"Seorang teman tidak bisa disebut sebagai teman sampai ia diuji dalam tiga keadaan. Pada saat kamu membutuhkannya, bagaimana sikap yang ia tunjukkan di belakangmu, dan bagaimana sikapnya setelah kematianmu"
(Ali bin Abi Thalib)
Matahari menyingsing dari sudut cakrawala. Memperlihatkan keindahan sinarnya yang silau dimata. Salma terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara pelan yang mengalun merdu di telinganya. Salma merapikan jilbabnya yang ia bawa tidur hingga membuat jilbabnya miring ke kanan ke kiri. Dia bangkit dari tempatnya dan menuju ke asal suara. Dia mendekat kearah brankas di mana Fitria sedang membaca Al-Qur'an. Salma tersenyum melihat sahabatnya sedang membaca kalam Allah ia duduk di samping Fitria.
Fitria menghentikan aktivitas membaca Al-Qurannya dan menoleh ke sahabat nya.
"Maaf, udah buat kamu bangun," Kata Fitria.
"Tidak kok, Fit. Aku malah suka kalau ada orang yang sedang baca Al-Qur'an. Adem gitu."
"Yaudah, lanjutin lagi, aku mau dengar." Lanjut Salma
"Baiklah, maaf kalau suara aku jelek."
"Membaca Al-Qur'an itu bukan untuk menunjukkan suara yang baik atau jelek.Intinya membaca Al-Qua'ran yang paling penting adalah bacaan tajwidnya benar dan jelas. Karena kalau kita salah membaca satu ayat Alquran seperti harus dibaca panjang eh malah dibaca pendek itu kita sudah mengubah arti bacaan Al-Qura'n nya." Salma menerangkan dengan detail dan Fitria menyimak nya dengan seksama.
"Baiklah," jawab Fitria,kemudian ia mulai membaca Ta'awudz dan Basmalah dilanjut dengan membaca surat Al-Kahfi.
"Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahayanya diantara dua Jumat"
(HR. An-Nasa'i)"Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat dia kan di sinari cahaya antara dia dan Ka'bah"
(HR. Ad-Darimi)Ayat demi ayat keluar dari mulut Fitria hingga air mata ikut meluncur. Ketika membaca al-quran Fitria maupun Salma selalu menangis, baginya Kitab Al-Qur'an adalah kitab yang mampu membawa mereka larut dalam kesedihan. Mereka jadi tahu akan makna Alquran.
Ketika kita membaca Alquran kita dianjurkan untuk menangis. Walaupun kita tidak bisa menangis, kita harus tetap memaksa untuk bisa menangis.
Cara menghadirkan kesedihan adalah dengan berangan-angan akan ancaman, janji, kemudian membayangkan akan perintah dan larangan Allah. Lalu ia sedih dan tidak ada tempat kecuali tangisan. Jika belum bisa mendatangkan kesedihan dan tangisan di dalam hati yang jernih maka menangislah dengan tanpa adanya kesedihan dan tangisan. Namun, sesungguhnya hal itu adalah musibah yang paling besar.
Tiba-tiba Fitria merasakan kepalanya terasa pusing dan dia menghentikan bacaannya. Ia membuat Salma khawatir. Dia memanggil orang tua Fitria yang ada di luar.
Saat Salma akan keluar dari ruangan, Fitria mencegahnya dan memanggilnya untuk selalu disampingnya.
"Jangan pergi aku mau kamu di sini aku mau bilang sesuatu sama kamu." Ucap Fitria tulus dan berusaha untuk tetap tersenyum walaupun sakit di kepalanya belum hilang.
Salma bingung dengan ucapan Fitria, Mengapa tiba-tiba Fitria berkata demikian?
"Apa maksud perkataanmu, Fitria?"
"Mungkin ini sudah takdir, Ma. Sebentar lagi aku akan melihat keindahan dan hidup dalam kebahagiaan."
Salma masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan Fitria. Salma ingin bertanya tapi di dicegah oleh Fitri Fitria.
"Kita adalah sahabat surga. Nanti aku akan menantimu di sana. Aku akan selalu siap menunggu kamu.kamu adalah teman terbaik aku.Jangan pernah lupakan aku."
"Fitria aku tahu itu,tapi apa maksud kamu?"
Fitria hanya tersenyum, kemudian dia memeluk mushaf Al-Qur'an. Seketika sakit di kepalanya bertambah, Dia memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Pintu ruangan terbuka, lihat kedua orang tua Fitria dan mendekat ke arah Fitria, saat melihat Satria mereka semua sempar khawatir begitu pula dengan Salma
"Salma, tolong panggilin dokter!" Titah Ayah Fitria, Salma mengangguk lantas keluar dari ruangan. Dengan secepat mungkin dia memanggil dokter.
Sesampainya di ruangan, dokter memeriksa Fitria.
"Bagaimana dok?" Tanya Salma.
"Dia harus dibawa ke ruang operasi!"
"Tidak perlu!" Cegah Fitria tiba-tiba.
"Fitria, dengar! Kamu harus sembuh. Kamu harus sembuh, Fit. Masa depan kamu masih panjang,kamu ingat perjanjian kita saat kita akan wisuda?" Ucap Salma meyakinkan dengan sebulir air mata yang turun meluncur di pipinya.
"Aku mengingatnya, tolong wujudkan, Ma. Aku senang jika melihat kamu memakai topi sembari berfoto memegang sebuah buket bunga."Fitria tetap tersenyum dengan penuh arti, itu hanya akan membuat Salma semakin menangis.
"Jaga diri kamu, Ma. Ayah, Ibu aku minta maaf jika selama ini Fitria punya salah. Maafkan anakmu ini Yah, Bu."
"Tuntun aku," kata Fitria dengan tersendat-sendat. Semua yang ada di sana tak henti-hentinya menitikkan air mata.
"Lailahaillallah Muhammadar Rosulullah."
" Lailaha... Illallah... Muham..Madar.... Rasulullah." Ucap Fitria tersendat-sendat. Tak lama setelah itu, Fitria memejamkan matanya.Dengan gerak cepat,dokter langsung memeriksa keadaan Fitria menggunakan stetoskop kemudian menyentuh denyut nadi. Dokter tersebut menggeleng lemah, semua orang yang sudah mengerti arti gilingan itu langsung menangis.
Fitria sudah selamanya tidur dan tidak akan kembali bangun. Tangisan terdengar begitu keras adalah orang-orang yang ada di sana. Dokter menyatakan bahwa Fitri ya sudah tiada.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
JAUH DIMATA DEKAT DIDOA
Teen Fiction"CINTA ITU DOA & DOA ITU CINTA. MAKA SIAPA YANG MENCINTAIMU DIA MENDOAKANMU & SIAPA YANG MENDOAKANMU DIA TELAH MENCINTAIMU SEUTUHNYA" Namamu masih sering kusebut dalam bingkisan do'a ku.Namamu yang masih ku simpan dalam memori tersendiri dalam inga...