dan menarik lembut si manis ke dalam pelukannya.
"Yang dikatakan Haechan dan Renjun benar, aku memang seperti itu. Dan Jaemin, kau tak perlu menakutkan apapun, aku paham ketakutanmu, bahkan aku sekarang mulai memikirkan cara bagaimana melindungimu dan yang lain. Tapi, aku akan usahakan, karena aku tak berani berjanji, akan aku usahakan, gadis itu tak akan menyentuhmu seujung jari pun." Jaemin melingkarkan lengannya di pinggang Jeno.
"Aku bisa percaya padamu, kan?" Lirih Jaemin.
"Ya, kau bisa percaya padaku." Jawab Jeno tegas. Di kepalanya kini telah memikirkan banyak cara untuk menjauhkan Jaemin dan yang lain dari gangguan Siyeon.
.
.
.
"Dia kembali?!" Kun menatap Renjun dengan terkejut. Renjun mengangguk. Tremor menyerang si manis, karena dia entah mengapa tiba-tiba mengingat tindakan bejat Tuan Park padanya.
"Renjun?" Kun mendekati kekasih hatinya dan memeluknya.
"Aku takut ge, aku takut" lirih Renjun dalam pelukan Kun. Namja tampan itu mengeratkan pelukannya.
"Aku akan melindungimu sayang, aku akan melindungimu" bisik Kun menenangkan Renjun. Berharap namja manis itu berhenti ketakutan karena masa lalu.
"Jangan pergi dariku Kun ge" Kun menggeleng.
"Tidak akan!" Tegas Kun.
.
.
Taeyong menatap Doyoung tak percaya.
"Darimana kau tahu kabar kembalinya mereka, Doyoung-ah?" Namja kelinci di depannya menghembuskan nafas lelah.
"Dari hyungku, dia awalnya tak tahu siapa itu Lee Kangwoo. Tapi hyung tipe orang yang akan menyelidiki dulu siapa orang yang akan jadi koleganya, dan karena itu lah hyung tahu siapa Lee Kangwoo. Dia segera memberitahuku mengenai hal ini. Dan tidak ku sangka Haechan mendengarnya, mungkin saat ini Renjun dan Jeno sudah tahu juga mengenai kembalinya mereka." Jelas Doyoung. Taeyong menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Aku tak yakin Jeno sudah tahu, semalam Jeno tak pulang, dia di tempat Jaemin, demam." Doyoung mengernyit.
"Jaemin? Na Jaemin? Adik Yuta dan Johnny?" Taeyong mengangguk.
"Adikmu kekasihnya? Aku baru tahu, apa adikmu lulus dari seleksi para brother complex itu?" Tanya Doyoung. Taeyong mendengus.
"Lulus, bahkan tanpa perlu memohon-mohon" Doyoung makin mengernyit.
"Hebat sekali." Gumam si namja kelinci, dia mengambil minum di depannya dan meminumnya, namun-
"Tapi mereka belum jadi sepasang kekasih"
-BRRUUSSHH
"YAAKKKK!"
.
.
Johnny mendengus sebal pada sekretarisnya.
"Taeil hyung, apa-apaan ini? Aku tak mau terlibat kerja sama dengan perusahaan tak jelas seperti ini!" Kesal Johnny. Taeil menghembuskan nafas lelah.
"John, aku sudah berusaha menjelaskannya pada mereka, tapi mereka tetap kukuh ingin bekerja sama dengan kita. Aku sudah tak bisa mengatasi kekeras kepalaan mereka jadi aku iyakan saja meski belum tanda tangan kontrak. Aku katakan pada mereka agar menemuimu sendiri." Jelas Taeil.
"Haisshhh! Siapa CEO nya?"
"Lee Kangwoo"
.
.
-tbc-
*Vote dan komennya ditunggu
*Yang ini pendek dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] To Love
FanfictionLee Jeno yang terkenal dingin dan pendiam itu tiba-tiba mengatakan jatuh hati pada sosok manis, polos, nan ceria, adik beda ibu dari Mark Seo. Na Jaemin, sosok manis, polos, nan ceria yang menyimpan sejuta rahasia masa lalu kelam dibalik senyumannya...