Part 16✨

142 6 0
                                    

Melepaskan seseorang yang sudah kita cintai, tidaklah mudah. Akan tetapi melepaskannya demi kebahagiaan orang lain itu perkara yang berat tapi membahagiakan.

~ Jauh Dimata Dekat Didoa ~

Siang Hari cuacanya begitu panas, karena mentari tepat berada diatas kepala. Fitria menyalakan motornya dan melaju untuk pergi kerumah Salma, mereka berdua sedang ada tugas sekalian ingin menyelesaikan skripsi, waktu berlalu begitu cepat, dan sudah saatnya kurang sebentar lagi mereka akan wisuda. Mereka ingin sekali lulus bersama dan mewujudkan cita - cita mereka. Saat itu Fitria pernah bilang jika sudah lulus mereka akan foto bersama memakai baju wisuda dan toga.

"Salma, nanti ketika kita udah lulus kuliah, kita foto bareng ya, nanti kita bawa buket bunga, nanti aku ngasih ke kamu dan kamu ngasih ke aku," Kata Fitria sambil memeluk guling dan tersenyum senang. Saat itu Fitria menginap dirumah Salma, mereka sedang menyelesaikan skripsi dan karena waktu sudah malam, Fitria memutuskan untuk menginap dirumah Salma.

"Iya, aku juga pengen, nanti kita foto ya. Yang penting sekarang kita harus belajar sungguh - sungguh dan bisa menyelesaikan skripsi ini " Jawab Salma sambil menutup laptopnya, kemudian Salma merebahkan tubuhnya disamping Fitria, mereka membayangkan disaat wisuda nanti.

Motor Fitria sudah terparkir di depan rumah Salma, tak lupa ia mengambil tas kresek yang berisi cemilan. Fitria mulai mengetuk pintu dan mengucapkan salam, terdengar suara dari pemilik rumah, dan itu Salma, Salma langsung mengajak ke kamarnya.

"Kamu bawa apa aja itu Fit?" Tanya Salma saat mereka sudah berada dikamar.

"Cemilannn..."

"Kan nanti aku bisa buatin kamu makanan, di kulkas kan masih ada,"

"Ngakk apa - apa, nanti kamu tinggal buatin aku minum aja." Fitria meletakan bungkusan plastik diatas meja belajar Salma dan duduk di sofa dekat meja belajar.

" Iya Tuan Putri." Jawab Salma menirukan seorang pelayan kerjaan hehehhe....

Fitria terkekeh dan mulai membuka tas ranselnya untuk mengambil laptop, sedangkan Salma menuju ke dapur untuk membuatkan minuman. Dirumah tidak ada seorang selain mereka, Karena Om Putra dan Tante Maryam untuk beberapa hari pergi ke luar kota, Neneknya sedang ikut kajian di masjid, dan Kakek nya pun sama sedang berada di Masjid.

Salma membawa nampan berisi minuman dan meletakan daiatas meja belajar, setelah itu juga mulai membuka laptopnya dan duduk disamping Fitria.

"Itu minumannya diminum dulu Fit." Tawar Salma dan diangguki Fitria yang masih asyik mengetik.

Beberapa menit kemudian, setelah suasana nya hening karena mereka sibuk dengan laptopnya sendiri - sendiri, Fitria mengambil minuman yang dibuatkan oleh Salma, setelah meminumnya Fitria pamit untuk ke kamar mandi.

"Ma, aku kemar mandi dulu ya."

"Eh tunggu, aku boleh pinjam buku catatan yang kemarin nggak? Tanya Salma.

" Okeh, ambil aja ya di tas."

Salma mengangguk dan Fitria ke kamar mandi. Saat membuka tas ransel Fitria, ia sedikit kesusahan karena buku yang dibawa Fitria banyak sekali. Tiba - tiba ia melihat buku bersampul merah, mula nya ia tidak tertarik dengan buku tersebut dan terus mencari buku yang dicarinya, akan tetapi bukan Salma kalau tidak punya rasa penasaran yang tinggi. Salma mengambil buku bersampul merah tersebut dan pertama kali saat membuka, tertulis indah rangkaian nama lengkap Fitria.

Nur Fitria Ramadhani

Ternyata ini buku diary milik Fitria, pikirnya. Semakin ia membuka lembaran demi lembaran ada suatu tulisan yang menarik untuk Salma baca.

Muhammad Fadli Al- Ghifari

Mencintai mu dalam diam adalah hal yang bisa aku lakukan, cukup buku Diary ini, Allah dan aku yang tau. Cukup dalam diam aku mencintaimu dan berdoa kepada Illahi agar engkau menjadi imamku dimasa depan ku nanti

Terkadang rasa Rindu ini semkain kuat.

Belum juga Salma membacanya, ia sudah melihat Fitria yang keluar dari kamar mandi. Melihat Salma memegang buku Diary miliknya, ia berteriak keras dan berlari menuju kearah Salma.

"Salma.....!!!!" Pekik Fitria.

Salma tak mau memberikan buku bersampul merah tersebut kepada Fitria. Fitria terus saja merebut buku merah tersebut dari Salma.

"Kamu suka ya sama Fadli?" Tanya Salma tersenyum menggoda, kemudian ia memberikan buku tersebut kepada pemiliknya.

Fitria diam sambil memasukkan buku tersebut kedalam tas ranselnya. Fitria kesal dengan sikap Salma..

"Jawab dong!!!" Rayu Salma.

Fitria tak mengubris Salma, ia malah membuka laptop dan mengerjakan tuganya kembali, tahu sahabatnya merajuk Salma duduk disamping Fitria, dengan kasih sayang sahabat, ia merangkul pundak Fitria.

"Iya, iya aku minta maaf, janji nggak ngulangin lagi deh."

Fitria masih tidak merespon, Salma bingung harus bagaimana lagi, dia merasa sangat bersalah dengan sikapnya.

"Percuma, kamu kan udah tahu isinya semua."

Fitria mulai membuka suara, tapi tatapannya masih memperlihatkan tidak suka kepada Salma. "Kamu kan pernah bilang ke aku, kalau kita harus izin dulu letika mau pinjam ataupun minta sesuatu ke orang lain. Kalau tidak meminta izin terlebih dahulu nanti Allah nggak ngizinin kita masuk syurga karena orang tersebut tidak ridho dengan apa yang kita lakukan.

"Iya aku masih ingat kok Fit, tapi rasa penasaran aku terlalu tinggi dan aku jarang sekali kamu lihatin aku buku seperti itu, Salma tau begitupun sebaliknya.

"Aku minta maaf deh, dan aku tidak akan ngebocorin hal ini kepada seiapapun, kita sahabat dan satu sama lain kita harus saling menjaga rahasia janji." Salma menunjukan jari kelingking nya ke Fitria.

Fitria melakukan hal yang sama dan menautkan jarinya ke jari Salma. Mereka berdua tersenyum dan berpelukan.

"Kamu mau maafin aku Fit, tanya Salma

"Iya, aku maafin ."

Mereka berdua semakin mempererat pelukannya.

Salma akan menjadi sosok sahabat yang baik bagi Fitria, begitu pun sebaliknya, megubah tangis menjadi senyuman dikala salah satu dari mereka telah di rundung duka. Dan prinsip mereka adalah adanya kasih sayang dan cinta, berjalan dijalanNya hingga ke Jannah-Nya.

Dimalam hari yang sunyi ini, sesudah makan malam dan sholat isya, Salma merenung di balkon kamarnya. Memikirkan sesuatu yang sangat tidak ada manfaatnya bagi dia.. Salma masih mengingat kajadian tadi siang saat ia mebuka buku Diary milik Fitria, ternyata Fitria suka dengan Fadli, ada rasa sesak dihati Salma saat itu, tapi ia bersikap biasa saja. Salma tidak ingin egois kepada Fitria. Dia rela jika akhirnya Fitria akan bersama Fadli, dia akan berdoa yang terbaik bagi sahabatnya. Dia harus merelakan semuanya. Mulai sekarang Dia akan berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada- Nya, jodoh sudah ditangan Allah, jika memang Fadli jodohnya Allah pasti akan mendekatkannya, jika bukan, Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuknya. Salma ikhlas dan inilah akhir dari kisah cinta dalam diamnya, mengikhlaskan adalah hal yang terbaik yang ia lakukan.

* * * * *

Assalamu'alaikum Manteman🤗
Masih Setiakan Baca Cerita Aku😉😁Hehehee Terimakasih Ya,Yang Udah Stay Baca🙏🏻

Jazakumullah Khoiron Kastiron 🤗

Wassalamu'alaikum 🙏🏻

JAUH DIMATA DEKAT DIDOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang