Part 4✨

283 18 1
                                    

Pagi ini hujan mengguyur kota Karawang, Salma harus kerepotan membawa jas hujan untuk pergi ke sekolahnya dengan menaiki motornya, dan dia harus pergi ke sekolah sendiri. Kakek nya sudah berangkat tadi pagi, karena di pekerjaan nya banyak tugas yang harus diselesaikan. Itu semua tidak bermasalah bagi Salma, toh masih ada motor untuk dinaiki nya ke sekolah.

"Nek, Salma berangkat ke sekolah dulu ya Nek,"

Pamit Salma kepada Nenek nya.

"Oh iya nak, hati - hati ya jangan ngebut, jalanan nya licin," Perintah nenek nya dengan lembut.

" Iya Nek, Salma pamit Assalamu'alaikum....."

Sembari mencium tangan sang Nenek lalu pergi.

" Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh, hati - hati di jalan ya nak,'' Ucap nenek nya.

"Iya Nek siappp...." Jawab Salma dengan keras karena dia sudah menaiki motor nya dan siap pergi berangkat sekolah.

Saat di jalan, tiba - tiba motor nya berhenti mendadak, Salma panik.

"Ya Allah, kenapa lagi, ini motor?" Salma panik, lalu mengusap spidometer yang terkena air hujan di motor nya.

"Ya Allah, ternyata bensin nya habis, terus aku harus bagaimana dong? Masa harus jalan kaki sambil dorong motor, kan tempat nya jauh lagi pula bel masuk sebentar lagi,"

Salma melirik jam tangan yang melingkar di tangan nya, kurang beberapa menit lagi gerbang akan segera di tutup, dia sangat panik. Tiba- tiba di depan Salma ada sebuah mobil biro yang melintas, Salma melirik mobil tersebut.

Jangan-jangan itu penculik yang mau nyuntik aku lagi, terus nanti aku bakal dijual . Batinnya.

Salma bergidik ngeri, tapi tidak mungkin lah ya, Wong Salma udah besar, emang siapa yang bakal nyulik anak SMK.

Lalu turunlah sesosok pemuda mengenakan seragam seperti diri nya dengan payung di tangan nya yang sepertinya tidak asing bagi Salma, Salma mempertajam penglihatan nya karena air hujan yang deras hingga membuat buram di mata Salma.

Pemuda itu mendekat dan mendekat dan semakin mendekat.

"Apa? Itukan Fadli!" Sontak Salma Terkejut.

"Ini pakai payungnya." Ucap Fadli dengan ekspresi datar nya.

Bukan nya mengambil payung Salma malah bergeming ditempat nya.

"Hei!" Ucapan Fadli sukses membuat Salma terkejut.

"Iya apa?" Tanya Salma dengan cepat, ntah mengapa di dekat laki - laki tersebut jantung nya berdegup sangat kencang.

" Pakai payung nya, apa kamu mau hujan - hujanan? Walau pun kamu sudah memakai jas hujan tetap saja baju mu akan basah," Terang Fadli.

"Tapi bagaimana cara membawa nya? Apakah aku harus membawa payung sambil mendorong motor? Sembari melirik motor nya.

" Emang motor kamu kenapa? Tanya Fadli tetap dengan ekspresi datar nya.

"Bensin nya habis," Jawab Salma singkat.

" Yaudah, kamu ikut aku aja, kita kan satu sekolah, ajak Fadli.

" Kok kamu tau kita satu sekolah?" Tanya Salma heran, gimana Salma nggak heran, Fadli yang lebih suka menyendiri di sekolah, Fadli adalah orang yang tidak terlalu suka bergaul dengan teman - teman yang lainnya, dan Fadli lebih suka menghabiskan waktu istirahat nya di perpustakaan ataupun masjid sekolah.

Bukan nya menjawab Fadli malah mengalihkan pembicaraan.

" Sekarang masuk ke mobil agar sopir aku yang bawa motor kamu ke pom bensin, terdekat. Nanti biar di antarkan sekalian ke sekolah. " Jawab Fadli secara datar, lalu meninggalkan Salma yang masih berdiri di tempat, bagaikan di tusuk ribuan panah di hatinya, dia sangat merasa sedih sekaligus sakit, itu sangat meyayat hati Salma.

Fadli ,sosok pemuda yang lebih dari dua tahun di kagumi oleh Salma, Salma ingin Fadli menjadi sosok belahan hidupnya di masa depan nanti, dia ingin menjadikan Fadli adalah orang yang menyempurnakan agama nya dan menjadikannya imam sekaligus membimbing Salma hingga Jannah. Akan tetapi dia tidak mau terlalu berharap banyak, tapi bukakankah dia sudah berlebihan dalam berharap kepada Fadli?

Hadist mengatakan :

"Aku sudah merasakan semua kepahitan dalam hidupku, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia." (Ali bin Abi Thalib)

Salma menaiki mobil Fadli, dia duduk di bangku tengah, sedangkan Fadli duduk di bangku depan karena dia harus menyetir mobil.

Hening, itulah yang terjadi di dalam mobil tidak ada yang membuka percakapan sama sekali, Fadli menyetir mobil, sedangkan di belakang Salma berkutat dengan pikiran nya sendiri sembari melirik jendela disamping nya, melihat hiruk pikuk jalanan yang ramai dan padat.

Sesampainya di tempat parkir sekolah, Salma turun dan tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepada Fadli, saat akan berjalan menuju kelas.

"Tunggu!!!"

Seketika Salma menoleh ke tempat asal suara itu, ternyata Fadli lah yang memanggil nya.

" Iya ada apa Fad?" Tanya Salma.

" Aku tau kamu satu sekolah denganku, karena kemarinlah di toko buku kau yang telah menabrak ku, dan aku tau ada badge SMK di lengan bajumu." Sesudah mengatakan itu Fadli pun pergi, berlalu dari Salma, sedangkan Salma terkejut, jantung nya berpacu kencang . Malu, itulah yang Salma rasakan.

" Salma langsung bergegas menuju kelas. Saat istirahat tiba, seperti biasa mereka berlima yaitu, Salma, Fitria, Aisyah, Syifa, dan Aulia berkumpul di kantin. Mereka memesan minuman.

" Oii,, ngelamun aja kamu Ma?'' Pertanyaan dari Syifa membuat Salma terkejut.

"Apa? Nggak ko? Siapa yang ngelamun?" Salma malah balik bertanya.

"Ada apa sih Ma? Cerita sama kita dong," Pinta Aulia disertai anggukan dari teman - teman Salma.

Ternyata kemarin yang aku tabrak ketika mau ke toilet adalah....." Salma memotong ucapnnya.

"Siapa Ma?" tanya Fitria dengan serius.

"Fadli," Jawab Salma singkat.

Tapi ketika menyebutkan nama Fadli, ada perasaan sesak di hati Fitria

Ada apa dengan Fitria?

* * * * *

Assalamu'alaikum Teman-Teman 😊
Mohon maaf ya aku telat post🙏🏻

Syukron buat kalian yang udah sempetin baca cerita aku, jangan bosan ya, kalau ada kesalahan bilang aja di bagian yang mana, Insyaa Allah aku bakal ganti. Heheheh. Jangan lupa vote + komen yaaa😉😉

Jazaakumullah Khoiron Kasir🙏🏻😊

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....

Selasa, 31 Maret 2020

Salam Penulis 

Silmi R.Lakoni

JAUH DIMATA DEKAT DIDOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang