Part 17✨

152 8 0
                                    

Semakin kau sering bertemu dengannya, semakin sulit untuk melupakannya.

~ Jauh Dimata Dekat Didoa ~

Angin pagi dan gemericik air dari langit Fadli menggeratkan jaket yang dikenakannya. Pasalnya semalam hujan turun sangat deras dan pagi ini cuaca masih dingin. Fadli mulai masuk kedalam mobil dan keluar dari area pesantren. Saat ini ia sering disibukan dengan kegiatan - kegiatan di pesantren, karena Abinya yang sering sakit - sakitan membuatnya harus bisa membagi waktu antara kuliah dan mengajar di pesantren, walaupun di pesantren sudah ada para ustadz dan ustadzah yang mengajar anak - anak mengaji, akan tetapi mereka juga butuh seorang pemimpin.

Pesantren yang dimiliki oleh Almarhum Ayah dari Abinya merupakan pesantren yang sangat terkenal di kota Karawang, di pesantren itu terdiri dari sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Juga ditambah dengan masjid, lapangan dan perpustakaan yang terdiri dari dua, yaitu untuk akhwat dan ikhwan. Banyak sekali disana orang - orang yang masuk pesantren sekaligus sekolah disana.

Fadli harus segera sampai dirumah sakit, saat ini ia harus menjalankan coas. Fadli mempertajam pendangannya karena air hujan turun dengan derasnya membuat kaca mobil menjadi buram, walaupun sudah ada windscreen wiper tapi tetap saja susah.

Sesampainya dirumah sakit, Fadli berjalan sedikit cepat, karena ia sudah agak telat, suasana rumah sakit masih agak sepi, soal nya para penjenguk pasien biasanya paling ramai datang jika sore ataupun malam hari.

"Fadli!" Teriak seseorang dari jauh, Fadli yang berjalan berhenti sejenak dan menoleh ke asal suara.

"Alba? Ada apa ? Tanya Fadli.

Gadis itu tidak langsung menjawab pertanyaannya, membuat Fadli ingin sekali meninggalkannya, akan tetapi itu pasti sangat tidak sopan.

"Mmmmmm...... Fad, nanti sore kamu bisa nggak ke kafe depan rumah sakit?" Tanyanya setelah beberapa detik membisu.

Fadli berpikir sejenak, Alba yang di depannya ini adalah teman coasnya, yang selalu saja meminta perhatian atau sok manja kepada Fadli, Alba memang suka dengan Fadli sejak pertama kali ia bertemu dirumah sakit.

"Gimana Fad?" Tanya Alba saat Fadli tak kunjung memberi jawaban.

"Afwan Al, aku nggak bisa, nanti setelah dari rumah sakit, aku harus ke kampus lagi. Afwan ya." Ucap Fadli, dia melirik arloji nya, dan dia sudah telat. "Aku permisi dulu." Fadli berlalu dari hadapan Alba.

Sedangkan Alba menantap punggung Fadli yang kian lama semakin menjauh dengan tatapan kecewa.

"Ini baru permulaan Fad, aku pasti akan mendapatkanmu." Ucap Alba dengan nada mengancam. Setelah itu ia pergi dari tempat tersebut.

Keesokan harinya Salma memasuki koridor kampus untuk menuju ke kelasnya, kampus sudah cukup ramai dengan para mahasiswa dan mahasiswi. Hujan lebat membuat Salma sedikit telat karena jalan yang macet terkena banjir. Dia terus berjalan dan sampai di depan kelas. Dia masuk kedalam, tidak terlihat Fitria disana, biasanya Fitria yang selalu duluan berangkat, tapi kemana dia hari ini?

Salma duduk di bangku nomer dua dari depan dan mengambil ponselnya didalam tas dan mengetik pesan kepada Fitria.

Salma : Assalamu'alaikum, Fit kamu dimana? Aku udah dikelas, ini mau masuk lho.

Send.

Beberapa detik kemudian ada notifikasi pesan dari Fitria, dengan cepat ia membuka pesan tersebut.

Fitria : Wa'alaikumusalam Warohmatullah, aku dirumah, aku tidak masuk sekarang, badan aku panas, tolong izinin sama dosen ya.

Salma sedih melihat pesan itu, padahal kemarin baru saja Fitria dirumahnya, mungkin cuaca saat ini tidak mendukung dan banyak di luar sana yang sakit. Cuaca seperti ini harusnya mereka menjaga kesehatan dan memperbanyak aktivitas - aktivitas yang positif.

Saat dosen masuk ke kelas, Salma memasukkan ponsel kedalam tasnya dan mengambil buku. Semasa pembelajaran Salma tidak bisa focus dengan materi yang diberikan oleh dosen.

Pikirannya terus saja kearah Fitria, ingin sekali ia pulang sekarang dan segera ke rumah Fitria. Para mahasiswa sangat bosan dengan pelajaran ini, ada yang tidur, bermain hp, diam - diam, bahkan ada yang surat - menyurat dengan temannya.

Dua jam dosen menyelesaikan ceramahnya, para mahasiswa bernafas lega dan merenggangkan otot - otot nya. Salma mulai memasukkan buku - buku kedalam tas nya dan pergi menuju ketempat parkir, sebelumnya ia juga sempat pergi ke kelas Aisyah untuk memberitahu bahwa Fitria sakit.

"Assalamu;alaikum Syah."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullah, Salma? Kok ada disini? Tanya Aisyah.

Mereka duduk di taman depan kelas Aisyah.

" Iya, aku mau ngasih tau ke kamu kalau Fitria sakit, dia dirumah, aku mau ngajak kamu, kamu mau kan?"

"Afwan, Salma, aku tidak bisa, tadi Kak Arsyad bilang sama aku dia mau ngajak aku ketemu sama ummi nya. Sudah lama aku tidak bertemu sama ummi."

Salma tau jika Aisyah kenal dekat dengan Arsyad, pasalnya Aisyah menceritakan semuanya dari saat Aisyah kecil bersama Arsyad. Sungguh menyenangkan masa kecil mereka yang selalu bahagia.

"Ma, kok ngelamun?" Tanya Aisyah saat melihat Salma menatap kearah depan dengan tatapan kosong." Kamu marah ya sama aku?" Tanyanya lagi.

"Nggak ko Syah, yasudah tidak apa - apa kalau kamu tidak bisa, aku kesana nya bisa sendiri kok." Ucap Salma sambil mengulum senyuman. " Yasudah kalau begitu aku pamit ya, oh ya mungkin kamu diajak ketemu ummi nya Arsyad, Aisyah mau diajak nikah kali ya, hehehehehe." Kata Salma mencoba menggoda Aisyah.

Aisyah tersipu malu, pipinya sudah merah.

"Kamu pakai blush - on ya? Pipi kamu merah banget lho." Salma semakin menggoda Aisyah, Aisyah, Aisyah menepuk - nepuk pipinya membuat Salma terkekeh.

"Yasudah biasa aja dong, aku pamit. Assalamu'alaikum." Ucapnya sambil berinjak dari duduknya.

"Wa'alaikumussalam."

Salma tau jika Aisyah ada rasa dengan Arsyad setiap kali membicarakan soal Arsyad, yang kini menjadi saudara nya atas pernikahan kakak Arsyad dengan Om Salma. Aisyah selalu malu - malu.

Salma berjalan menuju kearah parkiran motor, saat berjalan ia membawa buku - buku yang berada ditangannya, Salma mencoba menata buku tersebut saat salah satu bukunya akan jatuh, sambil berjalan ia menata buku tersebut dan tidak melihat kearah depan.

"Yaa Allah, susah banget ini." Keluhnya.

Tiba-tiba saja dari depan ada yang menabraknya dan buku - buku itu terjatuh semua. Salam tidak sempat melihat orang yang didepannya, dia fokus mengambil buku - buku tersebut sambil meminta maaf.

"Afwan saya tidak sengaja." Ucapnya masih memunguti buku - buku tersebut. Orang didepannya juga mengambil buku - buku tersebut.

Saat selesai Salma dan orang yang didepannya berdiri tapi Salma masih sibuk menata buku itu. Saat orang didepannya tadi memberikan buku tersebut. Salma mendongakan kepalanya. Sungguh saat melihat wajahnya ia terkejut bukan main, detak jantung nya berdegub diatas batas normal.

Seseorang yang baru saja ia harus lupakan,karena sahabatnya menyukainya. Seseorang yang selalu ia sebut namanya dikala ia bersujud kepada Allah, dan ia ingin melupakannya. Tapi mengapa, takdir mempertemukan Salma dengan Dia? Itu semakin sulit Salma melepaskannya.

* * * * *

Assalamu'alaikum, Teman-Teman Semua nya🤗Jangan lupa Voment Ya Teman-Teman😂Heheehe gratis kan Voment nya juga😁

Gimana nih kak, Cerita nya?Salma sudah belajar melupakan Fadli kan? Hmmm, tapi apakah Salma 100% akan melupakan nya?

Intinya, jangan lupa baca part selanjutnya ya kak😉 Terimakasih 🙏🏻

Wassalamu'alaikum 🤗

Jum'at, 01 Mei 2020🍃

JAUH DIMATA DEKAT DIDOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang